Teks -- Efesus 4:12-32 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Ef 4:13 - KESATUAN IMAN.
Nas : Ef 4:13
Dalam pasal Ef 4:1-32 Paulus mengajarkan bahwa "kesatuan Roh"
(ayat Ef 4:3) dan "kesatuan iman" dipelihara dan disempurnakan dengan:
...
Nas : Ef 4:13
Dalam pasal Ef 4:1-32 Paulus mengajarkan bahwa "kesatuan Roh" (ayat Ef 4:3) dan "kesatuan iman" dipelihara dan disempurnakan dengan:
- (1) menerima hanya iman dan amanat para rasul, nabi, penginjil, gembala, dan pengajar PB (ayat Ef 4:11-12);
- (2) bertumbuh dalam kasih karunia, maju menuju kedewasaan rohani dan bertumbuh di dalam segala hal ke arah Kristus (ayat Ef 4:15), dan dipenuhi dengan segenap kepenuhan Kristus dan Allah (ayat Ef 4:13; bd. Ef 3:19);
- (3) tidak lagi menjadi anak-anak yang menerima "rupa-rupa angin pengajaran", tetapi yang sebaliknya memiliki pengetahuan akan kebenaran yang dengannya menolak guru-guru palsu (ayat Ef 4:14-15);
- (4) mempertahankan dan memberitakan kebenaran yang dinyatakan dalam Alkitab dengan kasih (ayat Ef 4:15); dan
- (5) hidup dalam "kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (ayat Ef 4:24; bd. ayat Ef 4:17-32).
Full Life: Ef 4:14 - BUKAN LAGI ANAK-ANAK.
Nas : Ef 4:14
Dalam ayat Ef 4:13-15 Paulus mendefinisikan orang yang "dewasa"
rohaninya sebagai mereka yang memiliki kepenuhan Kristus.
1) Men...
Nas : Ef 4:14
Dalam ayat Ef 4:13-15 Paulus mendefinisikan orang yang "dewasa" rohaninya sebagai mereka yang memiliki kepenuhan Kristus.
- 1) Menjadi dewasa rohani berarti bukan menjadi anak-anak yang mudah goyah, mudah tertipu oleh ajaran palsu dari orang lain dan mudah terpengaruh oleh pameran keahlian yang licik. Orang tetap menjadi anak-anak apabila pengertian dan pengabdian mereka kepada kebenaran alkitabiah tidak memadai (ayat Ef 4:14-15).
- 2) Menjadi dewasa secara rohani meliputi "berpegang kepada kebenaran di dalam kasih" (versi Inggris NIV -- "berbicara kebenaran di dalam kasih"), (ayat Ef 4:15). Kebenaran Injil sebagaimana terdapat dalam PB harus dipegang di dalam kasih, diberitakan dengan kasih dan dipertahankan dalam roh kasih. Kasih itu pertama-tama ditujukan kepada "Kristus" (ayat Ef 4:15), kemudian kepada gereja (ayat Ef 4:16) dan kepada satu sama lain (ayat Ef 4:32; bd. 1Kor 16:14).
Full Life: Ef 4:15 - KEBENARAN DI DALAM KASIH.
Nas : Ef 4:15
Mempertahankan kesatuan iman (ayat Ef 4:13) harus dilandaskan
pada kasih aktif yang berusaha untuk menyelesaikan berbagai persoalan d...
Nas : Ef 4:15
Mempertahankan kesatuan iman (ayat Ef 4:13) harus dilandaskan pada kasih aktif yang berusaha untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan membereskan perbedaan pendapat melalui kesetiaan dan ketaatan kepada Kristus dan Firman-Nya. Ini berarti bahwa mempertahankan dan membicarakan kebenaran PB dalam kasih harus mendahului kesetiaan kepada berbagai lembaga, tradisi, dan tokoh Kristen atau gereja yang tampak. Setiap usaha untuk mempertahankan persatuan atau kesatuan tidak boleh meniadakan Firman Allah atau dilandaskan pada pengurangan tuntutan kebenaran alkitabiah (ayat Ef 4:14). Kesetiaan kepada Alkitab mungkin berarti pemisahan dari sebagian gereja yang tampak tidak setia lagi kepada Kristus dan doktrin rasuli
(lihat cat. --> Ef 2:20).
[atau ref. Ef 2:20]
Kemudian Roh Kudus akan memulai pembentukan sebuah gereja baru yang setia kepada Kristus dan kebenaran PB yang asli.
Full Life: Ef 4:30 - MENDUKAKAN ROH KUDUS.
Nas : Ef 4:30
Roh Kudus yang tinggal di dalam diri orang percaya (Rom 8:9;
1Kor 6:19), adalah Oknum yang dapat mengalami duka atau kesedihan yang
m...
Nas : Ef 4:30
Roh Kudus yang tinggal di dalam diri orang percaya (Rom 8:9; 1Kor 6:19), adalah Oknum yang dapat mengalami duka atau kesedihan yang mendalam sebagaimana halnya Yesus ketika Dia menangisi Yerusalem atau bersedih pada peristiwa lainnya (Mat 23:37; Mr 3:5; Luk 19:41; Yoh 11:35).
- 1) Orang percaya mendukakan Roh Kudus apabila mereka mengabaikan kehadiran, suara, atau pimpinan-Nya (Rom 8:5-17; Gal 5:16-25; 6:7-9).
- 2) Mendukakan Roh Kudus membawa kepada penolakan Roh Kudus
(Kis 7:51); yang seterusnya menghasilkan pemadaman api Roh
(1Tes 5:19), dan akhirnya menghina Roh kasih karunia
(Ibr 10:29). Tindakan terakhir ini dapat dihubungkan dengan hal
menghujat Roh, sesuatu yang tidak bisa diampuni
(lihat cat. --> Mat 12:31).
[atau ref. Mat 12:31]
Jerusalem: Ef 4:1-16 - -- Dalam bagian ini Paulus berturut-turut menunjuk tiga bahaya yang mengancam persatuan Gereja: Perselisihan antara orang Kristen sendiri, Efe 4:1-3; pem...
Dalam bagian ini Paulus berturut-turut menunjuk tiga bahaya yang mengancam persatuan Gereja: Perselisihan antara orang Kristen sendiri, Efe 4:1-3; pembagian tugas perlu, Efe 4:7-11; pengajaran sesat dari pihak kaum bidaah Efe 4:14-15. Dengan ketiga bahaya itu diperlawankan asas dan pelaksanaan persatuan di dalam Kristus, Efe 4:4-6,12-13,16.
Jerusalem: Ef 4:12 - orang-orang kudus Yang dimaksud di sini dengan istilah itu kiranya para misionaris dan pengajar lainnya, bdk Efe 3:5. Tetapi mungkin juga bahwa Paulus berpikir kepada s...
Jerusalem: Ef 4:13 - kedewasaan penuh ... Terjemahan ini agak bebas, sebab memanglah teks Yunani sukar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ungkapan "kedewasaan penuh" menterjemahkan teks ...
Terjemahan ini agak bebas, sebab memanglah teks Yunani sukar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ungkapan "kedewasaan penuh" menterjemahkan teks Yunani yang secara harafiah diterjemahkan sebagai berikut: orang sempurna. Yang dimaksudkan bukanlah orang Kristen yang secara pribadi sudah sampai ke tingkat kesempurnaan. "Orang sempurna" itu kiranya mempunyai arti kolektip, sehingga yang dimaksudkan entah Kristus sendiri yang sebagai "Manusia Baru" merupakan pra-lambang semua orang yang sudah "lahir kembali", Efe 2:15+, entah seluruh Kristus, yaitu Kepala, Efe 4:15; 1:22; Kol 1:18, beserta anggota-anggota Efe 4:16; 5:30, yang merupakan Tubuh Kristus, 1Ko 12:12+.
Var: bagian.
Var: telah kehilangan pengharapan
Jerusalem: Ef 4:19 - dengan serakah segala macam kecemaran Terjemahan lain: segala macam kecemaran dan keserakahan.
Terjemahan lain: segala macam kecemaran dan keserakahan.
Jerusalem: Ef 4:21 - dalam Yesus Seperti juga diketengahkan dalam Kol 2:6, Kristus yang sesungguhnya tidak lain dari Yesus sejarah, yang wafat dan dibangkitkan guna menciptakan kita k...
Seperti juga diketengahkan dalam Kol 2:6, Kristus yang sesungguhnya tidak lain dari Yesus sejarah, yang wafat dan dibangkitkan guna menciptakan kita kembali di dalam diriNya.
Jerusalem: Ef 4:24 - mengenakan manusia baru Setiap orang harus mengenakan "Manusia Baru", Efe 2:15+, supaya diciptakan kembali di dalamnya, bdk Gal 3:27; Rom 13:14. Di tempat lain Paulus berkata...
Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini.
Var: iman.
Jerusalem: Ef 4:30 - mendukakan Roh Kudus Roh Kudus yang merupakan ikatan tunggal dari Tubuh Kristus yang tunggal, Efe 4:4; 1Ko 12:13, "didukakan" oleh segala sesuatunya yang merusakkan persat...
Var: mengampuni kita.
Ende: Ef 4:15 - Manusia sempurna Jang dimaksudkan, pertama-tama umat Kristus (geredja) dalam
keseluruhannja, jaitu tubuh mistik Kristus. Tubuh mistik barulah sempurna
(penuh) kalau se...
Jang dimaksudkan, pertama-tama umat Kristus (geredja) dalam keseluruhannja, jaitu tubuh mistik Kristus. Tubuh mistik barulah sempurna (penuh) kalau seluruh umat manusia telah masuk dan tiap-tiap anggota mentjapai kesempurnaan hidupnja.
Ende: Ef 4:16 - Dari dalam Dialah Kristus sebagai kepala tubuh, bukan sadja menguasai dan
memimpin umat, melainkan Ia jang mempunjai seluruh kepenuhan Allah, mengalirkan
kepenuhan hidu...
Kristus sebagai kepala tubuh, bukan sadja menguasai dan memimpin umat, melainkan Ia jang mempunjai seluruh kepenuhan Allah, mengalirkan kepenuhan hidupNja djuga kedalam segala anggota.
Ende: Ef 4:16 - Sendi-sendi Dengan itu tentu dimaksudkan petugas-petugas jang disebut dalam
Efe 4:11. Mereka bertugas memelihara dan meneguhkan kesatuan umat dan
melalui mereka K...
Dengan itu tentu dimaksudkan petugas-petugas jang disebut dalam Efe 4:11. Mereka bertugas memelihara dan meneguhkan kesatuan umat dan melalui mereka Kristus membagikan rahmatNja.
Ende: Ef 4:17-19 - -- Apa jang dikatakan dalam ketiga ajat ini, lebih luas dibitjarakan dalam Rom 1:18-32.
Apa jang dikatakan dalam ketiga ajat ini, lebih luas dibitjarakan dalam Rom 1:18-32.
Ende: Ef 4:20 - Mengenal Kristus jaitu adjaran dan tjita-tjitaNja.
"Dalam Jesus", jaitu dalam Kristus semasa Ia hidup sebagai manusia jang bernama
Jesus diatas bumi.
jaitu adjaran dan tjita-tjitaNja.
"Dalam Jesus", jaitu dalam Kristus semasa Ia hidup sebagai manusia jang bernama Jesus diatas bumi.
jaitu tabiat, tjara berpikir dan sikap hidup sebelum bertobat.
Ende: Ef 4:24 - Manusia baru Itulah pada dasarnja dan hakekatnja manusia jang telah lahir
baru dalam permandian, mendjadi anak Allah. Hidup ini adalah tersembunji dalam
batin. Tet...
Itulah pada dasarnja dan hakekatnja manusia jang telah lahir baru dalam permandian, mendjadi anak Allah. Hidup ini adalah tersembunji dalam batin. Tetapi, dan inilah maksud Paulus, hidup lahiriah harus disesuaikan dengan martabat baru jang seluhur dan semulia itu. Untuk mentjapai tudjuan dan tjita-tjita itu, manusia harus turut berusaha, harus sendiri "membaharui" dirinja dan "mengenakan" tabiat manusia baru jang sesuai dengan adjaran dan tjita-tjita Indjil.
Ende: Ef 4:25 - Anggota satu terhadap jang lain Segala anggota membutuhkan sokongan dari
jang lain dan jang satu bergantung pada jang lain.
Segala anggota membutuhkan sokongan dari jang lain dan jang satu bergantung pada jang lain.
Ende: Ef 4:26 - Biar naik darah Aslinja: marahilah dan djangan berdosa".
Kemarahan timbul sendiri dan kadang-kadang berguna, tetapi djangan sampai
merugikan orang.
Aslinja: marahilah dan djangan berdosa".
Kemarahan timbul sendiri dan kadang-kadang berguna, tetapi djangan sampai merugikan orang.
Ende: Ef 4:26 - Djangan matahari terbenam diatas kemarahanmu Maksudnja: ketika matahari
terbenam segala rasa bentji harus turut melenjap. Kami terdjemahkan kata demi
kata. Demikian lazim dalam segala bahasa, seh...
Maksudnja: ketika matahari terbenam segala rasa bentji harus turut melenjap. Kami terdjemahkan kata demi kata. Demikian lazim dalam segala bahasa, sehingga ungkapan itu dalam bentuk aslinja mendjadi suatu peribahasa umum.
Ende: Ef 4:30 - Untuk hari penebusan Hari itu ialah hari kiamat. "Penebusan" disini
berarti: penebusan genap. Penebusan barulah genap ketika kita masuk kemuliaan
abadi, dan "tubuh" djuga...
Hari itu ialah hari kiamat. "Penebusan" disini berarti: penebusan genap. Penebusan barulah genap ketika kita masuk kemuliaan abadi, dan "tubuh" djuga dibebaskan dari akibat-akibat dosa dan turut dimuliakan.
Batjalah 1Te 4:13-18 dan 1Ko 15.
Ende: Ef 4:31 - Kepahitan hati perasaan bentji dan dendam kesumat, jang mudah melahirkan
perkataan dan tindakan-tindakan penghinaan kedji, pun menimbulkan perasaan
pahit pada orang ...
perasaan bentji dan dendam kesumat, jang mudah melahirkan perkataan dan tindakan-tindakan penghinaan kedji, pun menimbulkan perasaan pahit pada orang jang dihinakan.
Ende: Ef 4:31 - Teriakan Tafsirannja jakni: kata-kata penghinaan dengan suara keras (bentak-bentak)
dimuka orang.
Tafsirannja jakni: kata-kata penghinaan dengan suara keras (bentak-bentak) dimuka orang.
Ende: Ef 4:31 - Kedjahatan hati Artinja disini: bersikap dan bertindak djahat terhadap
sesamanja. Lawannja: baik-hati.
Artinja disini: bersikap dan bertindak djahat terhadap sesamanja. Lawannja: baik-hati.
Ref. Silang FULL: Ef 4:12 - bagi pembangunan // tubuh Kristus · bagi pembangunan: Rom 14:19; Rom 14:19
· tubuh Kristus: 1Kor 12:27; 1Kor 12:27
· bagi pembangunan: Rom 14:19; [Lihat FULL. Rom 14:19]
· tubuh Kristus: 1Kor 12:27; [Lihat FULL. 1Kor 12:27]
Ref. Silang FULL: Ef 4:13 - mencapai kesatuan // Anak Allah // kedewasaan penuh // kepenuhan Kristus · mencapai kesatuan: Ef 4:3,5
· Anak Allah: Fili 3:8; Fili 3:8
· kedewasaan penuh: 1Kor 2:6; 1Kor 2:6; Kol 1:28
· kepenuha...
Ref. Silang FULL: Ef 4:14 - lagi anak-anak // yang diombang-ambingkan // dalam kelicikan · lagi anak-anak: 1Kor 14:20; 1Kor 14:20
· yang diombang-ambingkan: Yes 57:20; Yak 1:6
· dalam kelicikan: Ef 6:11
· lagi anak-anak: 1Kor 14:20; [Lihat FULL. 1Kor 14:20]
· yang diombang-ambingkan: Yes 57:20; Yak 1:6
· dalam kelicikan: Ef 6:11
Ref. Silang FULL: Ef 4:15 - dalam kasih // adalah Kepala · dalam kasih: Ef 4:2,16; Ef 1:4
· adalah Kepala: Ef 1:22; Ef 1:22
Ref. Silang FULL: Ef 4:16 - menerima pertumbuhannya // membangun dirinya // dalam kasih · menerima pertumbuhannya: Kol 2:19
· membangun dirinya: 1Kor 12:7
· dalam kasih: Ef 4:2,15; Ef 1:4
Ref. Silang FULL: Ef 4:17 - hidup lagi // dengan pikirannya · hidup lagi: Ef 2:2
· dengan pikirannya: Rom 1:21
Ref. Silang FULL: Ef 4:18 - dan pengertiannya // dengan Allah // kedegilan hati · dan pengertiannya: Ul 29:4; Rom 1:21
· dengan Allah: Ef 2:12
· kedegilan hati: 2Kor 3:14
Ref. Silang FULL: Ef 4:19 - Perasaan // menyerahkan diri // hawa nafsu · Perasaan: 1Tim 4:2
· menyerahkan diri: Rom 1:24
· hawa nafsu: Kol 3:5; 1Pet 4:3
Ref. Silang FULL: Ef 4:22 - harus menanggalkan // manusia lama // oleh nafsunya · harus menanggalkan: Ef 4:25,31; Kol 3:5,8,9; Yak 1:21; 1Pet 2:1
· manusia lama: Rom 6:6; Rom 6:6
· oleh nafsunya: Yer 17:9; Ibr...
· harus menanggalkan: Ef 4:25,31; Kol 3:5,8,9; Yak 1:21; 1Pet 2:1
Ref. Silang FULL: Ef 4:24 - dan mengenakan // manusia baru // dan kekudusan · dan mengenakan: Rom 13:14; Rom 13:14
· manusia baru: Rom 6:4; Rom 6:4
· dan kekudusan: Ef 2:10
Ref. Silang FULL: Ef 4:25 - berkatalah benar // sesama anggota · berkatalah benar: Mazm 15:2; Im 19:11; Za 8:16; Kol 3:9
· sesama anggota: Rom 12:5; Rom 12:5
· beri kesempatan: 2Kor 2:10,11
Ref. Silang FULL: Ef 4:28 - ia bekerja // dengan tangannya // yang berkekurangan · ia bekerja: Kis 20:35
· dengan tangannya: 1Tes 4:11
· yang berkekurangan: Gal 6:10
Ref. Silang FULL: Ef 4:29 - dari mulutmu // untuk membangun · dari mulutmu: Mat 12:36; Ef 5:4; Kol 3:8
· untuk membangun: Rom 14:19; Rom 14:19
Ref. Silang FULL: Ef 4:30 - Kudus Allah // telah memeteraikan // hari penyelamatan · Kudus Allah: Yes 63:10; 1Tes 5:19
· telah memeteraikan: 2Kor 1:22; 5:5; Ef 1:13
· hari penyelamatan: Rom 8:23
· Kudus Allah: Yes 63:10; 1Tes 5:19
· telah memeteraikan: 2Kor 1:22; 5:5; Ef 1:13
· hari penyelamatan: Rom 8:23
Ref. Silang FULL: Ef 4:31 - hendaklah dibuang // segala kejahatan · hendaklah dibuang: Ef 4:22; Ef 4:22
· segala kejahatan: Kol 3:8; 1Pet 2:1
Ref. Silang FULL: Ef 4:32 - ramah seorang // mengampuni kamu · ramah seorang: 1Pet 3:8
· mengampuni kamu: Mat 6:14,15; Kol 3:12,13
· ramah seorang: 1Pet 3:8
· mengampuni kamu: Mat 6:14,15; Kol 3:12,13
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Ef 4:2-16; Ef 4:17-32
Matthew Henry: Ef 4:2-16 - Nasihat Supaya Bersatu; Alasan-alasan untuk Bersatu Nasihat Supaya Bersatu; Alasan-alasan untuk Bersatu (4:2-16)
Dalam perikop ini Rasul Paulus melanjutkan dengan nasihat-nasihat yang lebih khusus. D...
Nasihat Supaya Bersatu; Alasan-alasan untuk Bersatu (4:2-16)
- Dalam perikop ini Rasul Paulus melanjutkan dengan nasihat-nasihat yang lebih khusus. Dua nasihat dijabarkannya dalam pasal ini: supaya bersatu dan mengasihi, dan supaya hidup murni dan kudus, yang harus sungguh-sungguh diusahakan oleh orang Kristen. Kita tidak hidup berpadanan dengan panggilan kita jika kita tidak menjadi kawan-kawan yang setia bagi semua orang Kristen, dan menjadi musuh bebuyutan bagi semua dosa. Bagian ini berisi nasihat untuk saling mengasihi, bersatu, dan rukun beserta sarana dan dorongan yang tepat untuk mengusahakannya. Tidak ada hal lain yang ditekankan kepada kita secara lebih sungguh-sungguh dalam Kitab Suci selain hal ini. Kasih adalah hukum Kerajaan Kristus, pelajaran di perguruan-Nya, dan pakaian kebesaran keluarga-Nya. Perhatikanlah,
- I. Sarana kesatuan: rendah hati, lemah lembut, sabar, dan menunjukkan kasih dalam hal saling membantu (ay. 3). Rendah hati di sini berarti menganggap diri sendiri kecil, yang berlawanan dengan kesombongan. Lemah lembut berarti sikap jiwa yang unggul, yang membuat orang tidak mau memanas-manasi orang lain, dan tidak mudah dipanas-panasi atau merasa tersinggung oleh kelemahan-kelemahan mereka. Lemah lembut berlawanan dengan kebencian dan kekesalan yang penuh amarah. Sabar berarti tabah menghadapi perlakuan orang lain yang menyakiti, tanpa berniat membalas dendam. Menunjukkan kasih dalam hal saling membantu berarti menanggung kelemahan orang lain berdasarkan asas kasih, sehingga kita tidak berhenti mengasihi mereka oleh karena kelemahan-kelemahan ini. Orang-orang Kristen yang terbaik perlu saling menanggung beban, dan mengambil yang terbaik dari satu sama lain, menggugah satu sama lain untuk berbuat baik, dan bukan memancing amarah. Dalam diri kita sendiri, ada banyak hal yang sulit untuk kita maafkan. Dan karena itu, janganlah kita menganggapnya kelewatan jika kita menemukan dalam diri orang lain hal yang sukar untuk kita maafkan. Sebaliknya, kita harus mengampuni mereka sebagaimana kita mengampuni diri kita sendiri. Nah, tanpa semuanya ini, kesatuan tidak bisa dijaga. Langkah pertama menuju kesatuan adalah kerendahan hati. Tanpa kerendahan hati, tidak akan ada kelemahlembutan, kesabaran, atau hal saling membantu. Dan tanpa semuanya ini, tidak akan ada kesatuan. Kesombongan dan amarah menghancurkan kedamaian, dan menimbulkan segala kejahatan. Sebaliknya, kerendahan hati dan kelemahlembutan mengembalikan kedamaian, dan menjaganya. Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi kerendahan hati menimbulkan kasih. Semakin kita rendah hati, semakin kita sehati dan sepikiran. Kita tidak hidup dengan cara yang berpadanan dengan panggilan hidup kita jika kita tidak lemah lembut dan rendah hati. Sebab Dia yang oleh-Nya kita dipanggil, Dia yang kepada-Nya kita dipanggil, terkenal akan kelemahlembutan dan kerendahan hati-Nya, dan telah memerintahkan kita untuk belajar dari-Nya dalam hal ini.
- II. Hakikat dari kesatuan yang ditetapkan Rasul Paulus itu: kesatuan Roh (ay. 3). Pusat kesatuan kristiani terdapat di dalam hati atau roh. Kesatuan itu tidak terdapat pada satu rangkaian pemikiran, atau satu bentuk dan cara ibadah, melainkan pada satu hati dan satu jiwa. Kesatuan hati dan kasih sayang ini bisa dikatakan berasal dari Roh Allah. Kesatuan itu dikerjakan oleh-Nya, dan merupakan salah satu buah Roh. Inilah yang harus berusaha kita jaga. Berusaha adalah sebuah kata Injili. Kita harus mengusahakannya sekuat tenaga. Jika orang lain mengajak kita bertengkar, kita harus berusaha sedapat mungkin untuk tidak bertengkar dengannya. Jika orang lain merendahkan dan membenci kita, kita tidak boleh merendahkan dan membencinya. Oleh ikatan damai sejahtera. Damai sejahtera adalah suatu ikatan, karena menyatukan orang-orang dan membuat mereka bersikap ramah satu terhadap yang lain. Kecenderungan hati dan perilaku yang cinta damai mengikat orang-orang Kristen bersama-sama, sedangkan perselisihan dan pertikaian mencerai-beraikan hati dan kasih sayang mereka. Sejumlah besar lidi, kalau diikat bersama-sama, akan menjadi kuat. Ikatan damai sejahtera adalah kekuatan dari suatu kumpulan. Bukan berarti bahwa semua orang baik, dan semua anggota masyarakat, harus sama dalam segala hal, sama besar, sama perasaan, dan sama penilaian. Itu tidak terbayangkan. Tetapi ikatan damai sejahtera menyatukan mereka semua, kendati mereka berbeda-beda. Dalam seikat sapu lidi, besar dan kuat masing-masing lidi itu berbeda-beda. Akan tetapi, apabila mereka diikat bersama-sama oleh satu ikatan, mereka lebih kuat dari apa saja, bahkan dari yang paling besar dan paling kuat sekalipun di antara mereka.
- III. Alasan-alasan yang tepat untuk mengusahakan kesatuan dan kerukunan kristiani ini. Rasul Paulus menekankan sejumlah alasan, untuk mengajak kita agar mengusahakannya.
- 1. Lihatlah betapa banyak macam kesatuan yang penuh dengan sukacita dan kemuliaan iman Kristen yang kita akui. Harus ada satu hati. Sebab ada satu tubuh, dan satu Roh (ay. 4). Kalau dalam satu tubuh ada dua hati, bagaimana jadinya? Jika hanya ada satu tubuh, maka semua yang menjadi milik tubuh itu harus mempunyai satu hati. Gereja yang am adalah satu tubuh rohani Kristus, dan semua orang Kristen yang baik hanya merupakan satu tubuh saja, yang dipadukan oleh satu peraturan, yaitu peraturan Injil, dihidupkan oleh satu Roh, Roh Kudus yang sama yang dengan segala karunia dan anugerah-Nya menggerakkan, menghidupkan, dan mengatur tubuh itu. Jika kita menjadi milik Kristus, kita semua dihidupkan oleh Roh yang satu dan sama, dan karena itu kita haruslah satu. Sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Pengharapan disebutkan di sini karena apa yang menjadi sasarannya, apa yang diharapkan, yaitu harta pusaka sorgawi. Untuk mengharapkan harta itulah kita dipanggil. Semua orang Kristen dipanggil untuk memperoleh pengharapan akan hidup kekal yang sama. Ada satu Kristus yang di dalam-Nya mereka semua berharap, dan satu sorga yang mereka semua harapkan. Oleh karena itu, mereka harus satu hati. Satu Tuhan (ay. 5), yaitu Kristus, Kepala jemaat, yang kepada-Nya, menurut ketetapan Allah, semua orang Kristen langsung tunduk. Satu iman, yaitu Injil, yang berisi ajaran iman Kristen. Atau, anugerah iman yang sama (iman di dalam Kristus) yang dengannya semua orang Kristen diselamatkan. Satu baptisan, yang melaluinya kita mengakui iman kita, dengan dibaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, dan dengan demikian satu perjanjian sakramen yang sama, yang di dalamnya kita mengikat diri pada Kristus Tuhan. Satu Allah dan Bapa dari semua (ay. 6). Satu Allah, yang mengakui semua anggota jemaat yang sejati sebagai anak-anak-Nya. Sebab Dia adalah Bapa dari semua anggota jemaat itu melalui hubungan khusus, sebagaimana halnya Dia adalah Bapa dari semua manusia melalui penciptaan. Dan Dia di atas semua, oleh kodrat-Nya, dan berkenaan dengan kesempurnaan-kesempurnaan yang mulia dari sifat-Nya, karena Dia berkuasa atas semua makhluk dan terutama atas jemaat-Nya. Dan oleh semua, melalui pemeliharaan-Nya Ia menopang dan memerintah mereka. Dan di dalam semua, dalam semua orang percaya, yang di dalam mereka Ia berdiam seperti di dalam bait kudus-Nya, dengan Roh dan anugerah istimewa-Nya. Maka, kalau apa yang satu itu ada banyak macam, sayang kalau tidak ditambahkan satu lagi, yaitu satu hati, atau satu jiwa.
- 2. Lihatlah beragamnya pemberian yang sudah dianugerahkan Kristus kepada orang-orang Kristen: Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Walaupun anggota-anggota jemaat Kristus sepakat dalam begitu banyak hal, ada beberapa hal yang di dalamnya mereka berbeda. Tetapi janganlah ini menumbuhkan perbedaan kasih sayang di antara mereka, karena semuanya berasal dari Pencipta yang sama dan murah hati, dan dimaksudkan untuk tujuan-tujuan agung yang sama. Kepada tiap-tiap dari kita sebagai orang-orang Kristen diberikan kasih karunia, suatu pemberian kasih karunia, dalam jenis atau kadar-kadar tertentu, untuk membantu satu sama lain. Dan kepada tiap-tiap dari kita sebagai hamba-hamba Tuhan diberikan kasih karunia. Kepada sebagian orang, karunia itu diberikan dalam kadar yang lebih besar, kepada yang lain dalam kadar yang lebih kecil. Berbeda-bedanya pemberian hamba-hamba Kristus ternyata membuka peluang besar bagi perselisihan di antara jemaat Kristen mula-mula: yang satu mengaku golongan Paulus, yang lain golongan Apolos. Rasul Paulus menunjukkan bahwa tidak ada alasan apa-apa bagi mereka untuk berselisih tentang pemberian-pemberian itu, tetapi ada banyak alasan untuk sepakat dalam memakainya bersama-sama, untuk membangun semua. Karena semua diberikan menurut ukuran pemberian Kristus, sesuai dengan ukuran yang tampak paling baik untuk diberikan Kristus kepada tiap-tiap orang. Amatilah, semua hamba Tuhan, dan semua anggota Kristus, berutang kepada-Nya atas segala pemberian dan kasih karunia yang mereka miliki. Dan ini merupakan alasan yang baik mengapa kita harus saling mengasihi, karena kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia. Semua orang yang telah diberikan kasih karunia oleh Kristus, dan mereka yang telah menerima pemberian-pemberian-Nya, harus saling mengasihi (meskipun mereka tidak sama-sama besar, berbeda-beda nama, dan berbeda-beda perasaan). Rasul Paulus lalu mengambil kesempatan untuk menyebutkan secara khusus beberapa pemberian yang dianugerahkan Kristus. Dan bahwa pemberian-pemberian itu dianugerahkan oleh Kristus ditunjukkan Paulus melalui kata-kata Daud di mana ia menubuatkan hal ini tentang Kristus (Mzm. 68:19), yang kata nas (ay. 8), yaitu kata sang pemazmur, “Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.” Daud menubuatkan kenaikan Kristus. Dan Rasul Paulus menguraikannya di sini, dan dalam tiga ayat berikutnya. Tatkala Ia naik ke tempat tinggi. Kita dapat memahami tempat yang tinggi ini, berdasarkan uraian Rasul Paulus, baik sebagai tempat ke mana Ia naik dalam kodrat manusia-Nya, yaitu sorga tertinggi, maupun khususnya sebagai keadaan yang ke dalamnya Ia diangkat, karena ketika itu Ia sangat ditinggikan dan sangat dimuliakan oleh Bapa-Nya. Marilah kita menetapkan hati untuk merenungkan kenaikan Yesus Kristus. Bahwa Juruselamat kita yang terberkati itu, setelah bangkit dari antara orang mati, naik ke sorga, di mana Ia duduk di sebelah kanan Yang Mulia di tempat tinggi, yang melengkapi bukti bahwa Ia adalah Anak Allah. Sebagaimana para penakluk besar, ketika menaiki kereta kemenangan mereka, biasa diiringi oleh tawanan-tawanan yang paling ternama yang diseret dalam belenggu, dan ingin menebarkan keroyalan dan kemurahan hati mereka kepada para prajurit dan para penonton lain yang melihat kemenangan mereka, demikian pula Kristus, ketika naik ke sorga, sebagai Penakluk yang berkemenangan, membawa tawanan-tawanan. Ini adalah ungkapan yang dipakai dalam Perjanjian Lama untuk menandakan suatu penaklukan atas musuh-musuh, terutama atas musuh-musuh yang sebelumnya sudah membawa tawanan-tawanan lain (lihat Hak. 5:12). Di sini penawanan diartikan sebagai tawanan-tawanan, dan menandakan semua musuh rohani kita, yang sebelumnya membawa kita sebagai tawanan. Ia menaklukkan mereka yang telah menaklukkan kita, seperti dosa, Iblis, dan maut. Sungguh, Ia sudah menang atas semuanya ini di kayu salib. Tetapi kemenangan itu dilengkapi pada saat kenaikan-Nya, ketika Ia menjadi Tuhan atas segalanya, dan memegang kunci alam maut di tangan-Nya. Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia. Dalam Mazmur dikatakan, Engkau telah menerima persembahan-persembahan di antara manusia (KJV: untuk manusia). Ia menerima untuk mereka, supaya bisa memberikan banyak pemberian dan kasih karunia kepada mereka. Secara khusus, Ia memperkaya murid-murid-Nya dengan karunia Roh Kudus. Rasul Paulus, dengan berbicara tentang kenaikan Kristus seperti itu, memperhatikan bahwa Kristus juga telah turun (ay. 9). Seolah-olah ia berkata, “Ketika berbicara tentang kenaikan Kristus, Daud menyiratkan pengetahuannya tentang perendahan diri Kristus di bumi. Sebab, ketika dikatakan bahwa Ia naik, tersirat bahwa Ia terlebih dahulu turun. Sebab apa itu naik kalau bukan bukti untuk menunjukkan bahwa Ia sudah turun?” Ke bagian bumi yang paling bawah. Ini mungkin merujuk pada penjelmaan-Nya sebagai manusia, sesuai dengan Mazmur Daud (Mzm. 139:15), tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah. Atau merujuk pada penguburan-Nya, sesuai dengan 10, orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku, akan masuk ke bagian-bagian bumi yang paling bawah. Daud menyebut kematian Kristus (menurut beberapa bapa gereja) sebagai turunnya Dia ke bagian bumi yang paling bawah. Ia turun ke bumi dalam penjelmaan-Nya sebagai manusia. Ia juga turun ke bumi dalam penguburan-Nya. Seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit (ay. 10), jauh lebih tinggi dari udara dan langit berbintang (yang kasat mata), ke dalam sorga tertinggi. Untuk memenuhkan segala sesuatu, memenuhkan semua anggota jemaat-Nya, dengan segala pemberian dan kasih karunia yang sesuai dengan keadaan dan kedudukan masing-masing. Perhatikanlah, Tuhan kita merendahkan diri terlebih dahulu, baru kemudian ditinggikan. Ia turun terlebih dahulu, baru kemudian naik. Selanjutnya Rasul Paulus memberi tahu kita apa pemberian-pemberian yang diberikan Kristus pada saat kenaikan-Nya: Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, dst. (ay. 11). Sungguh, Ia sudah mengutus sebagian dari orang-orang ini sebelum kenaikan-Nya (Mat. 10:1-5). Tetapi kemudian satu orang ditambahkan lagi (Kis. 1:26). Dan mereka semua ditahbiskan pada jabatan mereka secara lebih khidmat, dan diteguhkan di depan umum, melalui pencurahan Roh Kudus secara kasat mata oleh Kristus atas mereka dengan cara dan ukuran yang luar biasa. Perhatikanlah, pemberian agung yang diberikan Kristus kepada jemaat pada saat kenaikan-Nya adalah pelayanan damai sejahtera dan pendamaian. Karunia pelayanan adalah buah dari kenaikan Kristus. Dan hamba-hamba Tuhan mempunyai karunia yang beraneka ragam, yang kesemuanya diberikan kepada mereka oleh Tuhan Yesus. Para pekerja yang diberikan Kristus kepada jemaat-Nya ada dua macam. Yang pertama, para pekerja yang luar biasa, yang diangkat ke jabatan yang lebih tinggi di dalam jemaat. Mereka inilah rasul-rasul, nabi-nabi, dan pemberita-pemberita Injil. Yang terutama dari mereka adalah para rasul. Mereka ini dipanggil langsung oleh Kristus, dilengkapi-Nya dengan karunia-karunia yang luar biasa dan kuasa untuk mengadakan mujizat, beserta kemampuan untuk tidak bisa keliru dalam menyampaikan kebenaran-Nya. Dan, karena mereka merupakan saksi-saksi dari mujizat-mujizat dan pengajaran-Nya, Ia mengutus mereka untuk menyebarkan Injil dan menanam serta mengatur jemaat-jemaat. Nabi-nabi tampaknya adalah mereka yang menjelaskan tulisan-tulisan Perjanjian Lama, dan menubuatkan hal-hal yang akan datang. Pemberita-pemberita Injil adalah mereka yang ditahbiskan (2Tim. 1:6), yang dibawa oleh para rasul sebagai kawan-kawan seperjalanan (Gal. 2:1), dan yang mereka utus untuk mengurus dan memantapkan jemaat-jemaat yang sudah ditanam oleh para rasul sendiri (Kis. 19:22). Dan, karena tidak terpaku pada satu tempat tertentu, mereka harus terus bekerja sampai dipanggil kembali oleh para rasul (2Tim. 4:9). Yang kedua, hamba-hamba Tuhan yang biasa, yang bekerja dalam ruang lingkup yang lebih rendah dan lebih sempit, seperti gembala-gembala dan pengajar-pengajar. Menurut sebagian orang, dua sebutan ini menandakan satu jabatan, yang menyiratkan bahwa kewajiban memimpin dan mengajar tercakup di dalamnya. Menurut sebagian yang lain, yang dimaksudkan dengan dua sebutan itu adalah dua jabatan yang berbeda, yang kedua-duanya bersifat biasa, dan akan selalu dipakai di dalam jemaat. Gembala-gembala adalah mereka yang ditetapkan sebagai kepala dari jemaat-jemaat tertentu, dengan maksud untuk membimbing, mengajar, dan memberi mereka makan dengan cara yang ditetapkan oleh Kristus. Mereka ini juga sering disebut sebagai para penilik jemaat dan penatua. Dan pengajar-pengajar adalah mereka yang pekerjaannya juga memberitakan Injil dan mengajar orang dengan cara memberi nasihat. Kita melihat di sini bahwa adalah hak istimewa Kristuslah untuk menunjuk siapa pekerja dan apa jabatan yang dikehendaki-Nya di dalam jemaat-Nya. Dan betapa kayanya jemaat, yang sejak awal mempunyai para pekerja yang begitu beragam, dan masih mempunyai pemberian-pemberian yang begitu beragam! Betapa baiknya Kristus kepada jemaat-Nya! Betapa Ia penuh perhatian dan peduli untuk membangunnya! Ketika naik, Ia mendapatkan karunia Roh Kudus. Karunia-karunia Roh Kudus itu bermacam-macam. Ada karunia yang lebih besar, ada yang lebih kecil. Tetapi semuanya demi kebaikan tubuh jemaat, yang membawa kita pada alasan ketiga.
- 3. Alasan ini didasarkan atas maksud dan tujuan Kristus yang agung dalam memberikan pemberian-pemberian kepada manusia. Pemberian-pemberian Kristus dimaksudkan demi kebaikan jemaat-Nya, dan untuk memajukan kerajaan serta kepentingan-Nya di antara manusia. Semuanya ini dimaksudkan untuk satu tujuan bersama, dan karena itu merupakan alasan yang baik mengapa semua orang Kristen harus hidup rukun dalam kasih persaudaraan, dan tidak saling iri hati terhadap pemberian orang lain. Semuanya untuk memperlengkapi orang-orang kudus (ay. 12). Maksudnya, sesuai dengan makna dalam bahasa aslinya, supaya orang yang sudah kacau-balau karena dosa bisa kembali hidup secara rohani dan teratur, dan kemudian semua itu untuk menguatkan, meneguhkan, dan memajukan mereka dalam kehidupan itu, sehingga tiap-tiap dari mereka, dalam kedudukan dan tugas masing-masing, bisa menyumbangkan sesuatu demi kebaikan semua. Bagi pekerjaan pelayanan, atau bagi pekerjaan penyampaian, yaitu supaya mereka menyampaikan ajaran-ajaran Injil, dan berhasil menjalankan apa yang menjadi bagian pelayanan mereka. Bagi pembangunan tubuh Kristus, yaitu untuk membangun jemaat, yang merupakan tubuh mistis atau rohani Kristus, dengan meningkatkan pemberian-pemberian dan menambah anggota-anggota baru. Semuanya dimaksudkan untuk mempersiapkan kita bagi sorga: Sampai kita semua telah mencapai, dst. (ay. 13). Sebagian dari pemberian-pemberian dan pekerjaan-pekerjaan yang sudah dibicarakan sebelumnya harus diteruskan di dalam jemaat sampai orang-orang kudus menjadi sempurna, yang tidak akan terjadi sampai mereka semua telah mencapai kesatuan iman (sampai semua orang percaya yang sungguh-sungguh berkumpul bersama-sama, melalui iman yang mulia yang sama itu) dan mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Yang harus kita pahami dengan pengetahuan ini bukan semata-mata pengetahuan yang bersifat mereka-reka, atau pengakuan yang asal-asalan akan Kristus sebagai Anak Allah dan Pengantara yang agung, melainkan pengetahuan dan pengakuan yang disertai dengan penghayatan dan perasaan, dengan segala hormat, kepercayaan, dan kepatuhan yang sepatutnya diberikan. Sampai mereka semua mencapai kedewasaan penuh, sampai segala pemberian dan kasih karunia kita bertumbuh penuh, dan bebas dari segala kelemahan yang bersifat kekanak-kanakan yang masih melingkupi kita di dunia sekarang ini. Dan sampai mereka semua mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga mereka menjadi orang-orang Kristen yang betul-betul dewasa dan matang dalam segala kasih karunia yang berasal dari kepenuhan Kristus. Atau, sesuai tingkat pertumbuhan yang diperlukan untuk mencapai kepenuhan Kristus, yaitu untuk melengkapi tubuh mistis-Nya. Nah, kita tidak akan pernah menjadi manusia sempurna sampai kita berada di dunia yang sempurna. Ada kepenuhan di dalam Kristus, kepenuhan yang berasal dari-Nya. Ukuran tertentu dari kepenuhan itu, dan tingkat pertumbuhannya, ditentukan oleh hikmat Allah untuk setiap orang percaya, dan kita tidak pernah mencapai tingkat itu sebelum sampai di sorga. Anak-anak Allah, selama berada di dunia ini, terus bertumbuh. Menurut Dr. Lightfoot, Rasul Paulus di sini berbicara tentang orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi yang terjalin dalam kesatuan iman dan pengetahuan akan Anak Allah, sehingga tercipta manusia yang sempurna, dan mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Rasul Paulus lebih jauh menunjukkan, dalam ayat 14-16, apa maksud Allah dalam ketetapan-ketetapan kudus-Nya, dan apa seharusnya dampak dari semua itu bagi kita. Seperti,
- (1) Bahwa kita bukan lagi anak-anak, dst. (ay. 14). Maksudnya, supaya kita tidak lagi menjadi anak-anak dalam pengetahuan, lemah dalam iman, dan goyah dalam penilaian-penilaian kita, mudah menyerah setiap kali ada godaan, mengikuti kesenangan hati orang, dan mau saja menuruti orang. Anak-anak mudah ditipu. Kita harus memperhatikan ini, dan berjaga-jaga supaya tidak mudah diombang-ambingkan, seperti kapal tanpa pemberat, seperti awan-awan di udara, oleh rupa-rupa ajaran yang tidak ada kebenaran dan isi di dalamnya tetapi kosong belaka dan buyar sendiri ke mana-mana, dan karena itu ibarat angin saja. Oleh permainan palsu manusia. Ini bahasa kiasan yang diambil tentang pemain sulap, dan menandakan kelicikan penggoda-penggoda yang jahat. Dan oleh kelicikan mereka, yang dimaksudkan adalah kelihaian mereka dalam menemukan cara-cara untuk menggoda dan menipu. Sebab selanjutnya dikatakan, yang dengannya mereka menyesatkan, seperti orang yang menunggu di balik semak-semak untuk memerangkap mereka yang lemah, dan menjauhkan mereka dari kebenaran. Perhatikanlah, pasti sangat jahat dan fasik orang yang sampai berniat menggoda dan menipu orang lain ke dalam ajaran-ajaran palsu dan kesesatan-kesesatan. Rasul Paulus menggambarkan mereka di sini sebagai orang-orang rendah, yang menggunakan segala macam cara dan kelicikan Iblis untuk mencapai tujuan mereka itu. Cara terbaik yang bisa kita pakai untuk membentengi diri dari orang-orang seperti itu adalah dengan mempelajari sabda-sabda yang kudus, dan berdoa meminta pencerahan dan anugerah Roh Kristus, supaya kita tahu kebenaran yang ada di dalam Yesus, dan teguh di dalamnya.
- (2) Bahwa kita harus mengatakan kebenaran di dalam kasih (ay. 15, KJV), atau mengikuti kebenaran di dalam kasih, atau bersikap tulus di dalam kasih terhadap sesama orang Kristen. Sementara kita teguh berpegang pada ajaran Kristus, yang merupakan kebenaran, kita harus hidup di dalam kasih satu terhadap yang lain. Kasih adalah sesuatu yang unggul. Tetapi kita harus berusaha menjaga kebenaran bersama-sama dengan kasih. Kebenaran adalah suatu hal yang unggul. Namun kita diharuskan untuk mengatakannya di dalam kasih, dan bukan dalam pertikaian. Keduanya ini harus berjalan bersama-sama, yaitu kebenaran dan damai sejahtera.
- (3) Bahwa kita harus bertumbuh di dalam segala hal ke arah Kristus. Ke arah Kristus, sehingga berakar lebih dalam di dalam Dia. Di dalam segala hal, dalam pengetahuan, kasih, iman, dan semua bagian dari manusia baru. Kita harus bertumbuh menjadi dewasa, sebagai lawan dari menjadi anak-anak. Orang-orang Kristen yang bertambah baik adalah mereka yang bertumbuh ke arah Kristus. Semakin kita bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus, iman di dalam Dia, kasih kepada-Nya, dan kebergantungan pada-Nya, semakin kita akan berkembang dalam setiap kasih karunia. Dia adalah Kepala, dan karena itu kita harus bertumbuh, supaya dengan begitu kita dapat menghormati Kepala kita. Pertumbuhan kristiani membawa kemuliaan bagi Kristus.
- (4) Kita harus saling membantu dan menolong, sebagai anggota-anggota dari tubuh yang sama (ay. 16). Di sini Rasul Paulus membuat perbandingan antara tubuh alami dan tubuh mistis Kristus, tubuh yang Kepalanya adalah Kristus. Dan ia mencermati bahwa sebagaimana sesama anggota tubuh harus bersatu dan berhubungan satu dengan yang lain, supaya mereka bertumbuh dan berkembang, demikian pula harus ada kasih dan kesatuan, beserta buah-buahnya yang semestinya, di antara orang-orang Kristen, supaya mereka berkembang secara rohani dan bertumbuh di dalam kasih karunia. Dari pada-Nyalah (yaitu dari Kristus Kepala mereka, yang memberikan pengaruh dan makanan untuk bertumbuh kepada tiap-tiap anggota), seluruh tubuh, – yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu (di mana mereka disatukan secara teratur dan teguh, dengan setiap orang menempati tempat dan kedudukannya masing-masing) oleh pelayanan semua bagiannya (oleh bantuan yang diberikan setiap bagian, dengan disatukan seperti itu, kepada keseluruhan, atau oleh Roh, iman, kasih, sakramen-sakramen, dst., yang seperti pembuluh darah di dalam tubuh berfungsi untuk menyatukan orang-orang Kristen dengan Kristus Kepala mereka, dan dengan satu sama lain sebagai sesama anggota), sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota (maksudnya, menurut sebagian orang, sesuai dengan kuasa yang dikerahkan Roh Kudus untuk membuat sarana yang ditunjuk Allah berhasil mencapai tujuan agung ini, dengan tingkat yang dianggap Kristus cukup dan pantas untuk setiap anggota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing di dalam tubuh. Atau, menurut sebagian yang lain, sesuai dengan kuasa Kristus, yang sebagai Kepala, memengaruhi dan menghidupkan setiap anggota. Atau, menurut pekerjaan yang berhasil dari setiap anggota dalam menyampaikan kepada orang lain apa yang sudah diterimanya, pertumbuhan diberikan kepada mereka semua menurut kadar masing-masing, dan sesuai dengan keadaan tiap-tiap anggota) – menerima pertumbuhannya, pertumbuhan yang sesuai untuk tubuh. Perhatikanlah, tiap-tiap orang Kristen menerima pemberian dan kasih karunia dari Kristus demi kebaikan dan keuntungan seluruh tubuh. Tiap-tiap anggota membangun dirinya dalam kasih. Kita dapat memahami ini dengan dua cara: Bahwa semua anggota tubuh jemaat dapat memperoleh kasih terhadap Kristus dan terhadap satu sama lain dalam tingkat yang lebih tinggi. Atau, bahwa mereka digerakkan untuk bertindak dengan cara yang sudah disebutkan berdasarkan kasih kepada Kristus dan kepada satu sama lain. Perhatikanlah, saling mengasihi di antara orang-orang Kristen sangat membantu pertumbuhan rohani. Di dalam kasihlah tubuh membangun dirinya sendiri, sedangkan kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan.
Matthew Henry: Ef 4:17-32 - Nasihat Supaya Hidup Murni dan Kudus; Peringatan-peringatan terhadap Dosa dan Supaya Jangan Mendukak Nasihat Supaya Hidup Murni dan Kudus; Peringatan-peringatan terhadap Dosa dan Supaya Jangan Mendukakan Roh Kudus (4:17-32)
Setelah menyampaikan nas...
Nasihat Supaya Hidup Murni dan Kudus; Peringatan-peringatan terhadap Dosa dan Supaya Jangan Mendukakan Roh Kudus (4:17-32)
- Setelah menyampaikan nasihatnya dalam ayat-ayat sebelumnya supaya jemaat saling mengasihi, bersatu, dan rukun, dalam ayat-ayat ini Rasul Paulus memberikan sebuah nasihat supaya hati dan hidup orang Kristen murni dan kudus. Kemurnian dan kekudusan ini dibicarakan secara lebih umum dalam ayat 17-24, dan dalam beberapa contoh khusus dalam ayat 25-32. Nasihat ini didahului dengan penuh kesungguhan: “Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan. Maksudnya, menimbang masalah yang dijelaskan di atas, melihat kamu sebagai anggota-anggota tubuh Kristus dan ikut ambil bagian dalam pemberian-pemberian-Nya, hal ini aku tekankan pada hati nuranimu, dan aku tegaskan sebagai kewajibanmu di dalam nama Tuhan, berdasarkan wewenangku yang berasal dari-Nya.” Pikirkanlah,
- I. Nasihat yang lebih umum mengenai kemurnian dan kekudusan hati dan hidup.
- 1. Nasihat itu dimulai seperti ini, “Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah – bahwa untuk waktu ke depan, kamu jangan lagi hidup dan bertingkah laku seperti orang-orang kafir yang tidak insaf dan tidak bertobat, yang sepenuhnya dipimpin oleh pikiran yang memikirkan perkara yang sia-sia, yaitu berhala-berhala dan harta duniawi mereka, hal-hal yang sama sekali tidak bermanfaat bagi jiwa mereka, dan yang akan mengecewakan harapan-harapan mereka.” Bangsa-bangsa bukan Yahudi yang sudah bertobat tidak boleh hidup seperti bangsa-bangsa bukan Yahudi yang belum bertobat. Meskipun hidup di antara mereka, bangsa-bangsa bukan Yahudi yang sudah bertobat tidak boleh hidup seperti mereka. Di sini,
- (1) Rasul Paulus mengambil kesempatan untuk menggambarkan kefasikan dunia kafir, yang darinya orang-orang Kristen yang diperbaharui direbut seperti kayu dari api yang membakar.
- [1] Pengertian mereka gelap (ay. 18). Mereka tidak mempunyai pengetahuan yang menyelamatkan. Bahkan, mereka tidak tahu banyak hal tentang Allah yang bisa saja mereka ketahui melalui terang alam. Mereka berdiam dalam kegelapan, dan mereka menyukainya daripada terang. Dan karena kebodohan, mereka jauh dari hidup persekutuan dengan Allah. Mereka terasing dari hidup kudus, dan tidak suka serta benci terhadapnya. Padahal hidup kudus bukan saja merupakan cara hidup yang dituntut Allah dan yang membuat-Nya berkenan, yang melaluinya kita hidup untuk Dia, tetapi juga hidup yang menyerupai Allah sendiri, dalam kemurnian-Nya, kebajikan-Nya, kebenaran-Nya, dan kebaikan-Nya. Sikap mereka yang masa bodoh merupakan penyebab dari keterasingan mereka dari persekutuan dengan Allah ini, di mana persekutuan ini dimulai di dalam terang dan pengetahuan. Sikap yang cenderung tidak mau tahu dan masa bodoh itu merusak hidup beragama dan kesalehan. Dan apa yang menyebabkan mereka bersikap masa bodoh seperti itu? Itu karena kedegilan atau kekerasan hati mereka. Bukan karena Allah tidak menyatakan diri-Nya kepada mereka melalui karya-karya-Nya, melainkan karena mereka tidak mau menerima pancaran-pancaran terang ilahi yang memberi pengajaran. Mereka tidak tahu karena tidak mau tahu. Ketidaktahuan mereka timbul dari kedegilan dan kekerasan hati mereka, karena mereka menolak terang dan semua sarana pencerahan dan pengetahuan.
- [2] Hati nurani mereka bejat dan kering: Perasaan mereka telah tumpul (ay. 19). Mereka tidak merasa berdosa, tidak juga sadar akan kesengsaraan dan bahaya yang akan menimpa karena dosa mereka. Sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu. Mereka terlena dalam hawa nafsu yang kotor. Dan, dengan menyerahkan diri pada kuasa hawa nafsu ini, mereka menjadi budak dan hamba dari dosa dan Iblis, mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk mengerjakan segala macam kecemaran, bahkan dosa-dosa yang paling tidak wajar dan mencengangkan, dan itu dilakukan dengan nafsu yang tak terpuaskan. Perhatikanlah, apabila hati nurani sudah kering kerontang, maka dosa dilakukan tanpa mengenal lagi batas-batas. Apabila mereka memancangkan hati untuk memuaskan hawa nafsu, apa lagi yang dapat diharapkan selain kecemaran dan percabulan yang paling najis, dan bahwa perbuatan mereka yang menjijikkan itu akan bertumpuk? Ini merupakan ciri-ciri bangsa-bangsa bukan Yahudi. Akan tetapi,
- (2) Orang-orang Kristen ini harus membedakan diri dari bangsa-bangsa bukan Yahudi yang seperti itu: Bukan itu yang kamu pelajari dari Kristus (ay. 20, KJV). Ayat itu bisa juga dibaca demikian, tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Orang yang sudah belajar mengenal Kristus diselamatkan dari kegelapan dan kenajisan yang melingkupi orang lain. Dan, seiring bertambahnya pengenalan mereka, mereka wajib untuk hidup lebih baik daripada orang lain. Ini merupakan alasan yang baik untuk menentang dosa, bahwa bukan itu yang kita pelajari dari Kristus. Pelajarilah Kristus! Adakah Kristus itu sebuah buku, pelajaran, cara, atau keahlian? Yang dimaksudkan di sini adalah, “Bukan itu yang kamu pelajari dari Kekristenan, yaitu ajaran-ajaran Kristus dan pedoman-pedoman hidup yang ditetapkan oleh-Nya, yaitu tidak berbuat seperti apa yang diperbuat oleh orang lain. Seperti itulah adanya, atau karena, kamu telah mendengar tentang Dia (ay. 21), telah mendengar ajaran-Nya yang diberitakan oleh kami, dan menerima pengajaran di dalam Dia, di dalam batin dan dengan berhasil, oleh Roh-Nya.” Kristus adalah pelajaran. Kita harus mempelajari Kristus. Dan Kristus adalah Guru. Kita diajar oleh-Nya. Menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus. Ini bisa dipahami dengan dua cara: entah “Kamu sudah diajarkan kebenaran yang sesungguhnya, sebagaimana yang dipegang oleh Kristus sendiri, baik dalam ajaran-Nya maupun dalam hidup-Nya.” Atau seperti ini, “Kebenaran sudah menanamkan kesan yang sedemikian rupa dalam hatimu, menurut ukuranmu, sebagaimana demikian dalam hati Yesus.” Kebenaran Kristus tampil dalam keindahan dan kuasanya, apabila ia tampil sebagaimana di dalam Yesus.
- 2. Bagian lain dari nasihat umum itu tampak dalam kata-kata selanjutnya, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, dst. (ay. 22-24). “Ini adalah bagian besar dari ajaran yang sudah diajarkan kepada kamu, dan yang sudah kamu pelajari.” Di sini Rasul Paulus berbicara dalam bahasa kiasan tentang pakaian. Kaidah-kaidah, kebiasaan-kebiasaan, dan kecenderungan-kecenderungan jiwa harus diubah, sebelum bisa terjadi perubahan hidup yang menyelamatkan. Harus ada pengudusan, yang terdiri atas dua hal:
- (1) Manusia lama harus ditanggalkan. Sifat yang bobrok disebut manusia, karena, seperti tubuh manusia, sifat itu terdiri atas bagian-bagian yang beragam, yang saling mendukung dan menguatkan. Dari manusia lamalah, Adam yang lama, kita mendapatkan sifat itu. Sifat itu merasuk ke dalam tulang-tulang, dan kita membawanya bersama kita ke dalam dunia. Sifat itu halus seperti manusia lama, tetapi dalam diri semua orang kudus kepunyaan Allah, sifat itu melemah dan layu seperti manusia lama, siap untuk mati. Sifat itu dikatakan bobrok. Sebab dosa di dalam jiwa merusakkan kemampuannya untuk berpikir dan merasa. Dan, apabila tidak dimatikan, dosa itu bertambah buruk setiap hari, dan dengan demikian akan menghancurkan. Oleh nafsunya yang menyesatkan. Segala kecenderungan dan keinginan yang berdosa adalah nafsu yang menyesatkan. Nafsu-nafsu itu menjanjikan kebahagiaan kepada manusia, tetapi justru membuatnya semakin sengsara, dan jika tidak ditundukkan dan dimatikan akan mengkhianati mereka dengan membawa mereka pada kebinasaan. Oleh sebab itu, semuanya ini harus ditanggalkan seperti pakaian lama yang sudah malu kita pakai. Itu semua harus ditundukkan dan dimatikan. Nafsu-nafsu ini menang melawan mereka dalam kehidupan mereka yang dahulu, yaitu selagi mereka belum diperbaharui dan hidup dalam keadaan tidak mengenal Allah.
- (2) Manusia baru harus dikenakan. Menyingkirkan kaidah-kaidah yang bobrok saja tidak cukup, kita juga harus dihidupkan oleh kaidah-kaidah yang penuh rahmat. Kita harus memeluk kaidah-kaidah itu, menerapkannya, dan menuliskannya dalam hati kita. Berhenti melakukan kejahatan saja tidak cukup, kita juga harus belajar berbuat baik. “Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu (ay. 23). Maksudnya, gunakanlah sarana yang tepat dan sudah ditetapkan supaya pikiranmu, yang adalah roh, makin lama makin diperbaharui.” Dan supaya kamu mengenakan manusia baru (ay. 24). Yang dimaksudkan dengan manusia baru adalah sifat baru, makhluk baru, yang dihidupkan oleh sebuah kaidah baru, yaitu anugerah yang memperbaharui, yang memampukan manusia untuk menjalani hidup baru, hidup dalam kebajikan dan kekudusan yang dituntut oleh kekristenan. Manusia baru ini diciptakan, atau dihasilkan dari kekacauan dan kehampaan, oleh kekuatan Allah yang mahakuasa, yang karya-Nya sungguh unggul dan indah. Menurut kehendak Allah, dengan meniru Dia, dan dengan mengikuti contoh dan teladan yang agung itu. Hilangnya citra Allah pada jiwa merupakan keberdosaan dan kesengsaraan manusia dalam keadaannya yang jatuh. Dan keserupaan yang dimiliki jiwa dengan Allah adalah keindahan, kemuliaan, dan kebahagiaan makhluk baru. Di dalam kebenaran, dalam hubungan dengan sesama manusia, yang mencakup semua kewajiban yang terdapat dalam loh batu kedua. Dan dalam kekudusan, dalam hubungan dengan Allah, yang menandakan ketaatan tulus terhadap perintah-perintah yang terdapat dalam loh batu pertama. Kekudusan yang sesungguhnya, yang berlawanan dengan kekudusan orang Yahudi yang bersifat lahiriah dan keupacaraan. Dikatakan bahwa kita harus mengenakan manusia baru ini ketika, dalam menggunakan semua sarana yang sudah ditentukan Allah, kita berusaha mencontoh sifat ilahi ini, makhluk baru ini. Inilah nasihat umum mengenai kemurnian dan kekudusan hati dan hidup.
- II. Rasul Paulus melanjutkan ke beberapa hal yang lebih khusus. Karena hal-hal yang umum biasanya tidak begitu berdampak, kita diberi tahu bagian-bagian tertentu yang mana dari manusia lama yang harus dimatikan, kain kotor dari sifat lama yang harus ditanggalkan itu, dan perhiasan-perhiasan khas apa dari manusia baru yang dengannya kita harus menghiasi pengakuan iman Kristen kita.
- 1. Waspadalah terhadap dusta, dan selalu berusahalah berkata benar (ay. 25): “Karena itu, karena kamu sudah tahu betul kewajibanmu, dan diwajibkan untuk melaksanakannya, biarlah tampak dalam perilakumu di masa depan, bahwa ada perubahan yang besar dan nyata yang dikerjakan dalam dirimu, khususnya dengan membuang dusta.” Bangsa-bangsa kafir sangat bersalah atas dosa ini, dengan menegaskan bahwa dusta yang bermanfaat itu lebih baik daripada kebenaran yang menyakitkan. Dan karena itu, Rasul Paulus menasihati mereka untuk berhenti berdusta, berhenti melakukan apa saja yang bertentangan dengan kebenaran. Ini adalah bagian dari manusia lama yang harus ditanggalkan. Dan bagian dari manusia baru yang harus dikenakan yang berlawanan dengannya adalah berkata benar dalam semua percakapan kita dengan orang lain. Merupakan ciri-ciri umat Allah bahwa mereka adalah anak-anak yang tidak mau berdusta, yang tidak berani berdusta, yang membenci dan tidak menyukai dusta. Semua orang yang beroleh anugerah berkata benar dengan kesadaran hati nurani, tidak mau sengaja berdusta demi mendapatkan keuntungan besar bagi diri mereka sendiri. Alasan yang diberikan di sini untuk berkata jujur adalah, karena kita adalah sesama anggota. Kebenaran adalah utang yang harus kita bayar satu terhadap yang lain. Dan, jika kita saling mengasihi, kita tidak akan menipu atau berbohong satu terhadap yang lain. Kita termasuk dalam satu perkumpulan atau tubuh, dan kepalsuan atau dusta cenderung mencerai-beraikannya. Oleh karena itu, kita harus menghindarinya dan berkata benar. Amatilah, berdusta adalah dosa yang sangat besar, suatu pelanggaran khusus terhadap kewajiban-kewajiban yang mengikat orang-orang Kristen, dan sangat melukai serta merugikan perkumpulan Kristen.
- 2. “Waspadalah terhadap kemarahan dan amarah yang tak terkendali. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa” (ay. 26). Ini dipinjam dari terjemahan Septuaginta (Perjanjian Lama terjemahan bahasa Yunani – pen.) dari 5, di mana kita mengartikannya, biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa. Di sini diberikan kelonggaran yang mudah, sebab seperti itulah kita harus memandangnya, bukan sebagai perintah. Biarlah kamu marah. Kita cukup mudah marah, Allah tahu itu. Tetapi kita cukup kesulitan untuk tidak melanggar batasan ini, tetapi jangan berbuat dosa. “Jika ada alasan yang bisa diterima bagimu untuk marah, usahakanlah untuk tidak berbuat dosa dalam amarahmu itu. Dan karena itu, waspadalah terhadap kemarahan yang berlebihan.” Ada orang bilang, kalau memang kita boleh marah tetapi tidak boleh berdosa, maka jangan marah terhadap apa-apa kecuali terhadap dosa. Dan kita harus lebih menginginkan kemuliaan Allah daripada kepentingan atau nama baik kita sendiri. Satu dosa besar dan umum dalam amarah adalah membiarkannya memanas menjadi kegeraman, dan membiarkan kegeraman itu mendekam di dalam hati. Oleh sebab itulah di sini kita diperingatkan terhadap amarah. “Jika kamu tersulut amarah dan jiwamu menjadi sangat resah, dan jika kamu dengan pahit hati membenci penghinaan apa saja yang sudah diberikan kepadamu, maka sebelum malam tiba, tenangkan dan diamkan jiwamu. Berdamailah dengan orang yang sudah berbuat salah terhadapmu, dan biarlah semuanya menjadi baik-baik kembali: Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu. Jika amarah memanas menjadi kegeraman dan kepahitan roh, oh pastikanlah engkau segera menekannya.” Amatilah, walaupun amarah dengan sendirinya tidak berdosa, namun ada bahaya yang sangat besar bahwa amarah itu akan menjadi dosa jika tidak diwaspadai dengan hati-hati dan ditekan dengan segera. Dan karena itu, walaupun bisa saja timbul dalam dada seorang bijak, amarah hanya menetap dalam dada orang bodoh. Dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis (ay. 27). Orang yang terus memendam kegeraman dan amarah yang berdosa membiarkan Iblis masuk ke dalam hati mereka, dan membiarkannya mengambil keuntungan atas diri mereka, sampai ia membawa mereka pada kebencian, rancangan-rancangan jahat, dst. “Dan janganlah beri kesempatan kepada pemfitnah atau pendakwa palsu” (begitulah sebagian orang membaca ayat itu). Maksudnya, “janganlah pasang telinga kepada para pembisik, penggunjing, dan pemfitnah.”
- 3. Di sini kita diperingatkan terhadap dosa mencuri, yaitu pelanggaran terhadap perintah kedelapan, dan dinasihati supaya bekerja dengan jujur dan beramal: Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi (ay. 28). Ini merupakan peringatan terhadap segala macam perbuatan salah, yang dilakukan dengan kekerasan ataupun penipuan. “Hendaklah kamu yang ketika masih dalam keadaan tidak mengenal Allah, bersalah atas kejahatan besar ini, tidak lagi melakukannya.” Tetapi kita tidak hanya harus berjaga-jaga terhadap dosa, melainkan juga dengan kesadaran hati nurani harus banyak-banyak melakukan kewajiban yang berlawanan dengan itu. Bukan hanya tidak mencuri, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri. Kemalasan membuat orang menjadi pencuri. Begitulah menurut Krisostomus (uskup Konstantinopel, abad keempat – pen.), To gar kleptein argias estin – Mencuri adalah akibat dari kemalasan. Orang yang tidak mau bekerja, dan malu meminta-minta, membuka diri lebar-lebar pada godaan-godaan untuk mencuri. Oleh sebab itu, orang harus tekun dan rajin, bukan dengan cara yang terlarang, melainkan dalam panggilan hidup yang jujur. Melakukan pekerjaan yang baik. Bekerja, dengan cara yang jujur, akan menjauhkan orang dari godaan untuk berbuat salah. Tetapi ada alasan lain mengapa orang harus rajin, yaitu supaya mereka mampu berbuat suatu kebaikan, dan juga supaya mereka terhindar dari godaan: Supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. Mereka harus berusaha bukan hanya supaya mereka sendiri hidup, dan hidup dengan jujur, melainkan juga supaya mereka bisa membagikan sesuatu untuk menutupi orang yang berkekurangan. Amatilah, bahkan orang yang mendapat penghasilan dari pekerjaan mereka harus beramal dari sedikit yang mereka punya kepada orang-orang yang tidak bisa bekerja. Begitu penting dan tetap berlakunya kewajiban beramal kepada kaum miskin ini sehingga bahkan para pekerja dan hamba pun, dan mereka yang hanya mempunyai sedikit, harus menyumbangkan sedikit harta mereka itu ke dalam perbendaharaan. Allah harus mendapat apa yang layak didapat-Nya, dan kaum miskin adalah pihak penerima untuk Dia. Cermatilah lebih jauh, amal yang akan mendapat perkenanan Allah bukanlah hasil dari ketidakbenaran dan perampasan, melainkan dari kejujuran dan ketekunan. Allah membenci perampasan dan kecurangan.
- 4. Di sini kita diperingatkan terhadap perkataan kotor, dan dibimbing kepada perkataan yang berguna dan membangun (ay. 29). Perkataan atau pembicaraan yang kotor dan najis itu beracun dan menular, seperti daging yang tengik dan busuk. Perkataan seperti itu timbul dari, dan banyak membuktikan, kebobrokan dalam hati pembicaranya, dan cenderung merusakkan pikiran dan perilaku orang lain yang mendengarnya. Oleh karena itu, orang-orang Kristen harus waspada terhadap segala macam pembicaraan seperti itu. Secara umum, perkataan seperti itu bisa dipahami sebagai semua hal yang menyulut hawa nafsu dan amarah orang lain. Kita tidak hanya harus menanggalkan perkataan kotor, tetapi juga mengenakan perkataan yang baik untuk membangun. Manfaat besar dari kata-kata adalah membangun mereka yang kita ajak bicara. Orang-orang Kristen harus berusaha menggalakkan penggunaan percakapan yang berguna: supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Supaya perkataan itu baik untuk, dan berkenan pada, mereka yang mendengarnya, dengan memberi informasi, nasihat, teguran yang diperlukan, atau sejenisnya. Amatilah, merupakan kewajiban besar dari orang-orang Kristen untuk memastikan bahwa mereka tidak menyinggung orang lain dengan bibir mereka, dan memanfaatkan percakapan dan perbincangan, sebanyak mungkin, demi kebaikan orang lain.
- 5. Di sini ada peringatan lain terhadap kegeraman dan kemarahan, dengan nasihat lebih jauh untuk saling mengasihi dan bersikap ramah satu terhadap yang lain (ay. 31-32). Yang dimaksud dengan kepahitan, kegeraman, dan kemarahan adalah kebencian dan ketidaksenangan yang kasar di dalam batin terhadap orang lain. Dan yang dimaksud dengan pertikaian adalah omong besar, ancaman keras, dan perkataan lain yang melewati batas, yang dengannya kepahitan, kegeraman, dan kemarahan melampiaskan diri. Orang-orang Kristen tidak boleh memanjakan nafsu-nafsu rendah ini dalam hati mereka, tidak boleh bertikai dengan lidah mereka. Fitnah berarti semua perkataan yang menista, mencerca, dan mencemooh orang-orang yang membuat kita marah. Dan yang dimaksudkan dengan kejahatan di sini adalah kemarahan yang berurat akar, yang mendorong orang untuk merancang dan melakukan kejahatan kepada orang lain. Selanjutnya disebutkan apa yang bertentangan dengan semuanya ini: Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain. Ini menyiratkan asas kasih di dalam hati, dan ungkapan-ungkapan lahiriahnya dalam perilaku yang ramah, rendah hati, dan sopan. Sudah sepatutnya murid-murid Yesus ramah satu terhadap yang lain, seperti orang-orang yang sudah belajar, dan mau mengajar, rasa terima kasih. Penuh kasih mesra, yaitu murah hati dan peka terhadap kesusahan dan penderitaan orang lain, sehingga cepat tergerak oleh belas kasihan. Saling mengampuni. Perbedaan akan ada di antara murid-murid Kristus. Oleh karena itu, mereka harus cinta damai, dan siap mengampuni. Dengan demikian, mereka menyerupai Allah sendiri, yang di dalam Kristus telah mengampuni mereka, dan itu lebih daripada mereka bisa mengampuni satu sama lain. Perhatikanlah, pada Allah ada pengampunan. Ia mengampuni dosa di dalam Yesus Kristus, dan berdasarkan penebusan yang sudah dibuat Kristus demi memuaskan keadilan ilahi. Perhatikan lagi, mereka yang diampuni Allah haruslah berjiwa pengampun, dan harus mengampuni sebagaimana Allah mengampuni, dengan tulus dan sepenuh hati, dengan hati yang siap dan gembira, mengampuni semua orang dan untuk selama-lamanya, apabila si pendosa bertobat dengan tulus, mengingat bahwa mereka berdoa, ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Sekarang, kita bisa mencermati semua hal khusus yang ditekankan oleh Rasul Paulus ini, bahwa itu semua termasuk dalam perintah-perintah yang terdapat dalam loh batu kedua. Dari sini orang-orang Kristen harus mempelajari kewajiban-kewajiban ketat yang mengikat mereka untuk melaksanakan perintah-perintah dalam loh batu kedua. Dan bahwa orang yang tidak melaksanakannya dengan kesadaran hati nurani berarti tidak pernah takut akan Allah atau mengasihi-Nya dengan sebenarnya dan tulus, apa pun itu kepura-puraan mereka. Di tengah-tengah nasihat dan peringatan ini, Rasul Paulus menyelipkan sebuah nasihat umum, dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah (ay. 30). Dengan melihat apa yang dikatakan sebelumnya, dan apa yang dikatakan selanjutnya, kita bisa melihat apa itu yang mendukakan Roh Allah. Dalam ayat 25-29, tersirat bahwa semua kecemaran dan kenajisan, dusta, dan perkataan kotor yang memicu hawa nafsu kotor mendukakan Roh Allah. Dalam bagian selanjutnya tersirat bahwa nafsu-nafsu bobrok seperti kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah, dan kejahatan itu mendukakan Roh yang baik ini. Dengan ini tidak dimaksudkan bahwa Sang Pribadi yang penuh berkat itu bisa dibuat berduka atau kesal seperti kita manusia. Tetapi maksud dari nasihat itu adalah supaya kita tidak berbuat kepada-Nya dengan cara yang cenderung mendukakan dan menggelisahkan sesama kita. Kita tidak boleh melakukan apa yang bertentangan dengan sifat-Nya yang kudus dan kehendak-Nya. Kita tidak boleh menolak mendengarkan nasihat-nasihat-Nya, atau memberontak melawan pemerintahan-Nya, sebab itu akan membuat-Nya berbuat terhadap kita seperti yang cenderung akan dilakukan manusia satu terhadap yang lainnya ketika mereka dibuat marah dan berduka, yaitu dengan cara menarik diri dan kebaikan mereka dari orang-orang itu, dan mencampakkan mereka kepada musuh-musuh mereka. Oh, janganlah membuat Roh Allah yang penuh berkat itu menarik hadirat-Nya dan kuasa-kuasa-Nya yang penuh rahmat darimu! Inilah alasan yang baik mengapa kita tidak boleh mendukakan Dia, yang oleh-Nya kita telah dimeteraikan menjelang hari penyelamatan. Akan datang hari penyelamatan. Tubuh pasti akan ditebus dari kuasa maut pada hari kebangkitan, dan kemudian umat Allah akan dilepaskan dari semua akibat dosa, dan juga dari segala dosa dan kesengsaraan, yang tidak akan pernah lepas dari mereka sebelum mereka diselamatkan dari alam maut. Barulah pada saat itu kebahagiaan mereka yang penuh dan utuh dimulai. Semua orang yang sungguh-sungguh percaya dimeteraikan menjelang hari itu. Allah telah membedakan mereka dari orang lain, dengan memberikan tanda pada mereka. Dan Ia memberi mereka jaminan dan keyakinan akan kebangkitan yang penuh sukacita dan mulia. Dan Roh Allahlah meterainya. Di mana pun Roh yang penuh berkat itu berada sebagai Pengudus, Dia adalah jaminan dari segala sukacita dan kemuliaan di hari penyelamatan. Dan kita pasti akan binasa seandainya Allah mengambil Roh Kudus-Nya dari kita.
SH -> Ef 4:7-16; Ef 4:7-16; Ef 4:7-16; Ef 4:1-16; Ef 4:1-16; Ef 4:17-24; Ef 4:17-32; Ef 4:17-32; Ef 4:25--5:2; Ef 4:26
SH: Ef 4:7-16 - Karunia-karunia umat Allah (Senin, 14 Oktober 2002) Karunia-karunia umat Allah
Kesatuan umat Allah tidak berarti bahwa semua orang Kristen menjadi seragam atau satu bentuk dalam segalanya. Bukan kesatu...
Karunia-karunia umat Allah
Kesatuan umat Allah tidak berarti bahwa semua orang Kristen menjadi seragam atau satu bentuk dalam segalanya. Bukan kesatuan seperti ini yang dimaksudkan. Keragaman memperkaya bahkan memperindah kesatuan. Keragaman tanpa kesatuan akan mencipkakan kekacauan. Sebaliknya, kesatuan tanpa keragaman akan menakutkan. Keragaman umat Allah terlihat dari berbagai bentuk karunia.
Kepada setiap orang percaya diberikan karunia (ayat 7). Dalam teks ini, Paulus hanya memberikan 5 karunia: rasul, nabi, penginjil, gembala dan pengajar (ayat 11). Kelima bentuk karunia berkaitan dengan tugas pengajaran. Dari daftar karunia ini jelas karunia rasul dan nabi tidak diperlukan lagi dalam jemaat masa kini karena Alkitab telah lengkap tertulis. Tidak boleh dalam zaman modern ini ada yang mengklaim sebagai rasul atau nabi sehingga perkataannya setara dengan otoritas Kitab Suci dan diperlakukan sebagai Kitab Suci. Kanonisasi Alkitab selesai. Sekarang yang dibutuhkan adalah pengajaran agar isi Alkitab dimengerti. Orang yang baru percaya pada Yesus harus didewasakan imannya. Pengajaran adalah sarana utama pendewasaan iman. Mengapa iman didewasakan? Tujuannya, agar semua jemaat diperlengkapi untuk tugas pelayanan. Bila jemaat telah diperlengkapi untuk tugas pelayanan maka pada akhirnya tubuh Kristus akan bangun. Jadi pemberian karunia bertujuan untuk pembangunan tubuh Kristus (ayat 12), bukan untuk kepentingan pribadi atau prestise pribadi. Semua jemaat diberikan karunia untuk pembangunan tubuh Kristus yakni jemaat. Meski berbeda-beda harus disadari bahwa semua karunia berasal dari sumber yang sama. Semua karunia diberikan oleh Kristus (ayat 7). Jadi tidak hanya Roh Kudus sumber karunia. Kristus juga memberi karunia kepada jemaat. Bila ada orang Kristen mengklaim punya karunia tetapi karunia tersebut tidak untuk membangun jemaat, maka dapat dikatakan karunia tersebut tidak berasal dari Kristus.
Renungkan: Karunia apakah yang Anda miliki? Bagaimana Anda telah mengembangkan karunia tersebut berperan dalam pembangunan tubuh Kristus?
SH: Ef 4:7-16 - Kesucian umat Allah (Selasa, 15 Oktober 2002) Kesucian umat Allah
Orang yang percaya pada Yesus harus hidup sesuai dengan panggilannya sebagi umat Allah. Paulus menasihatkan mereka untuk tidak la...
Kesucian umat Allah
Orang yang percaya pada Yesus harus hidup sesuai dengan panggilannya sebagi umat Allah. Paulus menasihatkan mereka untuk tidak lagi hidup seperti orang yang tidak mengenal Allah (ayat 17). Bagaimanakah hidup orang yang tidak mengenal Allah? Hati mereka yang keras mengakibatkan pikiran sia-sia (ayat 17), pengertian gelap dan kebodohan, serta jauh dari Allah mengakibatkan mereka hidup di bawah murka Allah. Sehingga hidup mereka serba kacau yang nampak dari pikiran yang tumpul. Dikuasai hawa nafsu dan serakah berbuat cemar (ayat 19).
Sebagai umat Allah, orang percaya harus hidup suci, karena orang yang percaya Yesus telah belajar mengenal Yesus Kristus, mendengar Kristus dan menerima pengajaran dalam Kristus (ayat 21). Sentralitas Kristus terlihat jelas. Ini berarti orang percaya menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru, setiap hari dibarui dalam roh dan pikiran (ayat 23). Tidak ada artinya menyatakan diri sebagai ciptaan baru namun tabiat dan kebiasaan lama masih terus dilakukan. Semua tabiat lama harus dibuang karena manusia lama sudah dibuang. Sekarang orang percaya harus membuang dusta dan berkata benar (ayat 25). Kebohongan menghancurkan persekutuan umat Allah. Orang percaya harus menguasai diri (ayat 26-27). Boleh marah, tetapi jangan menjadi angkuh, dendam dan benci. Boleh marah, namun jangan dipelihara dan berkembang tidak terkendali. Boleh marah, tetapi saat marah jangan membiarkan iblis mengubah kemarahan menjadi kekerasan dan kebencian. Orang percaya jangan mencuri tetapi bekerja keras dan jujur (ayat 28). Jangan mengambil hak dan milik orang lain. Orang percaya mempergunakan mulut untuk membangun sesama (ayat 29), bukan untuk menghancurkan orang lain (ayat 30). Orang percaya jangan memiliki relasi yang pahit, geram, marah, pertikaian, dan fitnah dengan sesama orang percaya. Sebaliknya, dalam persekutuan umat hendaklah ada keramahan, kasih dan pengampunan (ayat 31-32).
Renungkan: Adakah tabiat lama yang harus dibuang hari ini? Mengapa terus memelihara tabiat lama, bila itu berarti menyebabkan kematian?
SH: Ef 4:7-16 - Kesatuan yang tidak menghilangkan jati diri (Sabtu, 8 November 2003) Kesatuan yang tidak menghilangkan jati diri
Bersatu bukan berarti menghilangkan keunikan kepribadian setiap
orang dan juga bukan berarti melebur...
Kesatuan yang tidak menghilangkan jati diri
Bersatu bukan berarti menghilangkan keunikan kepribadian setiap orang dan juga bukan berarti meleburkan diri dalam sebuah komunitas sehingga kehilangan jati diri.Dalam bagian ini Paulus meneruskan pembahasan dengan menekankan bahwa panggilan Allah agar kita menjadi satu, tidak akan membuat kita kehilangan jati diri dan talenta/kemampuan yang Tuhan berikan kepada kita. Karena itu Paulus menuliskan bahwa Allah tidak menganugerahkan kasih karunia yang sama kepada kita, tetapi masing-masing dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus (ayat 7). Paulus berbicara tentang anugerah Allah dalam konteks kemampuan jemaat melayani Allah. Di dalam gereja ada jemaat yang berfungsi sebagai rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar (ayat 11). Semua fungsi ini menunjukkan bahwa:
[1] setiap orang Kristen, tidak hanya pendeta atau pemimpin jemaat, memikul tanggung jawab untuk membangun tubuh Kristus sesuai dengan karunia Tuhan yang ada di dalam dirinya;
[2] setiap orang Kristen dapat mencapai kedewasaan rohani yang lebih matang dan iman yang stabil, sehingga tidak mudah untuk diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran (ayat 13-14);
[3] setiap orang Kristen dimampukan menjaga prinsip-prinsip kebenaran Allah dalam bertingkah laku dan bertutur kata sehingga semakin bertumbuh ke arah Kristus (ayat 15).
Penjelasan di atas semakin mempertegas keyakinan kita bahwa komunitas Kristen memiliki kesatuan dan persatuan yang sejati; dan fungsi serta kemampuan yang Allah anugerahkan kepada kita, dapat kita pergunakan untuk membangun tubuh Kristus dan melayani Kristus.
Renungkan: Sudahkah Anda terlibat dengan orang Kristen lainnya membangun tubuh Kristus dan melayani Kristus dengan kemampuan yang Allah anugerahkan untuk Anda?
SH: Ef 4:1-16 - Kesatuan dan keanekaragaman (Senin, 7 November 2011) Kesatuan dan keanekaragaman
Gereja yang terus mengalami konflik niscaya tidak akan maju dan tak akan jadi berkat. Ini akan berdampak serius, gereja i...
Kesatuan dan keanekaragaman
Gereja yang terus mengalami konflik niscaya tidak akan maju dan tak akan jadi berkat. Ini akan berdampak serius, gereja itu akan mengalami kemunduran. Tentu saja gereja semacam ini tidak memuliakan Tuhan. Oleh karena itu, kesatuan dalam gereja sangat penting bagi perluasan Kerajaan Allah.
Rasul Paulus berharap agar jemaat Efesus hidup berpadanan dengan panggilan mereka (1), yaitu hidup seperti Kristus: rendah hati, lemah lembut, dan sabar (2). Mereka harus penuh kasih dan saling membangun. Dalam persekutuan harus ada usaha memelihara kesatuan Roh yang diikat oleh damai sejahtera, sebagaimana orang percaya merupakah satu tubuh, satu Roh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, serta satu Allah dan Bapa (5-6).
Paulus menugasi para pemimpin rohani untuk memperlengkapi umat Tuhan (12). Tujuannya adalah agar jemaat terdidik dalam pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus, mencapai kesatuan iman yang sejati dan memiliki pengenalan yang benar akan Kristus, serta bertumbuh sesuai kepenuhan Kristus. Dengan demikian umat tidak mudah diombang-ambingkan ajaran sesat, kepalsuan, dan tipu muslihat manusia yang ingin menjauhkan umat dari Tuhan. Sebaliknya, umat dapat bertumbuh dan berdiri teguh dalam kebenaran yang didasarkan pada kasih serta semakin serupa dengan Kristus sebagai Kepala jemaat. Di samping itu, umat dapat saling membangun, mengasihi, dan melayani sesuai karunia masing-masing.
Kita juga adalah anggota tubuh Kristus yang beraneka ragam dengan peranan yang beragam pula. Sebab itu kita harus saling menghargai, saling mengisi, dan saling melayani sesuai karunia masing-masing. Kristus telah mempersatukan kita, tetapi tidak berarti bahwa kita adalah seragam. Dalam kesatuan itu, kita tetap memiliki keragaman agar kita dapat saling memperlengkapi di antara sesama umat Tuhan. Oleh karena itu, kesadaran akan kesatuan kita sebagai anggota tubuh Kristus harus diimbangi dengan kesediaan untuk menerima keanekaragaman di antara kita.
SH: Ef 4:1-16 - Kesatuan Karunia Dalam Jemaat (Rabu, 18 Desember 2019) Kesatuan Karunia Dalam Jemaat
Membangun kesatuan dari hal-hal yang sama itu mudah. Namun, membangun kesatuan dari hal-hal yang berbeda-beda sangat su...
Kesatuan Karunia Dalam Jemaat
Membangun kesatuan dari hal-hal yang sama itu mudah. Namun, membangun kesatuan dari hal-hal yang berbeda-beda sangat sulit. Bagi orang Kristen, itulah tujuan kehadirannya di dunia.
Rasul Paulus yang dipenjara karena Yesus Kristus (1) menasihati agar jemaat Efesus hidup dengan rendah hati, lemah lembut, dan sabar (2). Selain itu, Paulus mendorong supaya jemaat Efesus memelihara kesatuan Roh, yaitu kesatuan tubuh Yesus (3). Kesatuan Roh tidak bisa dipisahkan dengan pengakuan satu Tuhan, yaitu Yesus Kristus, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa (4-6).
Paulus juga menjelaskan adanya berbagai karunia yang diberikan berdasarkan kehendak Allah dan berfungsi untuk pelayanan dalam jemaat (7). Karunia yang satu tidak bisa dipisahkan dengan karunia lainnya. Semua karunia merupakan satu kesatuan. Tidak ada karunia yang lebih rendah atau pun lebih kecil. Semuanya bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan jemaat. Tuhan sendiri yang memperlengkapi umat-Nya dan memberikan tugas, yaitu memelihara kesatuan jemaat sebagai tubuh-Nya (8-12).
Tuhan memberikan orang-orang dengan jabatan nabi, rasul, gembala, pemberita-pemberita, dan pengajar-pengajar (11) untuk membimbing, dan memperlengkapi umat-Nya (12) agar mereka mengalami pertumbuhan serta pengenalan akan Allah secara dewasa dan mandiri (13), tidak mudah disesatkan (14), dan teguh bertumbuh ke arah Kristus (15-16).
Pertumbuhan jemaat dengan karunia yang berbeda harus berfokus ke arah Kristus, sebagai Tuhan dan Kepala Gereja. Kalau anggota jemaat memiliki pengenalan yang benar tentang Allah, maka tujuan kehadiran gereja di dunia menjadi konkret dalam kesatuan. Gereja yang bersatu menjadi sebuah kesaksian yang sangat berkuasa dan indah di tengah dunia yang saling menjatuhkan dan terpecah-pecah ini.
Doa: Tuhan, mampukan kami untuk membangun jemaat-Mu yang begitu kaya dengan karunia-Mu. [MT]
SH: Ef 4:17-24 - Hitam—putih; di luar—di dalam Kristus (Minggu, 9 November 2003) Hitam—putih; di luar—di dalam Kristus
Hitam bukan putih, keduanya berbeda tajam. Ilustrasi warna ini
tepat untuk menggambarkan kehidupan ora...
Hitam—putih; di luar—di dalam Kristus
Hitam bukan putih, keduanya berbeda tajam. Ilustrasi warna ini tepat untuk menggambarkan kehidupan orang Kristen yang jelas, sebagai manusia baru yang hidup di dalam Kristus. Artinya, hidup kita kini jelas-jelas telah menanggalkan manusia lama yang hidup dalam dosa. Orang yang ada di dalam Kristus tidak mungkin serempak hidup di dalam dosa.Dalam bagian ini Paulus memberikan perbandingan mencolok antara kehidupan orang di dalam Kristus dengan orang yang di luar Kristus. Orang yang berada di luar Kristus adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Mereka hidup terpisah dari Sang Pencipta, dan menyerahkan diri kepada kecemaran hawa nafsu untuk memperoleh kenikmatan semu (ayat 17-19). Sedangkan orang yang berada di dalam Kristus adalah orang yang mengenal Kristus. Mereka adalah orang yang hidupnya telah ditebus dari dosa, dan menjadi anak-anak Allah (ayat 21-24). Hidup mereka menuju kepada kehidupan kekal bersama Allah. Apa maksud Paulus membuat dan memaparkan perbandingan ini? Maksudnya adalah agar jemaat di Efesus melakukan tanggung jawabnya hidup sebagai orang kudus di dalam Kristus. Diharapkan pula bahwa kita, orang-orang Kristen sebagai tubuh Kristus masa kini pun melakukan tanggung jawab hidup kudus di hadapan Tuhan Yesus Kristus.
Renungkan: Anda yang telah menanggalkan citra kemanusiaan lama untuk selama-lamanya, haruslah juga menanggalkan semua perilaku lama yang penuh kecemaran.
SH: Ef 4:17-32 - Manusia baru (Selasa, 8 November 2011) Manusia baru
Kesadaran akan identitas diri biasanya membuat orang berusaha hidup sesuai identitas itu. Walaupun ada orang yang tidak menyukai identit...
Manusia baru
Kesadaran akan identitas diri biasanya membuat orang berusaha hidup sesuai identitas itu. Walaupun ada orang yang tidak menyukai identitasnya sehingga hidup berlawanan dengan identitas itu.
Dalam identitas sebagai manusia baru, jemaat Efesus dinasihati Rasul Paulus agar tidak lagi hidup seperti orang yang tidak mengenal Allah (17-19). Mengapa? Sebab Yesus menyelamatkan manusia agar hidup sesuai kehendak Allah, yang berbeda dari kehidupan orang yang tidak percaya. Lahir baru yang membuat orang menjadi manusia baru memang merupakan sebuah perubahan radikal dari cara hidup yang terpisah dari Kristus ke cara hidup yang memuliakan Allah (22-24). Maka manusia baru harus harus menjauhi dusta dengan berkata jujur (25) serta tidak boleh berkata kotor. Manusia baru harus menggunakan kata-kata yang baik, yang dapat membangun orang lain. Manusia baru juga mesti mampu mengendalikan amarah. Bila marah, jangan sampai kemarahan itu membuat berdosa (26) sehingga memberi kesempatan kepada Iblis untuk menghancurkan hidup dan hubungan kita dengan sesama. Hal lain yang tidak boleh dilakukan adalah mencuri (28). Manusia baru harus melakukan pekerjaan yang baik dan bekerja keras agar dapat berbagi dengan mereka yang berkekurangan.
Manusia baru kiranya tidak mendukakan Roh Kudus dengan perbuatan yang tidak berkenan kepada Tuhan. Kita harus hidup menurut pimpinan Roh Kudus. Kita juga harus menjauhi segala hal yang dapat merusak karakter dan pertumbuhan rohani kita atau yang mungkin menghilangkan damai dan sukacita kita (31). Hendaknya kita hidup ramah, penuh kasih mesra, dan saling mengampuni sebagaimana Kristus telah mengampuni kita.
Orang yang telah mengenal Yesus harus membiarkan Roh Kudus mengerjakan karya pembaruan di dalam hidupnya agar dimampukan untuk hidup benar dan kudus. Berdoalah agar Roh Kudus menolong kita menjalani hidup sebagai manusia baru agar tutur kata dan perbuatan kita menjadi berkat bagi orang lain dan memuliakan Tuhan.
SH: Ef 4:17-32 - Siapakah Aku? Manusia Lama atau Baru? (Kamis, 19 Desember 2019) Siapakah Aku? Manusia Lama atau Baru?
Alkitab menyatakan dua macam manusia, yaitu manusia lama dan manusia baru. Manusia lama adalah mereka yang tida...
Siapakah Aku? Manusia Lama atau Baru?
Alkitab menyatakan dua macam manusia, yaitu manusia lama dan manusia baru. Manusia lama adalah mereka yang tidak mengenal kebenaran Kristus. Manusia baru adalah mereka yang ada dalam Kristus.
Dalam nas ini, diuraikan perbedaan hidup manusia lama dan baru. Hidup manusia lama adalah sebagai berikut: pikiran yang sia-sia, pengertian yang gelap, tidak menyembah Allah, bodoh, keras kepala, perasaan yang tumpul, menuruti nafsunya, serakah, penuh dengan kecemaran, berdusta, pendosa, pemarah, pendendam, dikuasai oleh iblis, pencuri, pemalas, tidak bekerja dengan baik, tidak peduli dengan sesamanya, berkata kotor, mendukakan Roh Kudus Allah, geram, suka bertengkar, dan pemfitnah (17-19, 25-31).
Berbeda dengan manusia baru, hidup mereka diuraikan sebagai berikut: mendengar, mengenal, menerima kebenaran Yesus Kristus (21), menolak perbuatan manusia lama (22), hidup benar dan kudus dalam Yesus Kristus (24), tidak pemarah, tidak berbuat dosa, tidak pendendam, melawan iblis (26-27), tidak mencuri, bekerja dengan baik, bersedekah (28), tidak berkata kotor, tidak berdusta, berhikmat (29), tidak mendukakan Roh Kudus Allah (30), tidak pendendam, tidak geram, tidak pemarah, pendamai, tidak pemfitnah, tidak berbuat jahat (31), peramah, pengasih, pengampun (32).
Manusia baru menerima pembenaran dan pengudusan dalam Yesus Kristus sehingga hidupnya membuahkan kebaikan, kebenaran, dan keadilan. Sedangkan manusia lama menolak Allah dan penebusan Yesus Kristus dan hidup mereka berbuah kejahatan yang membinasakan.
Dengan mengetahui perbedaan hidup manusia lama dan baru, kita dapat bercermin seperti apakah diri kita. Kita mengenal diri sebagai manusia baru atau lama. Di sini hati kita mampu menjawab dengan jujur akan hal tersebut. Hal ini dapat dibuktikan melalui perbuatan kita setiap hari. Manusia baru masih bisa berdosa, tetapi mereka tidak menikmati dosa itu sama sekali.
Doa: Tolong kami hidup sebagai manusia baru sebagai syukur atas anugerah-Mu. [MT]
SH: Ef 4:25--5:2 - Berani tampil beda (Senin, 10 November 2003) Berani tampil beda
Jika sekali waktu Anda mengunjungi mal, cobalah untuk mengamati
gerak-gerik dan penampilan ABG (Anak Baru Gede). Perhatikan
...
Berani tampil beda
Jika sekali waktu Anda mengunjungi mal, cobalah untuk mengamati gerak-gerik dan penampilan ABG (Anak Baru Gede). Perhatikan atribut yang dipakai mulai dari baju, pernak-pernik sampai tingkah lakunya. Kita akan menyimpulkan bahwa atribut itu merupakan upaya mereka untuk mempublikasi identitas dirinya dengan harapan orang memahami siapa dirinya. Mereka mencari identitas dengan ikut “tren”. Paulus menginginkan agar jemaat Efesus berani tampil beda dalam kehidupannya. Tujuannya adalah agar mereka menjadi berbeda dengan orang di luar Kristus. Oleh karena itu Paulus memberikan beberapa penekanan, yaitu: [1] moralitas bagi kehidupan orang Kristen, di antaranya tidak berkata dusta, mampu mengendalikan diri dalam keadaan marah, tidak emosional, dan menjaga tutur kata sehingga tidak berkata kotor (ayat 25-31); [2] landasan kehidupan yang telah diletakkan oleh Kristus, yaitu kasih-Nya yang dalam untuk umat-Nya sehingga Ia rela menyerahkan diri sebagai persembahan kurban yang harum bagi Allah (ayat 5:2). Paulus menegaskan agar jemaat mempraktikkan pola kasih Kristus ini dalam kehidupan mereka, bukan saja sebagai suatu keharusan tetapi juga sebagai tanda atau bentuk keunikan dalam kehidupan Kristen. Di zaman sekarang ini, sulit menemukan orang atau keluarga Kristen yang memiliki pola hidup seperti ini. Artinya, tidak semua orang Kristen dapat mempraktikkan prinsip mengasihi dan mengampuni seperti anjuran Paulus. Akan tetapi jangan kita mengartikan kesulitan itu sama dengan tidak mungkin. Yesus Kristus telah mencontohkan hal tersebut, dan Ia mampu. Karena Kristus telah melakukannya untuk kita, maka hal-hal yang tidak mungkin bagi kebanyakan orang menjadi mungkin bagi kita.
Renungkan: Maukah Anda mendasarkan hidup Anda pada semangat untuk saling mengasihi dan saling mengampuni, sehingga keunikan kita nyata dalam dunia ini?
SH: Ef 4:26 - Kemarahan (Sabtu, 2 Oktober 2010) Kemarahan
Marah adalah suatu perasaan negatif yang kuat terhadap seseorang atau sesuatu yang telah terjadi. Perasaan marah bukan sesuatu yang mudah d...
Kemarahan
Marah adalah suatu perasaan negatif yang kuat terhadap seseorang atau sesuatu yang telah terjadi. Perasaan marah bukan sesuatu yang mudah dikendalikan. Namun kita bisa memilih cara mengekspresikan kemarahan, apa yang akan kita lakukan dengan kemarahan awal kita, dan seberapa jauh kita mengizinkan kemarahan merusak relasi kita dengan sesama.
Kemarahan yang dipendam bisa menumpuk dan meledak secara tidak terkendali. Kemarahan yang demikian bisa menimbulkan kebencian, yaitu bentuk kemarahan yang secara permanen ditujukan pada sosok tertentu.
Bolehkah orang Kristen marah? Seberapa jauh kemarahan orang Kristen ditoleransi? Apa kata Alkitab? "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu" (Ef. 4:26). Apa alasan orang Kristen boleh marah?
Di Alkitab kita mendapatkan Allah marah, Yesus juga marah. Kemarahan Ilahi tidak sama dengan kemarahan manusia berdosa. Kita harus menyadari penggunaan bahasa antropopatisme dalam mengungkapkan kemarahan Allah. Tidak semua unsur kemarahan dalam diri manusia dapat dikenakan kepada Allah.
Kemarahan Allah adalah kudus, tidak berkaitan dengan dendam pribadi atau perasaan negatif lainnya. Kemarahan Allah adalah adil, Ia tidak sembarang marah. Ia marah saat kebenaran diputarbalikkan, saat ketidak-adilan dan penindasan meraja lela. Kemarahan Allah ada dalam kedaulatan-Nya. Ia marah kepada milik-Nya sendiri, sesuai dengan hak-Nya. Kemarahan Allah tak pernah berlebihan, selalu memiliki tujuan positif, yaitu untuk menegakkan keadilan, membela yang tertindas, atau menghukum agar terjadi pertobatan dan pemurnian umat.
Orang Kristen boleh marah menghadapi hal-hal yang membuat Allah marah. Namun ia harus selalu mawas diri bahwa Iblis bisa menunggangi kemarahannya sehingga jadi bersifat merusak. Maka jauh lebih penting mengenakan seluruh karakter Kristus, yaitu kasih, kelemah-lembutan, panjang sabar, penuh pengampunan, kemurahan, dst., ketimbang berfokus pada kemarahan semata-mata.
Utley: Ef 4:7-16 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 4:7-167 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. 8 Itulah sebabn...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 4:7-16
7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. 8 Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." 9 Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? 10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. 11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul- rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, 14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, 15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. 16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, — yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota— menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Ef 4:7 "kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia" Perhatikan peralihan dari aspek kebersamaan dari gereja kepada aspek individual. Setiap orang percaya memiliki karunia rohani, diang berikan pada saat keselamatan oleh Roh untuk kebaikan bersama (lih. 1Kor 12:7,11). Daftar karunia dari PB (lih. 1Kor 12:1-13,28-29; Rom 12:3-8; Ef 4:11) bersifat representatif, tidak selengkapnya. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa daftar karunia dan urutannya di dalam daftar bervariasi.
Orang percaya sering menjadi kontraproduktif jika mereka
- 1. bermegah atas karunia mereka
- 2. membandingkan karunia satu dengan yang lain
- 3. mendefinisikan karakteristik yang tepat dari masing-masing karunia
PB tidak memikirkan masalah ini. Realitas dari sebuah keluarga yang berkarunia dan dipanggil, sebuah kerajaan imamat adalah masalahnya (lih. 1Pet 2:5,9; Wahy 1:6). Orang-orang percaya dipanggil untuk pelayanan, bukan hak istimewa!
□ "menurut ukuran pemberian Kristus" Yesus adalah karunia Tuhan bagi manusia yang jatuh. Kepribadian ("karunia-karunia Roh," 1Kor 12) dan pelayanan-Nya ("buah Roh," Gal 5:22-23) dibagi di antara umat-Nya untuk menjamin kelanjutan Injil melalui persatuan dan kerja sama mereka dalam Roh.
Ef 4:8 Ini adalah kutipan dari Mazm 68:18, yang awalnya merujuk pada YHWH. Frasa "memberi karunia kepada manusia" ditemukan di salah satu terjemahan Targum Aram, Peshitta (Syria), dan Kasdim, sedangkan "menerima karunia dari manusia" ada dalam Naskah Masoretik (Naskah Ibrani) dan Septuaginta (terjemahan Yunani). Paulus dengan jelas mengambil terjemahan PL yang mencerminkan tujuan teologisnya. Allah di dalam Kristus telah mengaruniai umat-Nya. Dia mengaruniai mereka untuk pelayanan, bukan untuk posisi istimewa (lih. Mat 20:25-28; 23:1-12).
□ "Dia membawa tawanan-tawanan" Paralelnya di Kolose (lih. Ef 2:15) menyiratkan bahwa ayat ini menunjuk pada parade kemenangan militer Romawi, di mana kekuatan yang kalah dipajang. Di sini ini merujuk pada kemenangan Kristus atas kekuatan rohani alam semesta yang bermusuhan (mungkin terkait dengan aeon Gnostik).
Ef 4:9 Ayat ini bisa merujuk ke (1) Inkarnasi (lih. Fili 2:6-11) atau (2) turunnya Yesus ke Hades (lih. Kis 2:31; Rom 10:6-7; atau mungkin 1Pet 3:18-20; 4:6; yang tercermin dalam kredo awal Gereja, "turun ke neraka").
Ef 4:10 "jauh lebih tinggi dari pada semua langit" Ini adalah kontras paralel dari ke "bagian bumi yang paling bawah." Yesus meninggalkan surga untuk menjadi manusia. Dia kembali ke surga yang tertinggi sebagai Juruselamat yang menang! Perhatikan bentuk JAMAK, "langit" (lih. 2Kor 12:2). Para rabi berdebat apakah ada tiga atau tujuh langit. Ini menunjuk pada kehadiran atau ruang tahta Allah seperti dalam Wahy 4; 5.
□ "Ia… memenuhkan segala sesuatu." Yesus datang untuk memenuhi rencana kekal Allah untuk penyatuan dan penebusan seluruh umat manusia serta penciptaan fisik (lih. Rom 8:19-21). Istilah "memenuhkan" (plēroō, lih. Ef 1:23; 3:19; 4:10; 5:18) adalah istilah khusus yang digunakan oleh guru-guru palsu untuk menggambarkan tingkat kemalaikatan (aeon). Keselamatan tidak ada dalam pengetahuan manusia tetapi dalam iman yang bertobat dalam karya paripurna Kristus— inkarnasi, kehidupan, ajaran, penyaliban, kebangkitan, kenaikan, syafaat, dan janji akan kembali-Nya.
- NASB "Dialah yang memberi"
- NKJV "Ia sendiri memberi"
- NRSV "karunia yang diberikan-Nya"
- TEV "Dialah yang memberikan karunia kepada manusia,"
- NJB "dan bagi sebagian orang, karunianya adalah"
Kristus sendiri, atau lebih tepatnya Trinitas (lih. Ef 4:4-6; 1Kor 12:4-6), memberikan karunia rohani kepada umat Mereka / Nya. Orang percaya semua adalah pelayan yang berkarunia. Beberapa menjadi pemimpin, tetapi semuanya pelayan.
Ada beberapa daftar karunia rohani dalam tulisan Paulus (lih. 1Kor 12:8-10,28-30; Rom 12:6-8; Ef 4:11). Daftar ini tidak identik. Ini berarti bahwa daftar ini bukanlah daftar selengkapnya, namun hanyalah bersifat representatif. Bagi Paulus karunia adalah aspek dari pelayanan Yesus yang diberikan kepada tubuh-Nya (gereja) untuk melanjutkan pelayanan-Nya. PB tidak pernah memberikan daftar definitif dari karunia atau pedoman bagi orang percaya untuk mengetahui karunia mana yang ada pada mereka. Fokusnya bukanlah pada identifikasi karunia, tetapi pada aspek keberagaman dari pelayanan. Salah satu pedoman praktis terbaik untuk mengetahui karunia rohani seseorang ditemukan dalam buku kecil IVP yang berjudul "Menegaskan Kehendak Allah" oleh Paul Little. Panduan yang sama untuk mengetahui kehendak Allah berlaku untuk menemukan karunia rohani seseorang.
□ "rasul-rasul" Ini adalah penggunaan yang terus menerus dari istilah luar "Dua Belas Rasul" (lih. Kis 14:4,14, Barnabas; Rom 16:7, Andronikus dan Yunias; 1Kor 4:6,9; 12:28-29; 15:7, Apolos, Fili 2:25, Epafroditus; 1Tes 2:6, Silwanus dan Timotius). Tugas yang tepat mereka tidak pasti, tetapi melibatkan pemberitaan Injil dan kepemimpinan pelayan dari gereja. Bahkan mungkin juga bahwa Rom 16:7 (KJV "Junia") menunjuk pada rasul wanita!
□ "nabi-nabi" Fungsi yang tepat dari orang-orang percaya yang berkarunia ini juga tidak pasti (lih. Kis 11:28; 21:9-11; 15:32). Mereka tidak sama dengan nabi PL yang menulis Kitab Suci. Nabi-nabi Perjanjian Baru menerapkan Alkitab untuk situasi yang baru dan berbeda. Mereka dihubungkan dengan rasul, pemberita injil, gembala dan pengajar karena mereka semua memberitakan Injil, tetapi dengan penekanan yang berbeda. Lihat Topik Khusus pada Ef 2:20.
□ "pemberita-pemberita injil" Anehnya, dalam terang Mat 28:19-20, karunia ini hanya disebut tiga kali dalam PB. Tugas mereka di gereja awal, seperti dua jabatan sebelumnya, tidak pasti (lih. Kis 21:8; 2Tim 4:5), tapi sekali lagi jelas melibatkan pemberitaan Injil dan kepemimpinan pelayan. Ada kemungkinan bahwa ketiga pemimpin berkarunia yang pertama memiliki pelayanan keliling atau regional.
□ "gembala-gembala dan pengajar-pengajar" Sebutan "penatua" (presbuteroi), "uskup" (episkopoi), dan "gembala/pendeta" (poimenas) semua menunjuk pada satu fungsi dan jabatan yang terkemudian ini (lih. Kis 20:17,28; dan Tit 1:5-7). Istilah "penatua" memiliki latar belakang PL, sedangkan istilah "uskup" atau "pengawas" memiliki latar belakang negara-kota Yunani. Sintaksis Yunani (satu CONJUNCTION [de] dan satu ARTICLE [tous]) menghubungkan dua sebutan ini secara bersama sebagai satu fungsi, satu orang berkarunia yang mewartakan dan menjelaskan Injil pada situasi lokal.
Sangat menarik bahwa dalam Rom 12:7 para penajar terdaftar sebagai karunia yang terpisah dan gembala tidak disebutkan sama sekali (kecuali itu adalah "dia yang mendorong" dalam Rom 12:8). Ada begitu banyak kita kaum modern tidak tahu tentang gereja mula-mula.
- NASB "untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan"
- NKJV "Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan"
- NRSV "untuk memperlengkapi orang kudus bagi pekerjaan pelayanan"
- TEV "Ia melakukan ini untuk mempersiapkan segala orang kudus bagi pekerjaan pelayanan Kristen"
- NJB "sehingga orang-orang kudus bersama-sama membuat kesatuan dalam pekerjaan pelayanan"
Pemimpin adalah karunia Allah yang diberikan untuk melatih Tubuh Kristus bagi pekerjaan pelayanan! Gereja perlu merebut kembali kekuasaan, karunia dan tugas alkitabiah dari semua anggota gereja (rohaniwan - awam, tua - muda, pria - wanita, lih. Yoel 2:28 yang dikutip dalam khotbah Pentakosta Petrus dalam Kis 2). Setiap orang Kristen adalah pelayan sepenuh waktu, yang dipanggil oleh Tuhan, di karuniai Allah.
Istilah "memperlengkapi" berarti untuk menjadikan sesuatu siap untuk tujuan yang ditetapkan. Ini digunakan untuk:
- 1. anggota badan yang patah yang disembuhkan dan dibuat berguna lagi
- 2. jala ikan yang robek yang sedang diperbaiki dan dengan demikian mampu menangkap ikan
- 3. kapal yang dilengkapi dengan tali dan layar dan disiapkan untuk laut
- 4. anak ayam yang telah tumbuh cukup besar untuk dibawa ke pasar
Juga, perhatikan sasarannya bukanlah bahwa hanya beberapa orang percaya menjadi dewasa, tetapi semua (lih. ay. Ef 4:13). Untuk "orang kudus" lihat Topik Khusus pada Kol 1:2.
Karunia ini diberikan kepada setiap orang percaya untuk kebaikan bersama (lih. 1Kor 12:7,11). Setiap orang percaya adalah pelayan Kristus sepenuh waktu yang dipanggil dan dikaruniai. Tidak semua merupakan pelayan "ahli", tapi semua adalah hamba. Gereja modern dilumpuhkan oleh (1) mentalitas kependetaan / awam dan (2) konsep keselamatan sebagai produk bukan sebuah proses relasional kehambaan!
□ "bagi pembangunan tubuh Kristus" Paulus mencampurkan metafora bangunan-nya (lih. 2:20-27) dengan metafor tubuh-Nya (lih. Ef 1:23; 4:12; 5:30). Orang percaya dikaruniai untuk kebaikan bersama, bukan untuk pengakuan individu (1Kor 12:7). Fokusnya adalah bukan pada individu melainkan pada tubuh (lih. ay. Ef 4:4-6). Karunia rohani adalah handuk pelayan, bukan lencana prestasi! Orang percaya adalah lebah pekerja! Lihat Topik Khusus: membangun di Ef 2:21.
Ef 4:13 "sampai kita semua telah mencapai" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVE yang menunjukkan aspek ketergantungan. Secara harfiah ini berarti "tiba di tujuan." Perhatikan bahwa "semua" berbicara tentang tanggung jawab kebersamaan kita. Perhatikan ke tiga aspek kedewasaan disebutkan: (1) kesatuan iman, (2) pengetahuan tentang Anak Allah, sampai kepada suatu (3) kedewasaan yang seperti Kristus. Juga, perhatikan sasarannya bukan bahwa beberapa dewasa, tetapi semua!
□ "pengetahuan" Ini adalah majemuk Yunani (epiginōskō), yang berarti pengetahuan pengalaman penuh. Ini merupakan penolakan yang jelas atas penekanan guru-guru palsu Gnostik pada pengetahuan eksklusif, rahasia. Pengetahuan orang percaya lengkap di dalam Kristus. Ini mungkin adalah permainan atas konsep Ibrani dari "mengenal" sebagai hubungan pribadi (lih. Kej 4:1; Yer 1:5; Fili 3:8,10) versus konsep Yunani yang dikenal sebagai informasi kognitif. Keduanya dibutuhkan untuk sebuah kekristenan yang dewasa.
□ "kedewasaan penuh" Ini berkebalikan dengan "anak" dari ayat Ef 4:14. Akar Yunaninya (telos) berarti "lengkap," "sepenuhnya diperlengkapi," bukan tanpa berdosa atau sempurna (KJV).
Ef 4:14 "sehingga kita bukan lagi anak-anak" ini menyiratkan bahwa banyak orang percaya yang diselamatkan tapi belum matang (lih. 1Kor 3:1-3; Ibr 5:11-14.). Mereka masih tidak merasakan penyerahan diperlukan dan dedikasi yang diperlukan untuk menjadi pelayan hamba. Orang percaya harus mati untuk diri sendiri dan hidup bagi Allah (lih. Rom 6:1-14; 2Kor 5:14-15; Gal 2:20; 1Yoh 3:16).
- NASB "diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan"
- NKJV "diombang-ambingkan dan dihanyutkan oleh setiap angin pengajaran, oleh tipu daya manusia, dalam kelicikan licik tempat tinggal mereka sambil menunggu untuk menipu"
- NRSV "diombang-ambingkan dan ditiup oleh setiap angin pengajaran, oleh tipu daya orang- orang, oleh kelicikan rncana tipu daya mereka"
- TEV "dibawa oleh ombak dan tertiup oleh setiap pergeseran angin dari ajaran orang licik, yang memimpin orang lain kepada kesalahan dengan trik-trik yang mereka menciptakan"
- NJB "atau terombang-ambing dan terbawa oleh setiap angin pengajaran, pada semua trik yang dimainkan orang dan kepandaian mereka dalam berlatih menipu"
Ini jelas mengacu pada guru-guru palsu, yang tampaknya merupakan kombinasi dari filsuf Yunani dan legalis Yahudi. Frasa ini menunjuk baik pada penipuan manusia (guru-guru palsu) maupun penipuan kemalaikatan (kelicikan dalam tipu daya yang licik). Di balik guru-guru palsu inilah terletak aktivitas tingkat kemalaikatan yang jatuh (lih. Ef 6:10-12; 1Kor 10:20; Dan 10). Umat Allah diperdaya, dimanipulasi dan disesatkan karena mereka belum dewasa di dalam Kristus. Ada peperangan rohani bahkan setelah pertobatan. Sasaran orang Kristen adalah bukan hanya surga ketika mereka mati namun keserupaan dengan Kristus dan pelayanan sekarang (lih. ay. Ef 4:15; Rom 8:28-30; Gal 4:19)!
Ef 4:15 Orang-orang percaya tidak hanya harus berbicara kebenaran, tetapi untuk hidup dan untuk mengajarkan kebenaran dalam kasih (lih. Ezr 7:10). Sasarannya adalah kesatuan (ay. Ef 4:2-3)! Betapa berbedanya ini dari kebingungan dan persaingan dari para guru palsu.
Ef 4:16 Paulus menggunakan metafora tubuh manusia untuk menekankan kesatuan dalam kasih, di tengah keragaman. Perpecahan membuka pintu kepada Iblis, para malaikatnya, dan guru-guru palsu (lih. Kol 2:8). Lihat Topik Khusus: membangun di Ef 2:21.
Utley: Ef 4:17-24 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 4:17-2417 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang ti...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 4:17-24
17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia 18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. 19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. 20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. 21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, 22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, 23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, 24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
- NASB "Ini kukatakan, dan tegaskan bersama-sama dengan Tuhan"
- NKJV "Ini kukatakan, oleh sebab itu, dan bersaksi di dalam Tuhan"
- NRSV "Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan"
- TEV "Dalam nama Tuhan, kemudian, kukatakan ini dan memperingatkan kamu"
- NJB "Secara khusus, aku ingin mendorongmu di dalam nama Tuhan"
Klaim penegasan bersama dengan Tuhan ini menunjukkan otoritas kerasulan Paulus dan pengetahuannya tentang ajaran-ajaran Yesus.
□ "Jangan hidup lagi " Dalam ayat Ef 4:17-19 ada serangkaian karakteristik dari gaya hidup kafir. Orang percaya baru itu sendiri pernah hidup seperti ini (lih. ay. Ef 4:28). Paulus menyebutkan karakteristik kemanusiaan yang jatuh beberapa kali dalam tulisan-tulisannya (lih. Rom 1:29-31; 1Kor 5:11; 6:9; 2Kor 12:20; Gal 5:19-21; Ef 4:19,31; 5:3-4; Kol 3:5-9). Lihat Topik Khusus pada Kol 3:5.
Bagaimana menghasilkan kekudusan adalah konflik utama antara Paulus dan kaum legalis Yahudi. Baik Paulus dan kaum Yudais menginginkan gaya hidup yang benar dalam pertobatan. Paulus mengakui dosa-dosa masa lalu kafir dari orang-orang percaya ini, tapi percaya bahwa kasih karunia yang gratis, berdiamnya Roh, dan pengetahuan yang bertumbuh tentang Injil akan menghasilkan apa yang tidak bisa dihasilkan oleh legalisme. Kinerja Perjanjian Lama telah diganti dengan hati dan pikiran yang baru dari Perjanjian Baru (lih. Yer 31:31-34; Yeh 36:22-32).
- NASB, NKJV, NRSV "dengan pikirannya yang sia-sia,"
- TEV "yang pikiran-pikirannya tidak berharga"
- NJB "kehidupan yang berkepala kosong"
Istilah ini berarti "sia-sia," "kosong," "tanpa tujuan" (lih. Rom 1:21). Ayat Ef 4:17-19 bisa menunjuk pada (1) spekulasi guru-guru palsu atau (2) kehidupan orang percaya sebelumnya dalam kekafiran.
Ef 4:18 "dan pengertiannya yang gelap," Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE. Keadaan kebutaan rohani mereka sekarang (seperti juga kita) adalah hasil dari (1) pencobaan supranatural, (2) pengaruh dari kesesatan, dan (3) pilihan pribadi
□ "jauh dari hidup persekutuan dengan Allah," Ini adalah satu lagi PERFECT PASSIVE PARTICIPLE. Ini menunjuk pada pemisahan dari Allah perjanjian PL dan janji-janji-Nya (lih. Ef 2:12).
□ "Karena kebodohan yang ada di dalam mereka" Ini menunjuk pada ketidaktahuan karena kehendak mereka sendiri (cf. Rom 1:18-3:20).
□ "karena kedegilan hati mereka" Ini adalah hasil yang mengikat dari kejatuhan (lih. Kej 3, Yoh 3:17-25). Lihat Topik Khusus: Hati di Kol 2:2.
- NASB "telah menjadi tak berperasaan"
- NKJV "perasaan mereka telah tumpul,"
- NRSV "telah kehilangan semua kepekaan "
- TEV "telah kehilangan semua perasaan malu"
- NJB "perasaan benar dan salah suatu kali tumpul"
Ini adalah satu lagi PERFECT ACTIVE PARTICIPLE. Manusia yang jatuh telah, dan tetap, menjadi tidak sensitif atau mengeras jauh di luar perasaan, terhadap baik wahyu alamiah (lih. Mazm 19:1-6; Rom 1:18-2:16) maupun wahyu khusus dari Alkitab dan Anak, firman yang tertulis (lih. Mazm 19:7-12) dan Firman yang hidup (lih. Yoh 1:1-14).
- NASB "mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu "
- NKJV "mereka menyerahkan diri kepada amoralitas"
- NRSV "telah meninggalkan dirinya menuju ke amoralitas"
- TEV "menyerahkan diri kepada kejahatan"
- NJB "telah meninggalkan diri menuju ke seksualitas"
Ini secara harfiah berarti "keaiban secara terbuka" (lih. Rom 1:24,26). Kemanusiaan yang jatuh telah meninggalkan semua pengekangan, sosial dan spiritual. Guru-guru palsu bahkan mengguncangkan orang kafir lainnya.
- NASB "untuk melakukan setiap jenis kenajisan dengan kerakusan"
- NKJV "mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran"
- NRSV "serakah untuk melakukan setiap jenis kenajisan"
- TEV "dan segala macam hal yang tidak senonoh tanpa menahan diri"
- NJB "bersemangat mengejar karir ketidaksenonohan segala jenis"
Ini berarti lebih dan lebih lagi aku atas resiko apapun (lih. Kol 3:5). Kemanusiaan yang jatuh telah kehilangan rasa kebaikan bersama. Manusia hidup hanya untuk diri mereka sendiri, untuk saat ini. Ini adalah kutukan dari Kejatuhan dari Kej 3. Hal ini sangat jelas dimanifestasikan dalam masyarakat Barat modern!
Ef 4:20 "Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus." Ini adalah kontras yang kuat antara pengkhotbah Kristus dan guru-guru palsu. Ayat Ef 4:17 menunjukkan suatu kontras antara kehidupan mereka sebelumnya dalam pagakekafirannisme dan kehidupan baru mereka dalam Kristus.
Ef 4:21 "Karena" Ini adalah sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL yang dianggap benar dari sudut pandang penulis atau untuk tujuan sastra. Orang percaya telah mendengar kebenaran.
□ "Yesus" Ini adalah penggunaan langka nama "Yesus" secara tersendiri, dalam tulisan-tulisan Paulus. Hal ini mungkin terkait dengan ajaran-ajaran palsu mengenai manusia Yesus (yaitu, kemanusiaan-Nya) versus Kristus yang adalah Roh (yaitu, keilahian-Nya). Dalam Gnostisisme Yesus tidak bisa merupakan sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia karena "roh" (yaitu, Tuhan) adalah baik, selain materi (yaitu, manusia) adalah jahat. Mereka akan menyatakan keIllahian-Nya, tetapi menyangkal kemanusiaan-Nya (lih. 1Yoh 4:1-6). Sangat menarik bahwa masyarakat modern telah membalikkan bidat ini.
Ef 4:22 "menanggalkan" Ada tiga KLAUSA AORIST INFINITIVE dalam ay. 22,23,24. Pakaian digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan karakteristik rohani (lih. Ayub 29:14; Mazm 109:29; dan Yes 61:10). Ini juga penekanan pada perlunya pertobatan dan kehidupan yang berubah yang dihasilkannya (lih. Mr 1:15; Kis 3:16,19; 20:21).
- NASB "kehidupan kamu yang dahulu,"
- NKJV "kelakuanmu yang dahulu"
- NRSV "cara hidupmu yang dahulu"
- TEV "yang membuat kamu hidup seperti dulu"
- NJB "menyerahkan cara hidupmu yang lama"
Terjemahan KJV menuliskan "percakapan," yang berarti "gaya hidup" di AD 1611 ketika terjemahan tersebut ditulis. Ini jelas menunjukkan perlunya memperbarui terjemahan! Tidak ada terjemahan yang terinspirasi. Tugas mereka adalah untuk mengkomunikasikan Injil kepada satu atau lebih generasi. Hanya pesan asli yang diberikan oleh Allahlah yang terinspirasi.
□ "manusia lama" ini menunjuk pada karakteristik dan kecenderungan kejatuhan manusia dalam Adam (lih. Rom 6:6; Kol 3:9). Ini adalah prioritas diri, kemandirian dari Allah, lebih dan lebih untuk saya atas resiko apapun!
Ef 4:23 "supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu" Ini adalah sebuah PRESENT PASSIVE INFINITIVE. Orang percaya harus terus diperbarui dalam pemikiran mereka dengan membiarkan Roh Kudus mengembangkan pikiran Kristus di dalam mereka (lih. Rom 12:2; Tit 3:5). Ini merupakan aspek dari "perjanjian baru" dari Yer 31:31-34 (lih. Yeh 36:22-38).
Ef 4:24 "mengenakan" Ini adalah sebuah AORIST MIDDLE INFINITIVE. Ini adalah metafora pakaian yang menekankan keputusan untuk terus di dalam Kristus (lih. Rom 13:14; Gal 3:27; Kol 3:8,10,12,14, Yak 1:21; 1Pet 2:1). Istilah mengenakan Kristus ini bahkan mungkin telah terhubung dengan ordinansi baptisan di gereja mula-mula, di mana petobat baru mengenakan pakaian putih, bersih setelah baptisan. Ini menunjukkan pilihan kehendak!
□ "manusia baru" Ini adalah metafora bagi hidup baru dalam Kristus. Petrus menyebutnya "mengambil bagian dalam kodrat ilahi" dalam 2Pet 1:4. Hal ini kontras dengan sifat ke-Adam-an lama yang jatuh dari ay. Ef 4:22.
□ "menurut kehendak Allah" Orang beriman harus memiliki karakteristik keluarga Allah (lih. Rom 8:28-29; Gal 4:19). Alkitab menekankan posisi kita dalam Kristus dan juga kebutuhan kita akan keserupaan dengan Kristus secara progresif. Keselamatan adalah gratis, tapi kedewasaan menuntut segalanya! Kekristenan mencakup baik suatu kematian dan kehidupan, titik dan proses, karunia dan pahala! Paradoks ini sangat sulit untuk dipahami oleh orang modern. Mereka cenderung menekankan satu aspek atau yang lain. Lihat Topik Khusus di bawah ini.
Utley: Ef 4:25-32 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 4:25-3225 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. 26 Apa...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 4:25-32
25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. 26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu 27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. 28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. 29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. 30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. 31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. 32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Ef 4:25 "buanglah" Ini merupakan AORIST MIDDLE PARTICIPLE yang digunakan sebagai IMPERATIVE. Hal ini melanjutkan metafora pakaian (lih. ay. Ef 4:24). Orang percaya perlu membuat keputusan awal yang diikuti oleh keputusan berulang (yaitu, setiap hari, bahkan per jam) untuk hidup kudus. Lihat Topik Khusus: kejahatan dan Kebajikan dalam PB di Kol 3:5.
□ "dusta" Ini bisa menunjuk pada
- 1. berbohong
- 2. "Kebohongan" dari ketidakpercayaan seperti yang digunakan dalam 1Yoh 2:22
- 3. pesan dari guru-guru palsu
□ "berkatalah benar seorang kepada yang lain,," Ini adalah kutipan dari Za 8:16. Perhatikan, Paulus mengutip PL sebagai dorongan bagi orang percaya perjanjian baru (lih. ay. Ef 4:26). PL bukan merupakan sarana keselamatan, tetapi masih merupakan wahyu Allah yang diungkapkan dan berwibawa (lih. Mat 5:17-19). PL masih berfungsi pada penyucian, hanya saja tidak dalam pembenaran. Lihat Topik Khusus: Kebenaran di Ef 1:13.
□ "karena kita adalah sesama anggota." "Tubuh" adalah salah satu metafora Paulus untuk gereja (lih. 1Kor 12:12-30). Orang percaya dikaruniai untuk kebaikan bersama (lih. 1Kor 12:7). Orang percaya hidup untuk sebuah keluarga. Mereka tidak dapat hidup sebagai individu yang terisolasi.
Ef 4:26 "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa" Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE (deponent) IMPERATIVE. Ini adalah kutipan dari Mazm 4:4. Ada beberapa bidang kehidupan di mana kemarahan adalah pantas, tetapi harus ditangani dengan benar (yaitu, Yesus membersihkan Bait Allah, lih. Yoh 2:13-17.).
Ini memulai serangkaian PRESENT IMPERATIVE dengan NEGATIVE PARTICLE yang biasanya berarti menghentikan tindakan yang sudah berlangsung (lih. ay. Ef 4:26,27,28,29,30).
□ "janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu" Ini mungkin adalah singgungan terhadap Ul 24:15. Hari Yahudi dimulai saat matahari terbenam (lih. Kej 1:5). Kemarahan adalah emosi yang kuat yang harus ditangani dengan cepat. Ini mungkin merujuk secara metaforis kepada waktu atau secara harfiah pada tidur yang memungkinkan kemarahan menjadi kekuatan bawah sadar.
- NASB "janganlah beri kesempatan kepada Iblis"
- NKJV "ataupun jangan memberikan tempat untuk setan"
- NRSV "jangan membuat ruang untuk setan"
- TEV "jangan memberikan Iblis kesempatan"
- NJB "atau jika tidak kamu akan memberikan pijakan pada iblis"
Ini adalah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE dengan NEGATIVE PARTICLE yang biasanya berarti menghentikan suatu tindakan dalam proses. Kemarahan yang tidak saleh merupakan pembuka untuk serangan rohani; bahkan kemarahan Illahipun (lih. Yoh 2:13-17; Mat 21:12-13) harus ditangani dengan cepat (lih. Ef 6:10-18).
Istilah "iblis" adalah majemuk Yunani (diabolos) yang berarti "melempar melintasi" (lih. Kis 13:10; Ef 4:27; 6:11; 1Tim 3:6,7; 2Tim 2:26). Ini adalah cara metafora untuk merujuk kepada malaikat PL, Setan sang penuduh. Paulus merujuk pada Setan dalam beberapa ayat (lih. Kis 26:18; Rom 10:20; 1Kor 5:5; 7:5; 2Kor 2:11; 11:14; 12:7; 1Tes 2:18; 2Tes 2:9; 1Tim 1:20; 5:15). Setan rupanya adalah makhluk malaikat yang memberontak melawan Allah (lih. Kej 3; Ayub 1; 2; Za 3). Secara alkitabiah sulit untuk berbicara tentang Setan karena
- 1. Alkitab tidak pernah berbicara secara definitif tentang asal-usul atau tujuan kejahatan
- 2. naskah-naskah PL yang biasanya dilihat sebagai kemungkinan berhubungan dengan pemberontakan Setan secara khusus diarahkan pada kutukan penguasa duniawi yang sombong (Raja Babel, Yes 14 dan Raja Tirus, Yeh 28) dan bukan Setan (lihat Topik Khusus: Kejahatan Pribadi 2 : 2)
Sangat jelas dari beberapa ayat PB bahwa ada konflik di alam rohani (Mat 4:10; 12:26; 16:23, Yoh 13:27; 14:30; 16:11, Kis 5:3 ; 2Kor 4:4; Ef 2:2; 1Yoh 5:19; Wahy 2:9,13,24; 3:9; 12:9; 20:2,7). Dimana, kapan, dan bagaimana semuanya rahasia. Orang percaya sungguh memiliki musuh kemalaikatan (lih. Ef 2:2)!
Hubungan antara Allah dan setan telah dikembangkan dari hubungan pelayanan kepada antagonisme. Setan tidak diciptakan jahat. Pekerjaan permusuhan Nya dalam Kej 3, Ayub 1; 2 dan Za 3 berada dalam kehendak Allah (lih. A.B. Davidson, Sebuah Teologia Perjanjian Lama, hal 300-306, untuk perkembangan kejahatan dalam Alkitab). Hal tersebut memberikan suatu ujian untuk kesetiaan dan keterpercayaan manusia. Manusia gagal!
Ef 4:28 "Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi," Kehidupan baru dalam Kristus memiliki potensi dan tujuan untuk secara radikal dan permanen mengubah tindakan dan karakter seseorang. Perubahan ini merupakan bukti dari keselamatan seseorang dan kesaksian bagi yang terhilang.
□ "baiklah ia bekerja keras" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Yudaisme sangat menghargai kerja keras, begitu juga orang Kristen mula-mula (lih. 1Tes 4:11; 2Tes 3:10-12).
□ "supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan." Bekerja tidak hanya merupakan kehendak Allah bagi umat manusia, tapi cara untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Orang percaya adalah penatalayan dari kemakmuran yang diberikan Allah (lih. Ul 8:11-20), bukan pemilik. Pemberian kita adalah barometer sejati dari kesehatan rohani kita (lih. 2Kor 8; 9).
- NASB "Janganlah ada kata tidak sehat dihasilkan dari mulutmu"
- NKJV "Janganlah ada komunikasi yang jahat dihasilkan oleh mulutmu"
- NRSV "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu"
- TEV "Jangan menggunakan kata-kata menyakitkan dalam berbicara"
- NJB "Jagalah terhadap pembicaraan busuk"
Istilah ini secara harfiah digunakan untuk sesuatu busuk atau batu pekerjaan yang hancur (lih. Mat 7:17-18; 12:37, Luk 6:43). Kata ini digunakan secara metafora untuk sesuatu "yang jahat," "bejat", "keji," "busuk," atau "tidak murni." Dalam konteks ini menunjuk pada ajaran dan gaya hidup dari para guru palsu (lih. Kol 3:8). Kata ini tidak, dalam konteks ini, menunjuk pada lelucon, atau kata-kata sembrono (lih. Ef 5:4; Kol 4:6). Yesus mengajarkan bahwa perkataan mengungkapkan hati (lih. Mr 7:15). Lihat Topik Khusus: Perkataan Manusia di Kol 3:8.
□ "tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun," Salah satu bukti dari karunia rohani yang diberikan Allah adalah bahwa karunia-karunia ini membangun seluruh tubuh (lih. Rom 14:13-23; 1Kor 14:4,5,12,17,26). Orang percaya harus hidup, memberi, dan melayani untuk kebaikan tubuh (gereja, lih. 1Kor 12:7), bukan untuk diri mereka sendiri (lih. ay. Ef 4:3). Sekali lagi aspek kebersamaan dari iman alkitabiah ditekankan di atas kebebasan individu (lih. Rom 14:01-15:13). Lihat Topik Khusus: membangun di Ef 2:21.
□ "supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." Dalam konteks ini tidak bisa berarti "kasih karunia," seperti dalam keselamatan, tetapi kebaikan atau kemurahan untuk orang percaya lainnya, terutama yang dicobai dan diuji oleh (1) guru-guru palsu (lih. 2Pet 2:1-21) atau (2) tarikan kehidupan lama seseorang dalam kekafiran (lih. 2Pet 2:22).
Ef 4:30 "Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE dengan NEGATIVE PARTICLE yang biasanya berarti menghentikan suatu tindakan dalam proses. Hal ini mengungkapkan kebenaran bahwa Roh adalah suatu pribadi. Hal ini juga menunjukkan bahwa tindakan orang percaya menyebabkan rasa sakit kepada Roh Kudus (lih. 1Tes 5:19). Ini mungkin sebuah singgungan terhadap Yes 63:10. Sasaran Roh untuk semua orang percaya adalah keserupaan dengan Kristus (lih. Ef 1:4; 2:10; 4:13; Rom 8:28-29; Gal 4:19). Lihat Topik Khusus: Kepribadian Roh di Ef 1:14.
□ "yang telah memeteraikan kamu" Ini adalah suatu AORIST PASSIVE INDICATIVE. Pemeteraian ini dilakukan oleh Roh pada saat keselamatan (lih. Ef 1:13-14; Wahy 7:2-4). Pemeteraian adalah tanda budaya dari kepemilikan, keamanan, dan keaslian. Orang-orang percaya adalah milik Kristus! Lihat Topik Khusus: Meterai pada Ef 1:13.
□ "menjelang hari penyelamatan" Ini menunjuk pada Kedatangan Kedua, Hari Kebangkitan, atau Hari Penghakiman, tergantung pada hubungan seseorang dengan Kristus. Lihat Topik Khusus: Tebusan / Menebus di Kol 1:14. Untuk diskusi yang baik dari ayat ini lihat Gordon Fee, Sampai Sejau Apakah Eksegesis? hlm 262-275.
Ef 4:31 "Segala kepahitan" ini menunjuk pada keadaan permusuhan yang tetap tanpa kemungkinan rekonsiliasi.
□ "kegeraman" Ini (thumos) menunjuk pada kemarahan yang cepat terbakar atau murka (lih. 2Kor 12:20; Gal 5:20; Kol 3:8).
□ "kemarahan" Ini (orgē) menunjuk pada kebencian yang lambat terbakaran atau bersifat menetap (lih. 2Kor 12:20; Gal 5:20; Kol 3:8).
□ "pertikaian" Ini menunjuk pada sebuah protes (lih. Mat 25:6; Kis 23:9). Dalam konteks ini mungkin merujuk pada ancaman keras atau tuduhan berbuat salah oleh guru-guru palsu atau para pengikut mereka.
□ "fitnah... demikian pula segala kejahatan" Ini juga mungkin mencerminkan teknik guru-guru palsu.. Daftar ini menunjukkan masalah-masalah yang disebabkan oleh (1) guru-guru palsu atau (2) karakteristik yang menyebabkan perpecahan. Dosa-dosa yang sama juga tercantum dalam Kol 3:8.
□ "dibuang" Ini merupakan sebuah AORIST PASSIVE IMPERATIVE. Orang percaya harus membiarkan Roh Kudus menghapus karakteristik dari sifat ke-Adam-an, yang lama dan jatuh ini, sekali dan untuk selamanya. Sebagaimana keselamatan melibatkan pilihan pribadi yang menentukan, demikian juga kehidupan Kristen.
Ef 4:32 "hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni" Hal ini kontras dengan ay. Ef 4:31. Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE (deponent) IMPERATIVE. Ini adalah perintah positif terus-menerus (lih. Kol 3:12-13) yang
- 1. menyenangkan Roh
- 2. membangun persekutuan orang-orang kudus
- 3. menarik orang yang terhilang
□ "sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu" Ini adalah motif yang mendasari tindakan orang percaya, tindakan Kristus terhadap mereka (lih. Mat 6:12,14-15; 18:21-35; Fili 2:1-11; 1Yoh 3:16).
Topik Teologia: Ef 4:12 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Umat Manusia Pada Umumnya
Natur yang Terkait dari Umat Manusia
Kesatuan Orang P...
- Roh Kudus
- Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Natur yang Terkait dari Umat Manusia
- Kesatuan Orang Percaya di Dalam Kristus
- Orang Percaya sebagai Tubuh Kristus
- Pengudusan
- Fakta dan Kebutuhan Pertumbuhan
- Rom 12:1-2 2Ko 3:18 Efe 4:11-15 Fili 3:12 Kol 1:6 Kol 1:10 Kol 2:18-19 1Te 4:3-7 1Te 5:23-24 Ibr 6:1-3 Ibr 12:14 1Pe 2:1-3 2Pe 3:18
- Kita Harus Menjadi Serupa dengan Kristus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengetahui Allah dan Mengingat-Nya
- Mengenal Allah
- Kualitas dari Pengenalan terhadap Allah
- Mereka Rindu untuk Mengenal Allah Secara Lebih Mendalam
- Gereja
- Tubuh Kristus
- Gereja Disatukan
- Maz 133:1 Yoh 10:16 Yoh 17:11,20-23 Kis 4:32 Rom 12:4-5 Rom 15:5-6 1Ko 1:10 1Ko 10:17 1Ko 12:4-7 Gal 3:27-28 Efe 1:9-10 Efe 2:14-20 Efe 3:6 Efe 4:1-7,11-13,16 Fili 2:1-2 Kol 3:11-15
- Pelayanan dalam Gereja
- Keberadaan Pemimpin
- Kel 3:1-10 Kel 28:1 Bil 3:5-13 Bil 16:9 1Sa 3:1-10 1Ra 19:16,19-21 1Ta 23:13 2Ta 29:11 Ezr 7:1,5-6,21 Maz 99:6 Yes 6:8 Yer 1:5 Yeh 2:1-6 Amo 2:11 Yun 1:1-2 Mar 1:16-20 Mar 2:14 Luk 10:1-2 Yoh 1:43-51 Kis 11:30 Kis 13:1-3 Kis 14:23 Kis 15:22 Kis 20:17 Kis 26:14-18 Rom 1:1 1Ko 1:1 2Ko 5:18-20 Efe 4:10-12 Kol 1:24-29 Kol 4:17 1Ti 1:12-14 1Ti 2:7 Ibr 5:4 1Pe 5:1
Topik Teologia: Ef 4:13 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yesus Disejajarkan dengan Allah
Kepenuhan All...
- Yesus Kristus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Natur yang Terkait dari Umat Manusia
- Kesatuan Orang Percaya di Dalam Kristus
- Orang Percaya sebagai Tubuh Kristus
- Pengudusan
- Berkat Berupa Kepenuhan Ke-Allahan
- Fakta dan Kebutuhan Pertumbuhan
- Rom 12:1-2 2Ko 3:18 Efe 4:11-15 Fili 3:12 Kol 1:6 Kol 1:10 Kol 2:18-19 1Te 4:3-7 1Te 5:23-24 Ibr 6:1-3 Ibr 12:14 1Pe 2:1-3 2Pe 3:18
- Kita Harus Menjadi Serupa dengan Kristus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengetahui Allah dan Mengingat-Nya
- Gereja
- Gereja Disatukan
- Maz 133:1 Yoh 10:16 Yoh 17:11,20-23 Kis 4:32 Rom 12:4-5 Rom 15:5-6 1Ko 1:10 1Ko 10:17 1Ko 12:4-7 Gal 3:27-28 Efe 1:9-10 Efe 2:14-20 Efe 3:6 Efe 4:1-7,11-13,16 Fili 2:1-2 Kol 3:11-15
- Ketidakdewasaan dalam Kerohanian dan Pemahaman Teologi
Topik Teologia: Ef 4:14 - -- Dosa
Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
Karakter Para Pendosa
Para Pendosa Bersekongkol Dalam Kejahatan
Ayu 15:3...
- Dosa
- Pengudusan
- Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
- Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
- Fakta dan Kebutuhan Pertumbuhan
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Kerohanian dan Keagamaan dalam Gereja
- Masalah Kerohanian yang Bersifat Pribadi dan Subjektif
- Ketidakdewasaan dalam Kerohanian dan Pemahaman Teologi
Topik Teologia: Ef 4:15 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Peninggian Kristus
Maz 8:6-7 Maz 89:27 Maz 110:1 Maz 118:22-23 Yes 52:13 Yoh 6:62 Kis 2:33 Kis ...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
- Orang Benar Disebut Tubuh Kristus terhadap yang lain
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengasihi Allah
- Natur dari Mengasihi Allah
- Kasih akan Allah Menjadi Bermakna Melalui Bagaimana Iman itu Diekspresikan
- Gereja
- Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-19 Mat 18:19-20 Mat 21:42-44 Mat 23:8,10 Yoh 13:13-16 Yoh 15:1-16 Kis 2:36 Rom 8:29 Rom 9:5 1Ko 3:11 1Ko 11:3 1Ko 12:5 Efe 1:9-10,20-23 Efe 2:19-22 Efe 4:15 Efe 5:22-32 Kol 1:18 Kol 2:10 Kol 2:19 Kol 3:11 Ibr 3:3-6 1Pe 2:4-8 Wah 1:12-13 Wah 2:1-2 Wah 2:8-9 Wah 2:12-13 Wah 2:18-19 Wah 3:1 Wah 3:7-8 Wah 3:14-15 Wah 5:6-10 Wah 21:22-23 Wah 22:16
- Ketidakdewasaan dalam Kerohanian dan Pemahaman Teologi
Topik Teologia: Ef 4:16 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Karunia-karunia Roh
Tujuan dari Karunia-karunia
Karunia-karunia adala...
- Roh Kudus
- Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
- Karunia-karunia Roh
- Tujuan dari Karunia-karunia
- Karunia-karunia adalah untuk Membangun Tubuh Kristus
- Pengudusan
- Seluruh Anggota Tubuh Telah Disatukan Bersama dengan Kristus
- Orang Benar Disebut Tubuh Kristus terhadap yang lain
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengasihi Allah
- Natur dari Mengasihi Allah
- Kasih akan Allah Menjadi Bermakna Melalui Bagaimana Iman itu Diekspresikan
- Gereja
- Natur Gereja
Topik Teologia: Ef 4:17 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan dan Manusia Dunia
Pemeliharaan Allah di Dalam Perilaku Manusia
...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan dan Manusia Dunia
- Pemeliharaan Allah di Dalam Perilaku Manusia
- Usaha Manusia adalah Sia-sia Tanpa Allah
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Dosa
- Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
- Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz 94:11 Maz 143:2 Pengk 7:20,29 Pengk 9:3 Yes 1:5-6 Yes 64:6 Yer 13:23 Yer 17:9 Yeh 36:25-27 Mik 7:2-4 Mat 7:17-19 Mat 15:17-19 Luk 6:45 Yoh 3:19 Rom 1:21-32 Rom 5:12-14 Rom 6:12-14 Rom 7:14-26 Rom 8:5-8 1Ko 2:14 Gal 3:10 Efe 2:1-2 Efe 4:17-24 Efe 5:8 Kol 2:13 Tit 1:15-16 Yak 1:14-15 Yak 2:10 1Pe 2:9 1Yo 1:8 1Yo 5:19
- Para Pendosa Tidak Berguna / Sia-sia
- Imoralitas Seksual
Topik Teologia: Ef 4:18 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Dosa Mengeraskan Hati
Dan 5:20 Efe 4:18 Ibr 3:13
Usaha Manusia adalah Sia-sia Tanpa...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Dosa Mengeraskan Hati
- Usaha Manusia adalah Sia-sia Tanpa Allah
- Dosa
- Natur Dosa
- Konsekuensi Dosa
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
- Imoralitas Seksual
Topik Teologia: Ef 4:19 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan dan Manusia Dunia
Pemeliharaan Allah di Dalam Perilaku Manusia
...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan dan Manusia Dunia
- Pemeliharaan Allah di Dalam Perilaku Manusia
- Usaha Manusia adalah Sia-sia Tanpa Allah
- Dosa
- Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
- Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz 94:11 Maz 143:2 Pengk 7:20,29 Pengk 9:3 Yes 1:5-6 Yes 64:6 Yer 13:23 Yer 17:9 Yeh 36:25-27 Mik 7:2-4 Mat 7:17-19 Mat 15:17-19 Luk 6:45 Yoh 3:19 Rom 1:21-32 Rom 5:12-14 Rom 6:12-14 Rom 7:14-26 Rom 8:5-8 1Ko 2:14 Gal 3:10 Efe 2:1-2 Efe 4:17-24 Efe 5:8 Kol 2:13 Tit 1:15-16 Yak 1:14-15 Yak 2:10 1Pe 2:9 1Yo 1:8 1Yo 5:19
- Dosa Menyebabkan Kebutaan Moral dan Spiritual
- Ayu 21:14 Maz 82:5 Ams 4:19 Ams 14:12 Ams 30:20 Yes 6:9-10 Yes 44:18-20 Yer 9:3-6 Yeh 12:2 Dan 12:10 Amo 9:10 Mik 4:12 Zef 3:5 Mat 13:22 Yoh 1:5,10 Yoh 8:12 Kis 26:17-18 Rom 1:21-32 2Ko 3:14-15 Efe 4:18-19 2Te 2:9-10 1Ti 4:2 2Ti 3:13 Tit 1:15 Ibr 11:25 2Pe 1:5,8-9 2Pe 2:19 1Yo 1:6,8 1Yo 2:11 1Yo 3:6-7
- Para Pendosa Menghanguskan
- Imoralitas Seksual
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Hambatan Pengudusan
- Kegemaran Diri Menghalangi Pengudusan
Topik Teologia: Ef 4:20 - -- Dosa
Natur Dosa
Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 5...
- Dosa
- Natur Dosa
- Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
- Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz 94:11 Maz 143:2 Pengk 7:20,29 Pengk 9:3 Yes 1:5-6 Yes 64:6 Yer 13:23 Yer 17:9 Yeh 36:25-27 Mik 7:2-4 Mat 7:17-19 Mat 15:17-19 Luk 6:45 Yoh 3:19 Rom 1:21-32 Rom 5:12-14 Rom 6:12-14 Rom 7:14-26 Rom 8:5-8 1Ko 2:14 Gal 3:10 Efe 2:1-2 Efe 4:17-24 Efe 5:8 Kol 2:13 Tit 1:15-16 Yak 1:14-15 Yak 2:10 1Pe 2:9 1Yo 1:8 1Yo 5:19
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengetahui Allah dan Mengingat-Nya
- Mengenal Allah
- Makna Pengetahuan akan Allah
- Kita Mengenal Allah Melalui Yesus Kristus
Topik Teologia: Ef 4:21 - -- Yesus Kristus
Kebenaran
Yoh 1:14,17 Yoh 1:46 Yoh 18:37 2Ko 11:10 Efe 4:21 1Yo 5:20 Wah 3:7,14 Wah 19:11
Yesus
...
- Yesus Kristus
- Kebenaran
- Dosa
- Natur Dosa
- Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
- Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz 94:11 Maz 143:2 Pengk 7:20,29 Pengk 9:3 Yes 1:5-6 Yes 64:6 Yer 13:23 Yer 17:9 Yeh 36:25-27 Mik 7:2-4 Mat 7:17-19 Mat 15:17-19 Luk 6:45 Yoh 3:19 Rom 1:21-32 Rom 5:12-14 Rom 6:12-14 Rom 7:14-26 Rom 8:5-8 1Ko 2:14 Gal 3:10 Efe 2:1-2 Efe 4:17-24 Efe 5:8 Kol 2:13 Tit 1:15-16 Yak 1:14-15 Yak 2:10 1Pe 2:9 1Yo 1:8 1Yo 5:19
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Kita Harus Menjadi Serupa dengan Allah Bapa
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengetahui Allah dan Mengingat-Nya
- Mengenal Allah
- Makna Pengetahuan akan Allah
- Kita Mengenal Allah Melalui Yesus Kristus
Topik Teologia: Ef 4:22 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Umat Allah Diciptakan Kembali Dalam Rupa Allah
Maz 17:15 Rom 8:29 1Ko 15:48-49 2Ko 3:18 Efe 4:22-24 K...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Umat Allah Diciptakan Kembali Dalam Rupa Allah
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Orang Percaya sebagai Tubuh Kristus
- Dosa
- Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
- Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz 94:11 Maz 143:2 Pengk 7:20,29 Pengk 9:3 Yes 1:5-6 Yes 64:6 Yer 13:23 Yer 17:9 Yeh 36:25-27 Mik 7:2-4 Mat 7:17-19 Mat 15:17-19 Luk 6:45 Yoh 3:19 Rom 1:21-32 Rom 5:12-14 Rom 6:12-14 Rom 7:14-26 Rom 8:5-8 1Ko 2:14 Gal 3:10 Efe 2:1-2 Efe 4:17-24 Efe 5:8 Kol 2:13 Tit 1:15-16 Yak 1:14-15 Yak 2:10 1Pe 2:9 1Yo 1:8 1Yo 5:19
- Para Pendosa Dikendalikan Hasrat Jahat
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan Menyediakan Faedah bagi Orang-orang Percaya
- Si-Aku yang Baru dan Karakter yang Dikuasai
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengetahui Allah dan Mengingat-Nya
- Mengenal Allah
- Makna Pengetahuan akan Allah
- Kita Mengenal Allah Melalui Yesus Kristus
Topik Teologia: Ef 4:23 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Umat Allah Diciptakan Kembali Dalam Rupa Allah
Maz 17:15 Rom 8:29 1Ko 15:48-49 2Ko 3:18 Efe 4:22-24 K...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Umat Allah Diciptakan Kembali Dalam Rupa Allah
- Roh sebagai Energi Kesadaran
- Kej 41:8 Kej 45:27 Yos 2:11 Yos 5:1 Hak 8:3 Hak 15:19 1Sa 1:15 1Sa 30:12 1Ra 10:5 Ayu 7:11 Ayu 32:18 Maz 77:4 Maz 142:4 Maz 143:4,7 Ams 15:4 Ams 17:22 Ams 18:14 Ams 25:28 Pengk 7:9 Pengk 10:4 Yes 54:6 Yes 57:16 Yes 61:3 Yeh 3:14 Dan 2:3 Mat 26:41 Yoh 13:21 1Ko 2:11 1Ko 7:34 1Ko 16:18 2Ko 2:13 Efe 4:22-23 Kol 2:5
- Orang Percaya sebagai Tubuh Kristus
- Dosa
- Natur Dosa
- Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
- Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz 94:11 Maz 143:2 Pengk 7:20,29 Pengk 9:3 Yes 1:5-6 Yes 64:6 Yer 13:23 Yer 17:9 Yeh 36:25-27 Mik 7:2-4 Mat 7:17-19 Mat 15:17-19 Luk 6:45 Yoh 3:19 Rom 1:21-32 Rom 5:12-14 Rom 6:12-14 Rom 7:14-26 Rom 8:5-8 1Ko 2:14 Gal 3:10 Efe 2:1-2 Efe 4:17-24 Efe 5:8 Kol 2:13 Tit 1:15-16 Yak 1:14-15 Yak 2:10 1Pe 2:9 1Yo 1:8 1Yo 5:19
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan Menyediakan Faedah bagi Orang-orang Percaya
- Si-Aku yang Baru dan Karakter yang Dikuasai
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Sasaran Pengudusan
- Menyamakan Moral dengan Allah Bapa
- Kita Harus Menjadi Serupa dengan Allah Bapa
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengetahui Allah dan Mengingat-Nya
- Mengenal Allah
- Makna Pengetahuan akan Allah
- Kita Mengenal Allah Melalui Yesus Kristus
Topik Teologia: Ef 4:24 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Umat Allah Diciptakan Kembali Dalam Rupa Allah
Maz 17:15 Rom 8:29 1Ko 15:48-49 2Ko 3:18 Efe 4:22-24 K...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Umat Allah Diciptakan Kembali Dalam Rupa Allah
- Diri Baru
- Orang Percaya sebagai Tubuh Kristus
- Dosa
- Natur Dosa
- Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
- Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz 94:11 Maz 143:2 Pengk 7:20,29 Pengk 9:3 Yes 1:5-6 Yes 64:6 Yer 13:23 Yer 17:9 Yeh 36:25-27 Mik 7:2-4 Mat 7:17-19 Mat 15:17-19 Luk 6:45 Yoh 3:19 Rom 1:21-32 Rom 5:12-14 Rom 6:12-14 Rom 7:14-26 Rom 8:5-8 1Ko 2:14 Gal 3:10 Efe 2:1-2 Efe 4:17-24 Efe 5:8 Kol 2:13 Tit 1:15-16 Yak 1:14-15 Yak 2:10 1Pe 2:9 1Yo 1:8 1Yo 5:19
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan Menyediakan Faedah bagi Orang-orang Percaya
- Si-Aku yang Baru dan Karakter yang Dikuasai
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Sasaran Pengudusan
- Menyamakan Moral dengan Allah Bapa
- Kita Harus Menjadi Serupa dengan Allah Bapa
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengetahui Allah dan Mengingat-Nya
- Mengenal Allah
- Makna Pengetahuan akan Allah
- Kita Mengenal Allah Melalui Yesus Kristus
Topik Teologia: Ef 4:25 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Natur yang Terkait dari Umat Manusia
Kesatuan Orang Percaya di Dalam Kristus
Orang Percaya sebagai Tubuh...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Natur yang Terkait dari Umat Manusia
- Kesatuan Orang Percaya di Dalam Kristus
- Orang Percaya sebagai Tubuh Kristus
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Sesama
- Dosa-dosa Penipuan
- Dusta dan Kepalsuan
- Kel 20:16 Ayu 15:35 Ayu 21:34 Ayu 24:25 Ayu 31:33 Maz 5:7 Maz 31:19 Maz 50:19 Maz 52:4-6 Maz 55:21-22 Maz 62:5 Maz 63:12 Maz 116:11 Maz 119:69 Maz 120:3-4 Ams 2:12-15 Ams 6:16-17,19 Ams 10:18 Ams 12:22 Ams 17:4 Ams 19:22 Ams 21:6 Ams 26:23-26 Yes 59:2-3 Yer 5:2 Yer 7:8 Yer 9:3-6 Hos 4:1-2 Hos 12:1 Zak 8:16-17 Kis 5:7-9 Efe 4:25 Kol 3:9 Wah 21:8 Wah 22:15
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Kelompok-kelompok Orang Khusus
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Orang Percaya Terhadap Sesama
- Berbicara Benar Kepada Sesama
- Gereja
- Anggota dari Satu Tubuh
- Gereja Memiliki Anggota
- Yes 44:5 Mat 4:18-22 Mat 9:9 Mat 12:50 Luk 5:1-11 Luk 18:16-17 Yoh 15:5 Kis 2:41 Kis 2:46-47 Kis 4:4 Kis 5:14 Kis 6:7 Kis 9:35-36,42 Kis 11:21 Kis 16:5 Kis 17:12 Kis 17:34 Kis 26:14,16-18 1Ko 3:11-15 1Ko 12:12-28 Efe 4:25 Fili 4:3 1Yo 4:2 Wah 21:27
- Orang Percaya Didesak supaya Membuang dan Menjauhi Masalah Moral
Topik Teologia: Ef 4:26 - -- Dosa
Dosa-dosa Terhadap Sesama
Dosa-dosa Kebencian
Amarah
Kej 49:5-7 Maz 37:8 Maz 106:33 Ams 12:16 Ams 14:17 Ams 15:1...
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Sesama
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Moral dalam Gereja
- Orang Percaya Didesak supaya Membuang dan Menjauhi Masalah Moral
Topik Teologia: Ef 4:27 - -- Makhluk-makhluk Supranatural
Setan
Dosa
Dosa-dosa Terhadap Sesama
Dosa-dosa Kebencian
Amarah
Kej 49:5-7 Maz 3...
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Setan
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Sesama
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Hambatan Pengudusan
- Iblis Menghalangi Pengudusan
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Moral dalam Gereja
- Orang Percaya Didesak supaya Membuang dan Menjauhi Masalah Moral
Topik Teologia: Ef 4:28 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
Manusia Mengekspresikan Moral Kasih Sayang
Mereka Mengekspresik...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Manusia Mengekspresikan Moral Kasih Sayang
- Mereka Mengekspresikan Ketulusan
- Gereja
- Orang Percaya Didesak supaya Membuang dan Menjauhi Masalah Moral
Topik Teologia: Ef 4:29 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab Terhadap Sesama
Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terh...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Memberikan Nasihat yang Baik Kepada Orang Lain
- Tugas Kita untuk Memberi Nasihat Kepada Orang Lain
- Kita Harus Saling Membangun
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Moral dalam Gereja
- Orang Percaya Didesak supaya Membuang dan Menjauhi Masalah Moral
Topik Teologia: Ef 4:30 - -- Roh Kudus
Pribadi Roh Kudus
Sifat Ilahi Roh Kudus
Roh Memeteraikan Orang-orang Percaya
2Ko 1:22 Efe 1:13 Efe 4:30
...
- Roh Kudus
- Pribadi Roh Kudus
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Hidup Kekal Dijamin oleh Roh Kudus
- Jaminan Keamanan Kekal
- Maz 37:23-24 Maz 138:8 Yer 32:40 Yoh 5:24 Yoh 6:37,39-40 Yoh 6:68-69 Yoh 10:27-30 Yoh 16:27,29-33 Yoh 17:8,11 Kis 1:3 Rom 4:9,20-22 Rom 5:1-5 Rom 8:15-17,28-30,33-35,37-39 Rom 11:29 1Ko 1:8 2Ko 1:21-22 Gal 4:6 Efe 1:4-5 Efe 4:30 Fili 1:6 Fili 2:12-13 Kol 2:2 1Te 5:23-24 2Ti 1:12 2Ti 4:18 Ibr 6:11 Ibr 7:24-25 Ibr 10:14 Ibr 10:22-23 Ibr 11:1 1Pe 1:3-5 1Pe 5:10 1Yo 2:1-2 1Yo 3:9,14,18-20 1Yo 4:13 1Yo 5:10-11,13,18 Yud 1:1 Yud 1:24
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Roh Kudus
- Roh Kudus Memelihara Orang Percaya Sampai Waktu Pengudusan yang Lengkap
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Moral dalam Gereja
- Orang Percaya Didesak supaya Membuang dan Menjauhi Masalah Moral
- Eskatologi
- Kebangkitan Orang Mati
- Kebangkitan Orang Benar
- Orang Benar Dibangkitkan pada Kedatangan Kristus
- Mereka Dibangkitkan Penebusan Tubuh
Topik Teologia: Ef 4:31 - -- Dosa
Dosa-dosa Terhadap Sesama
Gereja
Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
Masalah Moral dalam Gereja
Orang Percaya Didesa...
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Sesama
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Moral dalam Gereja
- Orang Percaya Didesak supaya Membuang dan Menjauhi Masalah Moral
Topik Teologia: Ef 4:32 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
Pengudusan
Kita Diampuni di dalam Kristus
Efe 1:...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Pengudusan
- Kita Diampuni di dalam Kristus
- Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Tindakan Positif
- Mat 5:3-10 Mat 5:38-48 Mat 6:14-15 Mat 18:21-35 Mar 11:25 Luk 6:35-38 Luk 17:3-4 Luk 22:24-27 Yoh 13:14-17 Rom 12:10-21 1Ko 4:12-13 2Ko 1:2-4 Gal 6:1 Efe 4:2,32 Efe 5:21 Fili 2:3 Kol 3:12-13,16 Ibr 3:13 Ibr 10:25 Ibr 13:16 1Pe 3:8-9 1Yo 3:17-18
- Kita Harus Menjadi Peniru Allah Sekarang
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
TFTWMS -> Ef 4:12; Ef 4:7-16; Ef 4:13; Ef 4:14-16; Ef 4:17-19; Ef 4:17-24; Ef 4:20-22; Ef 4:23; Ef 4:24; Ef 4:25; Ef 4:25-27; Ef 4:26-27; Ef 4:28; Ef 4:29; Ef 4:30; Ef 4:31-32
TFTWMS: Ef 4:12 - Tujuan Karunia Yang Kristus Berikan TUJUAN KARUNIA YANG KRISTUS BERIKAN (Efesus 4:12)
12 Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan, untuk membangun tubuh Kristus (NASB...
TUJUAN KARUNIA YANG KRISTUS BERIKAN (Efesus 4:12)
12 Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan, untuk membangun tubuh Kristus (NASB).
Ayat 12. Selanjutnya Paulus memberi beberapa alasan bagi pelbagai karunia ini yang Kristus berikan kepada gereja. Alkitab NASB tampaknya memberikan dua alasan bagi pelbagai karunia ini, tapi teks Yunani menyajikannya dengan tiga alasan. Ayat ini dimulai dengan pro/ß (pros, "untuk"), tetapi dua ungkapan berikutnya dimulai dengan ei˙ß (eis, "ke dalam" atau "ke arah"). Fakta ini pasti sudah menuntun para penerjemah Alkitab NASB itu untuk mengurangi tujuan pelbagai karunia itu menjadi dua, meski penggunaan pros dengan dua penggunaan eis mungkin tidak memiliki arti. Di dalam Roma 3:25, 26, Paulus menggunakan eis untuk memperkenalkan kebenaran Allah dalam satu ayat dan pros dalam membicarakan kebenaran-Nya di dalam ayat berikutnya. Perubahan preposisi di dalam ayat 12 mungkin sekedar variasi dalam gaya untuk membolehkan tiga ungkapan preposisi itu mengidentifikasi tujuan pelbagai karunia itu.
Pertama, pelbagai karunia Kristus adalah untuk memperlengkapi orang-orang kudus. Kata benda Yunani yang diterjemahkan "memperlengkapi" adalah katartismo/ß (katartismos), ditemukan hanya di sini di dalam Perjanjian Baru. Itu berarti "tindakan mempersiapkan sepenuhnya, tindakan memperlengkapi secara sempurna dan mempersiapkan sepenuhnya."16Bentuk kata kerjanya ditemukan beberapa kali di dalam pelbagai tulisan Paulus. Di dalam ayat ini, pengertiannya adalah bahwa pelayanan yang Paulus identifikasi sebagai karunia bagi gereja adalah tindakan untuk mendewasakan para anggota gereja dengan melatih mereka di jalan Allah.
Bagi tugas pelayanan adalah ungkapan preposisi kedua yang digunakan oleh Paulus dalam konteks ini. Ia menjelaskan bahwa mereka yang duduk di dalam kepemimpinan harus membantu gereja agar dipenuhi dengan banyak pelayan. Istilah Yunani untuk pelayanan jenis ini, diakoni÷a (diakonia), memiliki beragam kegunaan di dalam Perjanjian Baru. Itu mengacu kepada pelayanan Paulus (2 Korintus 3: 8, 9; 4:1), kepada rekan-rekan kerjanya (1 Korintus 16:15), kepada Arkhipus (Kolose 4:17), dan Timotius (2 Timotius 4:5). Bentuk kata bendanya yang diterjemahkan "hamba" di dalam Markus 10:43 mengacu kepada mereka yang akan menjadi yang terbesar di dalam kerajaan sorga. Kata yang sama digunakan untuk pejabat pemerintah sebagai seorang "pelayan" (Roma 13:4), dan untuk diaken di gereja (1 Timotius 3:8). Pelayanan merupakan sifat penting gereja abad pertama, dan Kristus memberikan pelbagai karunia kepada gereja sehingga "tugas pelayanan" itu akan terlaksana.
Untuk membangun tubuh Kristus adalah ungkapan preposisi ketiga yang digunakan untuk menggambarkan tujuan pelbagai karunia ini yang diberikan Kristus untuk gereja. "Membangun" adalah terjemahan dari oi˙kodomh (oikodomē) dan secara kiasan mengacu kepada "membangun sebuah rumah."17Sebagaimana digunakan di sini, kata itu berarti "pengajaran"18dan menyiratkan bahwa pelbagai karunia ini bagi gereja dirancang untuk mempromosikan pertumbuhan rohani para anggota gereja, tubuh Kristus (lihat 1:22, 23 ).
Melalui karya para rasul, para nabi, para penginjil, para gembala, dan para guru, Kristus memperlengkapi gereja untuk berfungsi dengan baik selama beberapa dekade pertama keberadaannya. Unsur-unsur mujizatiah dalam proses ini (pengilhaman untuk mengungkapkan pesan dan kinerja pelbagai mujizat untuk meneguhkan pesan itu) akan diperlukan sampai kitab-kitab Perjanjian Baru itu menjadi wahyu yang lengkap dan diteguhkan, diakui di dalam kanon. (Lihat "Untuk Kajian Lebih Lanjut: Canon" di halaman 88.) Sekarang ini, baik wahyu lanjutan maupun peneguhan mujizatiah tidak diperlukan karena kita memiliki Firman Allah yang terakhir, lengkap, dan berkuasa di dalam kitab yang terilham (2 Timotius 3:16, 17; 1 Petrus 4:11; Yudas 3).
TFTWMS: Ef 4:7-16 - Prinsip-prinsip Pertumbuhan Gereja PRINSIP-PRINSIP PERTUMBUHAN GEREJA (Efesus 4:7-16)
Dua buah kapal perang yang ditugaskan dalam resimen pelatihan berada di lautan untuk melakukan per...
PRINSIP-PRINSIP PERTUMBUHAN GEREJA (Efesus 4:7-16)
Dua buah kapal perang yang ditugaskan dalam resimen pelatihan berada di lautan untuk melakukan perang-perangan. Cuaca saat itu sangat mengerikan, disertai hujan deras, angin kencang, dan air bergelombang. Cuaca yang buruk itu berlanjut semalaman seraya kabut yang tidak menentu mulai turun. Kapten kapal berdiri di anjungan untuk mengamati keadaan cuaca dengan cermat.
Tidak lama setelah malam tiba, pengintai pada sayap anjungan berseru, "Ada sorotan lampu di haluan kanan." Sang kapten bertanya, "Apakah sorotannya itu tetap atau bergerak ke arah buritan?" "Sorotannya tetap, kapten." Kelihatannya mereka berada dalam jalur tabrakan dengan kapal lain.
Sang Kapten memberi perintah, "Beri tanda kepada kapal itu: 'Kita berada dalam jalur tabrakan; kami sarankan Anda merubah haluan 20 derajat.'"
Datang jawaban: "Sebaiknya Anda saja yang merubah haluan 20 derajat."
Sang Kapten mengirim berita lagi: "Saya Kapten kapal; rubah segera haluan Anda 20 derajat."
"Saya kelasi kelas dua," adalah jawabannya. "Lebih baik Anda saja yang merubah haluan 20 derajat."
Pada waktu itu, sang Kapten sudah sangat geram. "Beritahu mereka, 'Saya ini kapal perang. Rubah haluan Anda 20 derajat.'"
Jawabannya datang berupa cahaya sandi yang sebentar-sebentar menyala, "Saya ini mercu suar. Rubah haluan Anda 20 derajat."
Sang Kapten segera memerintahkan anak buahnya untuk merubah haluan.1
Waktu itu Kapten itu bekerja berdasarkan suatu persepsi, berdasarkan pandangannya atas suatu situasi. Ia terus bersikap seperti itu sampai ia dihadapkan pada kenyataan. Sewaktu ia tahu bahwa sorot cahaya itu berasal dari sebuah mercu suar, ia memutuskan untuk merubah haluan atau arah.
Mercu suar bisa melambangkan apa yang kita sebut prinsip. Di dalam Alkitab terdapat banyak prinsip jenis mercu suar. Prinsip-prinsip itu tidak pernah berubah. Prinsip-prinsip itu bersifat mutlak. Prinsip-prinsip itu benar di hari kemarin, di hari ini, dan akan tetap benar di hari esok.
Alkitab memberi prinsip mercu suar untuk perkawinan, seperti prinsip satu laki-laki dan satu perempuan untuk seumur hidup (Roma 7:1-3). Alkitab memberi prinsip mercu suar untuk orang tua, seperti membesarkan anak-anak dalam cara yang membawa mereka kepada Yesus (Efesus 6:4). Alkitab juga memberi prinsip mercu suar kepada anak-anak (Efesus 6:1-3), kepada majikan dan pekerja (Efesus 6:5-9), untuk berurusan dengan uang (1Timotius 6:9-10), untuk membuat rencana (Yakobus 4:13-15), dan untuk segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan (2Petrus 1:3).
Perjanjian Baru juga menawarkan pelbagai prinsip mercu suar untuk gereja. Kitab Efesus mengandung sebagian dari prinsip-prinsip itu. Semua berkat rohani yang Allah harus berikan terdapat dalam Kristus (1:3). Kristus adalah kepala jemaat/gereja (1:22). Gereja adalah tubuh Kristus (1:23). Kita diselamatkan oleh kasih karunia, melalui iman (2:8). Kita ini anggota-anggota dari satu tubuh (3:6). Ada satu tubuh dan satu Roh; satu pengharapan; satu Tuhan, satu iman, satu baptisan; satu Allah dan Bapa (4:4-6).
Berawal dalam 4:7, kita menemukan satu nas tentang pertumbuhan gereja. Nas ini menawarkan prinsip-prinsip mercu suar yang bisa membantu kita dalam menggapai pertumbuhan gereja.
PRINSIP YANG TIDAK MEMADAI UNTUK PERTUMBUHAN GEREJA
Sebelum kita meneliti prinsip-prinsip Alkitab, marilah kita merenungkan prinsip-prinsip berikut ini yang biasa diterima untuk pertumbuhan gereja. Meskipun prinsip-prinsip ini membantu, namun seringkali penekanannya berlebihan. Prinsip-prinsip itu sendiri tidaklah memadai.
- 1. "Pertumbuhan gereja terjadi ketika kita merencanakan dengan baik dan menerapkan program-program moderen." Banyak buku ditulis untuk memberitahu kita apa yang bisa dilakukan supaya ada pertumbuhan gereja. Mereka menjelaskan cara membuat gereja bertumbuh melalui kunjungan, pemasaran, penginjilan, sekolah Alkitab, dan banyak lagi pilihan lainnya. Selain buku-buku tentang pertumbuhan gereja, jemaat-jemaat yang sukses seringkali dijadikan bahan kajian. Para pemimpin gereja akan berkumpul di suatu jemaat yang bertumbuh untuk mencari tahu apa yang para pemimpin jemaat itu sudah lakukan. Mereka akan membeli buku dan kaset, menghadiri pelbagai seminar, dan pulang ke rumah dengan keyakinan bahwa di tangan mereka terdapat rencana untuk membuat jemaat lokal bertumbuh.
- 2. "Pertumbuhan gereja terjadi ketika gereja menyatukan staf pelayan Tuhan yang terlatih baik, profesional. Kita memiliki beberapa pelayan firman, pelayan yang mendorong kerjasama, pelayan mudamudi, pelayan keluarga, pelayan pendidikan, dan pelayan untuk orang yang belum kawin. Semakin efisien staf pelayan itu, semakin besar harapan kita melihat gereja itu bertumbuh.
- 3. "Pertumbuhan gereja terjadi ketika setiap anggota dilatih dan terlibat dalam salah satu program gereja." Para pemimpin gereja menghendaki setiap anggota terlibat. Orang-orang harus direkrut, dilatih, dan "dilibatkan" dalam pelbagai program. Hal ini diharapkan terjadi untuk memastikan pertumbuhan gereja.
- 4. "Pertumbuhan gereja bisa diukur melalui peningkatan kehadiran, uang persembahan, pelbagai kegiatan yang disponsori oleh gereja." Ketika orang membaca dalam suatu buletin bahwa gereja lokal mengalami peningkatan dua kali lipat dalam jumlah kehadiran dan uang persembahan dibandingkan tahun lalu, mereka lalu berpikir, "Inilah jemaat yang sedang bertumbuh. Mereka mengalami kemajuan." Kadang-kadang kita melihat bahwa gereja lokal sibuk dengan pelbagai rapat, gotong-royong, seminar, retreat, program pengasuhan bayi, dan rapat kelompok anggota-anggota senior. Kita pun menyimpulkan bahwa, "Jemaat itu pastilah sedang berkembang."
Empat prinsip tersebut mewakili beberapa pendekatan yang diambil di zaman kini oleh banyak pemimpin gereja. Di dalam masing-masing empat pernyataan di atas itu terdapat unsur kebenaran, namun pendekatan-pendekatan itu sendiri tidaklah memadahi untuk menghasilkan pertumbuhan gereja.
PRINSIP MERCU SUAR UNTUK PERTUMBUHAN GEREJA
Seraya kita memeriksa beberapa prinsip mercu suar tentang pertumbuhan gereja, kita perlu membaca apa yang Paulus tulis kepada jemaat Efesus:
Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.…Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, —yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota—menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih (4:7-16).
Prinsip Pertama
Mengenai keselamatan, pertumbuhan gereja merupakan masalah kasih karunia. Paulus berkata, "Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus" (4:7). Ada kasih karunia keselamatan (2:8), ada juga kasih karunia yang memberdayakan, yang Paulus singgung di dalam ayat ini. Kasih karunia yang memberdayakan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang khusus untuk kemuliaan Allah. Paulus mengatakan gagasan ini dalam kitab Roma: "Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita" (Roma 12:6). Kasih karunia yang memberdayakan merupakan kunci bagi pertumbuhan gereja yang sesungguhnya. Pertumbuhan tidak terjadi hanya sebagai akibat dari pelbagai rencana dan strategi kita. Pertumbuhan terjadi melalui kasih karunia yang Yesus berikan kepada setiap orang Kristen—kasih karunia yang membuat setiap orang menjadi lain dari yang lain.
Saya menyukai apa yang Paul Stevens tulis tentang hal ini:
Dalam sebuah gereja yang mengakui setiap anggota mendapat kasih karunia dari Kristus, setiap anggota itu akan dihormati, setiap pelayan akan dihargai, dan setiap pengalaman yang berbeda tentang kasih karunia Kristus akan dihargai. Lingkungan seperti itu akan mengatakan "kami butuh Anda!"2
Setiap anggota adalah penting! Minggu depan lihatlah ke sekeliling jemaat lokal. Anda akan mendapatkan diri Anda dikelilingi oleh ungkapan kasih karunia Allah yang terlihat mata, yang setara dengan jumlah kehadiran orang Kristen yang setia. Allahlah yang memasok kasih karunia dan pelbagai pemberian yang dibutuhkan untuk pertumbuhan gereja melalui kasih karunia yang memberdayakan yang diberikan kepada orang Kristen.
Prinsip Kedua
Pertumbuhan gereja terjadi ketika semua orang Kristen melayani dengan kasih karunia yang mereka sudah terima. Banyak jemaat menyantumkan nama para penatua, diaken, dan pelayan pada blangko surat mereka. Nama-nama yang dicantumkan sebagai "pelayan" biasanya para staf penginjil. Ini bisa menyesatkan. Sebenarnya, para pelayan gereja lokal adalah seluruh anggotanya. Anda adalah pelayan Kristus sama seperti anggota lainnya mana saja, termasuk staf penginjil yang digaji. Anda adalah pelayan dari kasih karunia Kristus.
Dalam 4:16 kita baca, "Dari pada-Nyalah seluruh tubuh,—yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota—menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih." Nas suci ini menantang saya untuk memeriksa kembali cara saya mendorong orang untuk terlibat di dalam pekerjaan Allah.
Pendekatan saya biasanya dengan cara ini: Jika sebuah program tertentu memerlukan bantuan, saya berusaha merekrut orang untuk melakukan tugas itu. Saya melakukan sebisa saya untuk menyesuaikan orang ke dalam tempat pelayanan yang ada. Pendekatan yang lebih baik bisa dengan berkata kepada beberapa orang, "Hal apakah yang paling Anda sukai untuk dikerjakan bagi Tuhan? Apakah Anda percaya bahwa Yesus ingin Anda melakukan pelayanan yang memuliakan nama-Nya? Kami ingin membantu Anda melakukan tugas itu."
Setiap orang Kristen adalah pelayan kasih karunia di dalam gereja. Yesus sudah menempatkan Anda di dalam gereja-Nya untuk melakukan pelayanan yang ada dalam pikiran-Nya untuk Anda.
Prinsip Ketiga
Pertumbuhan gereja terjadi ketika para pemimpin giat memperlengkapi umat untuk pelayanan. Paulus berkata,
Dan Ialah [Kristus] yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus (4:11-12).
Kita sudah mengambil pelbagai perintah Paulus dan menerapkannya ke atas pelbagai kelas, program pelatihan, dan lokakarya—apa saja untuk mengajarkan beberapa keahlian kepada umat untuk digunakan di dalam gereja. Namun begitu, hal itu membatasi gagasan "memperlengkapi." Memperlengkapi mencakup tindakan membantu seseorang untuk mengembangkan beberapa keahlian untuk pelayanan; namun bahkan lebih daripada itu, artinya adalah membentuk karakter, pikiran, dan hati seseorang.
Yesus adalah Master dalam memperlengkapi manusia untuk pelayanan. Ia sudah memilih dua belas orang dan menghabiskan waktu tiga tahun bersama mereka dengan maksud untuk memperlengkapi mereka. Saya belum pernah membaca Yesus meminta mereka menghafal sepuluh langkah melayani orang kusta. Saya tidak bisa menemukan di mana Ia mengajar mereka ilmu administrasi gereja. Sebaliknya, Ia meluangkan waktu bersama mereka. Mereka melihat kuasa-Nya dan berlutut menyembah Dia. Mereka mendengar Dia berdoa dan diajar berdoa. Dengan hidup bersama Yesus, murid-murid itu belajar cara hidup sebagai anak-anak Allah.
Para pemimpin gereja perlu mengikuti teladan ini. Dengan hidup bersama Yesus—yaitu, dengan meluangkan waktu bersama Dia dalam Firman, dalam ibadah, dan dalam doa—orang Kristen akan mengetahui cara hidup sebagai anak-anak Allah. Kita memerlukan perhimpunan ibadah yang membuat hati kita lapar dan haus akan Allah. Kita memerlukan instruksi dari Firman Allah yang merubah dan memperbaharui pikiran kita. Kita memerlukan pergaulan dengan orang Kristen lainnya yang bisa memperdalam kesetiaan dan kepercayaan kita kepada satu sama lainnya. Yesus meminta para pemimpin gereja untuk memperlengkapi, yang menuntut adanya penyediaan cara hidup dimana orang Kristen bisa mengembangkan hati kepelayanan dan semangat Yesus.
Prinsip Keempat
Pertumbuhan gereja diukur dalam kedewasaan di mata Allah. Umat Allah diperlengkapi untuk pekerjaan pelayanan "bagi pembangunan tubuh Kristus" (4:12). Paulus meminta hal ini terjadi "sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh" (4:13). Ia menekankan kembali proses kedewasaan dengan menyinggung pertumbuhan tubuh (4:15) dan membangun diri sendiri (4:16). Gagasan tentang kedewasaan ini terserap di dalam pelbagai tulisan Paulus.
Pertumbuhan gereja di mata Allah adalah kedewasaan, bukan jumlah. Allah mencari dalam hati kita citra Seseorang yang Ia kenal. Ia berharap citra Anak-Nya itu mulai muncul dalam diri kita. Ia ingin kita memiliki pikiran Kristus.
KESIMPULAN
Kita sudah memeriksa empat prinsip mercu suar untuk pertumbuhan gereja. Jika kita menyesuaikan diri terhadap prinsip-prinsip itu, Allah akan memandang jemaat lokal kita sebagai jemaat yang bertumbuh.
Bagaimana tentang Anda sebagai individu? Apakah Anda menawarkan karunia diri Anda sendiri kepada jemaat dimana Anda menjadi anggotanya? Di dalam diri Anda terdapat beberapa kasih karunia Yesus yang harus dibagi dengan orang lain. Apakah Anda sedang menjadi pelayan yang setia atas kasih karunia itu?
Para pemimpin, apakah Anda sedang mengisi lowongan beberapa program, atau apakah Anda sedang menolong beberapa orang untuk menggunakan talenta unik mereka bagi gereja? Apakah Anda sedang berbuat semampu Anda untuk menciptakan suasana dimana orang bisa mengembangkan hati dan semangat kepelayanan?
Apakah kita masing-masing memiliki tujuan kedewasaan dalam pikiran? Apakah kita sedang berusaha untuk memiliki pikiran Kristus? Kristus sudah menjamin kita bahwa jika kita mengerjakan bagian kita, Anda mengerjakan bagian Anda, dan para pemimpin mengerjakan bagian mereka, maka gereja akan bertumbuh dalam cara yang memuliakan nama Allah.
TFTWMS: Ef 4:13 - Mendewasakan Gereja Yang Masih Bayi Mendewasakan Gereja Yang Masih Bayi (Efesus 4:13)
13 Sampai kita semua mencapai kesatuan iman, dan pengetahuan tentang Anak Allah, manusia dewasa, ti...
Mendewasakan Gereja Yang Masih Bayi (Efesus 4:13)
13 Sampai kita semua mencapai kesatuan iman, dan pengetahuan tentang Anak Allah, manusia dewasa, tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (NASB).
Ayat 13. Memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan dan membangun tubuh dimaksudkan untuk berlanjut terus sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman. "Sampai" adalah preposisi tentang jangkauan atau waktu, menunjukkan berapa lama unsur mujizatiah di dalam pelbagai karunia Kristus akan bertahan. Orang-orang yang diilhami akan mengerjakan tujuan mereka, dan setelah itu karunia ini akan berlalu. Di dalam gereja akan selalu ada orang-orang yang diutus untuk misi khusus, tetapi karunia kerasulan dirancang untuk berhenti. Orang-orang di dalam gere- ja yang bicara dengan kuasa dan gairah para nabi akan selalu dibutuhkan, tetapi karunia nubuatan telah lenyap. Gereja akan selalu membutuhkan penginjil dan guru untuk mengajarkan Firman di gereja-gereja lokal dan di ladang-ladang misi, tapi pesan mereka sekarang harus datang dengan mempelajari Kitab Suci yang sudah lengkap. Para gembala yang menggembalakan gereja lokal akan selalu dibutuhkan, tetapi mereka akan disaring dan ditetapkan dan akan bicara sesuai dengan petunjuk-petunjuk di dalam Firman Allah yang diungkapkan. Yang ada di dalam pikiran Paulus adalah gereja yang masih bayi, ketika umat Kristen belum punya Perjanjian Baru yang lengkap dan butuh pelbagai karunia mujizatiah. Ketika gereja tumbuh dewasa, dengan wahyu Allah yang lengkap, karunia-karunia mujizatiah ini akan berhenti.
Gereja yang masih bayi harus mencapai kesatuan dalam tiga cara. Pertama, para anggota harus "mencapai kesatuan iman." Dengan "iman" (pi÷stiß, pistis), yang Paulus maksudkan adalah "iman yang pernah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yudas 3), yaitu, agama Kristen. "Iman" sering digunakan dengan cara ini di dalam Perjanjian Baru di mana kata sandang yang pasti ditemukan sebelum kata benda iman (lihat Kisah 6:7; 13:8; 14:22; Galatia 1:23; 6:10). Di dalam Filipi 1:27, Paulus mengidentifikasi "iman" sebagai "injil." Ketika Perjanjian Baru sudah lengkap, pesan Allah kepada gereja dan untuk gereja disatukan. Oleh karena itu, "kesatuan iman" akan tercapai.
Gereja juga harus mencapai kesatuan pengetahuan tentang Anak Allah. Sekali lagi, Perjanjian Baru yang sudah lengkap akan memasok semua yang gereja bisa ketahui tentang Kristus. "Iman" dan "pengetahuan" akan diungkapkan kepada gereja di sepanjang waktu selama Perjanjian Baru sedang ditulis dan disusun.
Gereja harus mencapai kesatuan yang terdapat di dalam kedewasaan, diringkas dalam kata-kata manusia dewasa. "Dewasa" (te÷leioß, teleios) berarti "sempurna" atau "lengkap."19Selanjutnya, teleion mengacu kepada apa yang "dewasa, tumbuh penuh, … sebagai lawan dari anak-anak kecil"; itu tidak harus dikacaukan dengan jenis kesempurnaan yang berarti "tanpa dosa (aÓnama¿rthtoß, anamartētos).20Paulus tidak sedang berpikir mengenai masing-masing anggota gereja itu, tetapi tentang gereja universal. Ia sebelumnya pernah mengacu kepada "kita semua"—yaitu, gereja secara keseluruhan, ketika ia mencapai keadaan dewasanya dengan wahyu tertulis dari Allah, tidak membutuhkan lagi pelbagai karunia mujizatiah.
Tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus adalah perpanjangan dari "manusia dewasa" yang baru saja disebutkan. Paulus sudah menggambarkan gereja sebagai "satu manusia baru" di dalam 2:15 dan sebagai "kepenuhan" Kristus di dalam 1:23. Dalam "pertumbuhan"nya yang dewasa, memiliki wahyu yang lengkap, gereja menjadi seperti yang direncanakan, yaitu "kepenuhan Kristus." "Kepenuhan" ini ada di dalam rencana Allah sejak awal (lihat 1:23; 3:11). Ketika gereja sudah memiliki Perjanjian Baru yang lengkap dan tidak lagi memerlukan pelbagai karunia mujizatiah, ia sudah mencapai kematangannya atau kedewasaannya.
TFTWMS: Ef 4:14-16 - Pertumbuhan Setiap Anggota Tubuh Itu PERTUMBUHAN SETIAP ANGGOTA TUBUH ITU (Efesus 4:14-16)
14 Akibatnya, kita tidak lagi menjadi anak-anak, yang diombang-ambingkan ke sana ke mari oleh g...
PERTUMBUHAN SETIAP ANGGOTA TUBUH ITU (Efesus 4:14-16)
14 Akibatnya, kita tidak lagi menjadi anak-anak, yang diombang-ambingkan ke sana ke mari oleh gelombang dan dihanyutkan oleh setiap angin pengajaran, oleh tipu daya manusia, oleh kelicikan di dalam rencana yang licik, 15tetapi mengatakan kebenaran di dalam kasih, kita harus tumbuh dalam semua aspek ke arah Dia yang adalah kepala, yaitu Kristus, 16dari siapa seluruh tubuh, yang rapih dan diikat bersama oleh apa yang setiap sendi berikan, sesuai dengan kerja yang benar dari setiap bagian individu, menyebabkan pertumbuhan tubuh untuk membangun dirinya di dalam kasih (NASB).
Ayat 14. Meski Paulus sedang menyurati gereja yang masih bayi yang belum dewasa sepenuhnya, ia berkata, Akibatnya, kita tidak lagi menjadi anak-anak, yang diombang-ambingkan ke sana ke mari oleh gelombang dan dihanyutkan oleh setiap angin pengajaran. Bagaimanakah gereja tahu apa itu ajaran yang benar dan apa yang bukan? Sewaktu masih bayi gereja memiliki pelbagai karunia rohani, salah satunya adalah "membedakan roh" (1 Korintus 12:10) untuk membedakan antara kebenaran dan kesalahan. Dengan selesainya Perjanjian Baru, Firman akan menjadi standar untuk membedakan kebenaran dari kesalahan.
Paulus bicara tentang prinsip ini di dalam kitab Filipi:
Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu (Filipi 3:12-15).
Dengan adanya Perjanjian Baru, gereja "siap" dewasa, tetapi banyak anggota secara individu "belum" dewasa.
Ketika Paulus bicara tentang kedewasaan gereja, ia menggunakan ungkapan tunggal "manusia dewasa"; tapi ketika ia bicara tentang para anggota gereja, ia menggunakan kata jamak "anak-anak." Orang Kristen dewasa yang tahu kebenaran tidak akan seperti perahu yang terombang-ambing di lautan berbadai, dihanyutkan dari tujuan mereka oleh angin sakal dan gelombang ajaran sesat.
Guru-guru palsu sudah ada bahkan di hari-hari awal gereja, dan Paulus mengeluarkan peringatan tentang mereka. Karena curang, manipulatif, dan licik, mereka berusaha mengambil keuntungan dari orang-orang Kristen yang belum dewasa oleh tipu daya manusia, oleh kelicikan di dalam rencana yang licik. Guru-guru palsu itu adalah alat Iblis, karena ia menggunakan pelbagai siasat dan licik, curang, dan culas (lihat Yohanes 8:44; 2 Korintus 2:11; 11: 3; Efesus 6:11; 1 Timotius 4:1). Mereka bertentangan dengan Paulus dan ajarannya, dan mereka membantah pesan Perjanjian Baru ketika pesan itu sudah lengkap. Ajaran palsu menghasilkan kesalahan, dan penangkal yang Paulus tawarkan kepada umat Kristen di Efesus adalah dengan menjadi dewasa dalam kebenaran yang ada di dalam Kristus (4:21) dan mengatakan kebenaran itu (4:15).
Ayat 15. Pertama, sebuah perbedaan terlihat antara apa yang orang-orang Kristen ini harus lakukan dan apa yang guru-guru palsu itu sedang lakukan: Tetapi mengatakan kebenaran di dalam kasih." "Kebenaran" di sini adalah kebalikan dari pelbagai kesalahan yang dijelaskan di dalam ayat sebelumnya, dan "di dalam kasih" dibedakan dengan "kelicikan." "Kebenaran" itu adalah apa yang jemaat Efesus telah dengar dan percayai: injil keselamatan (1:13). Setelah menerima kebenaran itu, mereka harus mengatakan kebenaran itu "di dalam kasih." Dengan cara ini, mereka yang diajar dan mereka yang mengajar bisa sama-sama tumbuh menuju kedewasaan dalam Kristus. Kebenaran harus selalu disampaikan "di dalam kasih," dan kesalahan tidak boleh dicela dengan kesombongan. Kebenaran yang disampaikan di dalam kasih akan menang atas kesalahan dan akan menjamin pertumbuhan gereja yang abadi baik secara jumlah dan secara rohani, baik secara individu maupun kolektif. Penafsiran ini cocok dengan apa yang Paulus katakan tentang gereja sebagai bangunan dalam proses pertumbuhan (lihat 2:20, 21).
Selanjutnya, ia menulis, Kita harus tumbuh dalam semua aspek ke arah Dia yang adalah kepala, yaitu Kristus (huruf miring ditambahkan). Dalam setiap bidang kehidupan gereja, para anggota harus tumbuh ke arah gereja yang Allah rencanakan di dalam maksud kekal-Nya (lihat 3:10, 11). "Ke arah" (eis) menunjukkan bahwa "Kristus kepala" adalah "akhir dan obyek pertumbuhan para anggota" gereja.21Penekanan Paulus bukanlah bahwa orang Kristen harus tumbuh ke arah keserupaan dengan Kristus (fakta yang dibuktikan dengan baik di dalam Kitab Suci—Roma 8:29; 2 Korintus 3:18; Filipi 2:5; 1 Petrus 2:21); sebaliknya, ia sedang berkata tentang Kristus, "Ia adalah sumber dari mana … kasih karunia atau kuasa datang sehingga memungkinkan kita untuk tumbuh, Ia juga adalah obyek dan tujuan yang kepadanya pertumbuhan kita dalam setiap tahapannya harus tertuju dan harus diarahkan."22
Ayat 16. Setelah menyebut Kristus sebagai kepala, Paulus menambahkan, Dari siapa seluruh tubuh, yang rapih dan diikat bersama oleh apa yang setiap sendi berikan. Paulus menggunakan istilah "tubuh" sebagai gambaran gereja di banyak tempat di dalam pelbagai tulisannya (lihat Roma 12; 1 Korintus 12; Kolose 2:19), khususnya di dalam Efesus (1:22, 23; 4:4, 12). Jika gereja harus berjalan dengan cara yang sepadan dengan panggilannya dengan bersatu, maka gereja harus memahami prinsip penting pertumbuhan gereja yang Paulus sajikan di dalam ayat ini. Ia menekankan bahwa tubuh Kristus, gereja, menerima kuasa untuk berfungsi dan tumbuh dari Kristus, kepala tubuh itu.
Kata Yunani sunarmologe÷w (sunarmologeō) diterjemahkan "tersusun" dan berarti "bergabung bersama dengan erat." Bentuk present participle itu menunjukkan bahwa prosesnya sedang berlangsung. "Diikat bersama" (sumbiba¿zw, sumbibazō), juga berbentuk present participle, berarti "menyatukan atau merajut bersama dengan erat."23Itu adalah kata "yang sering digunakan dalam konteks pendamaian."24Participle yang pertama digunakan oleh Paulus sebelumnya di dalam surat ini, dalam suatu kiasan yang menggambarkan gereja sebagai bangunan. Ia mengatakan bahwa orang-orang Kristen, seperti batu-batu bata dalam sebuah bagunan, sedang "disusun bersama" menjadi "tempat tinggal Allah di dalam Roh" (2:21, 22). Participle yang kedua digunakan oleh Paulus ketika ia menunjukkan bahwa jemaat Kolose harus "berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu … menerima pertumbuhan ilahinya"(Kolose 2:19).
"Setiap sendi" (a˚fh/, haphē), yang disebut bersama "ligamen" (su/ndesmoß, sundesmos) di dalam Kolose 2:19, adalah acuan kepada struktur penyambung yang menopang tubuh secara keseluruhan. Kristus, sang kepala, "memberikan" kehidupan, energi, dan kekuatan bagi pertumbuhan gereja, tubuh-Nya melalui penyambungan bersama seluruh tubuh dengan anggota-anggota tubuh dan ligamen-ligamen.
Sesuai dengan kerja yang benar dari setiap bagian individu adalah pengingat bagi jemaat Efesus tentang posisi dan fungsi penting dari masing-masing anggota gereja. Energi untuk pertumbuhan yang mengalir melalui tubuh itu adalah dari sang kepala. Namun begitu, partisipasi setiap bagian tubuh adalah penting untuk pertumbuhan tubuh yang baik. Setiap anggota, tidak peduli seberapa terbatas kesempatan atau bakatnya, harus menganggap dirinya penting.
Ketika masing-masing anggota melakukan tugasnya dan ketika Kristus memberikan kekuatan, kombinasi ini menyebabkan pertumbuhan tubuh untuk membangun dirinya di dalam kasih. Setiap anggota berkontribusi untuk "membangun" tubuh Kristus sehingga gereja bertumbuh secara jumlah dan rohani. Paulus kembali menekankan pentingnya "kasih" (4:2, 15), yang adalah untuk menyifatkan pelbagai kegiatan gereja. Tanpa kasih, tidak akan ada pertumbuhan nyata di dalam tubuh. "Kasih adalah nyawa tubuh ini dan, karena itu, kriteria utama bagi penilaian pertumbuhan Gereja akan berupa seberapa jauh pertumbuhan itu ditandai dengan kasih."25Kasih "adalah ikatan kesatuan yang sempurna" (Kolose 3:14) .
Dengan menyebutkan "pertumbuhan tubuh untuk membangun dirinya di dalam kasih," Paulus mengakhiri bagian ini, setelah menunjukkan bagaimana jemaat Efesus bisa "berjalan dengan cara yang sepadan dengan panggilan [mereka]" (4:1). Jalan mereka yang sepadan itu akan ditandai dengan persatuan dan pendewasaan, atau penyempurnaan, para anggotanya
UNTUK KAJIAN LEBIH LANJUT: KANON
Istilah Yunani kanw÷n (kanōn), dari mana kata Indonesia "kanon" berasal, berarti tongkat pengukur atau penggaris yang digunakan oleh tukang batu dan tukang kayu untuk menguji kelurusan.26Kata itu pertama kali digunakan untuk tulisan-tulisan Alkitab baik di abad ketiga atau keempat Masehi oleh Amphilocius atau Eusebius.27
Sebelumnya, gereja dan komunitas Yahudi sebelum mereka menggambarkan tulisan-tulisan suci sebagai Kitab Suci (ai÷ grafai÷, hai graphai) atau Kitab Suci (a¢giai grafai÷, hagiai graphai). Istilah-istilah ini menandakan fakta tentang adanya kuasa ilahi atas Alkitab.
Para rasul dan Yesus mengacukan tulisan-tulisan terilham yang kita sebut Perjanjian Lama sebagai "hukum Musa dan kitab para nabi dan kitab Mazmur" (Lukas 24:44). Sikap mereka terhadap asal ilahi Kitab Suci itu diringkas dengan sangat baiknya di dalam 2 Timotius 3:16 dan 2 Petrus 1:19-21.
E. Earle Ellis berkata, "Pelbagai tulisan orang Kristen mula-mula tidak meninggalkan jejak adanya gesekan dengan kelompok-kelompok Yahudi lainnya tentang kitab-kitab [Perjanjian Lama] yang mana yang berisi kuasa ilahi."28Kata "kanon" seperti yang digunakan di dalam gereja mengacu kepada kitab-kitab Perjanjian Lama dan Baru yang tercakup di dalam Alkitab sekarang ini.
Pada dasarnya, empat kriteria membantu gereja dalam menentukan kitab-kitab Perjanjian Baru yang mana yang harus dipertimbangkan sebagai kanonik:
- 1. Apostolisitasnya—Apakah kitab itu ditulis oleh seorang rasul atau rekanan seorang rasul?
- 2. Isinya—Apakah isi kitab itu memiliki tingkatan yang sama seperti kitab-kitab apostolik?
- 3. Universalitasnya—Apakah kitab itu diterima secara universal oleh gereja?
- 4. Inspirasinya—Apakah kitab itu memberikan bukti sebagai kitab yang diilhami oleh Allah?29
Terhadap proses ini, kita bisa menambahkan fakta bahwa pemeliharaan Allah yang yang berkuasa atas semuanya selalu bekerja untuk mewujudkan penggenapan maksud-Nya. Oleh karena itu, kita dapat memiliki keyakinan bahwa Allah telah memberikan kepada kita materi yang persis sama seperti yang Ia ingin kita miliki dan telah mema-sukkan dan mengeluarkan kitab-kitab menurut yang Ia inginkan ketika Ia membawa Firman-Nya kepada kita.
Sikap mempertanyakan keabsahan Tulisan-Tulisan Suci hanya ditanyakan oleh semangat rasionalistik yang muncul pada abad kedelapan belas dan kesembilan belas.
TFTWMS: Ef 4:17-19 - Berpaling Dari Kegelapan Kepada Terang "BERPALING DARI KEGELAPAN KEPADA TERANG" (Efesus 4: 17-19)
17 Jadi ini kukatakan, dan menegaskan bersama dengan Tuhan, bahwa kamu jangan la...
"BERPALING DARI KEGELAPAN KEPADA TERANG" (Efesus 4: 17-19)
17 Jadi ini kukatakan, dan menegaskan bersama dengan Tuhan, bahwa kamu jangan lagi berjalan seperti orang non-Yahudi berjalan, dalam kesia-siaan pikiran mereka, 18 karena pikiran mereka digelapkan, dikeluarkan dari kehidupan Allah oleh karena kebodohan pada diri mereka, oleh karena kedegilan hati mereka, 19 dan mereka, setelah menjadi tidak berperasaan, telah menyerahkan diri mereka kepada hawa nafsu untuk melakukan setiap jenis kecemaran dengan ketamakan (NASB).
Ayat 17. Ketika Paulus memulai, ia menekankan pentingnya, urgensinya, dan kuasa di balik tugas yang ia akan segera berikan. Jadi ini kukatakan, dan menegaskan bersama dengan Tuhan mengacu kembali kepada nasihat dari 4:1, tentang berjalan secara sepadan, dan menunjukkan bahwa Paulus bicara dan menulis untuk Allah. Ia tidak sedikit pun berpikir bahwa ia sedang mengajarkan gagasannya sendiri; ia percaya bahwa Allah telah mengungkapkan ajaran-ajaran ini kepada dia melalui Roh (1 Korintus 2:10). Kata untuk "menegaskan," martu/romai (marturomai), berisi gagasan memanggil seorang saksi; Paulus sedang memanggil Tuhan sebagai saksinya bagi pelbagai instruksi ini. Ia menyatakan bahwa ia menyampaikan "perkataan yang bukan diajarkan … oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh" (1 Korintus 2:13). Paulus mengatakan bahwa orang-orang rohaniah akan mengenali pelbagai tulisannya sebagai "perintah Allah." Dengan kata lain, Paulus berkata, "Dengarkanlah dengan cermat apa yang aku akan segera katakan sebab itu adalah perintah Tuhan" (lihat 1 Korintus 14:37).
Paulus memberikan perintah ini kepada jemaat Efesus: jangan lagi berjalan seperti orang non-Yahudi berjalan. "Berjalan" (peripate÷w, peripateō) adalah kata kerja yang sama yang digunakan di dalam 2:2 dan 4:1. "Non-Yahudi" mengacu kepada orang yang berjalan, atau bergaya hidup secara fasik, berbeda dengan kehidupan orang Kristen Efesus. Orang-orang percaya di dalam Kristus, jika mereka harus berjalan secara sepadan dengan panggilan mereka, haruslah mencari gaya hidup yang sama sekali berbeda dari komunitas mereka. Ketika orang non-Yahudi masuk ke dalam Kristus, mereka harus mengubah gaya hidup mereka. (Pasal 2 membedakan pelbagai perbuatan dahulu orang non-Yahudi dengan apa yang diharapkan dari mereka setelah mereka menjadi Kristen.) Bagi orang Kristen Yahudi atau non-Yahudi yang mau mempraktikan jalan yang sepadan, mereka akan butuh dorongan dan nasihat yang berkelanjutan seperti yang Paulus berikan di dalam teks ini. Di Efesus terdapat tiga kelompok orang: Yahudi non-Kristen, non-Yahudi yang belum Kristen, dan orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi yang dikenal sebagai "satu manusia baru," "satu tubuh" yang Kristus damaikan "kepada Allah melalui salib" (2:15, 16). Paulus menyebut tiga kelompok orang ini di dalam 1 Korintus 10:32, ketika ia bicara tentang "orang Yahudi" dan "orang Yunani" dan "gereja Allah."
Dalam kesia-siaan pikiran [orang non-Yahudi] mencakup tiga gagasan. (1) Paulus sedang menunjukkan perbedaan yang jelas antara kehidupan sebelumnya para pembacanya dan kehidupan baru mereka di dalam Kristus. Apakah ia mengatakan bahwa tidak ada hal terpuji dalam kehidupan orang non-Yahudi? Tidak, tapi ia menggambarkan sisi gelap dari hidup tanpa Kristus. (2) Paulus sedang menasihati orang-orang Kristen ini untuk hidup sesuai dengan cara baru yang mereka temukan di dalam Kristus. Semakin besar perbedaan antara gaya hidup mereka yang "dahulu" dan yang "sekarang," maka ajarannya di dalam komunitas mereka akan semakin efektif. (3) Rasul itu memulai dengan proses berpikir dan kemudian bicara tentang tindakan karena orang berpikir dahulu dan kemudian pikiran-pikiran itu mencetuskan tindakan. "Kesia-siaan" (mataiothß, mataiotēs) mengacu kepada apa yang kosong atau tanpa tujuan. "Kesia-siaan pikiran mereka" akan mencakup spekulasi yang bodoh dan kebobrokan pikiran (lihat Roma 1:21, 28). Orang non-Yahudi menyerah kepada seperti itu. "Jadi, karena tidak memiliki hubungan yang benar dengan Allah, pemikiran orang non-Yahudi memiliki kesalahan fatal. Pikiran itu telah kehilangan cengkeramannya pada realitas dan menjadi mangsa kebodohan."1
Ayat 18. Gambaran Paulus tentang keadaan pikiran orang non-Yahudi berlanjut. Karena pengertian mereka digelapkan adalah komentari tentang "kesia-siaan pikiran mereka." Kebodohan pemikiran orang non-Yahudi terjadi karena terang yang Allah sediakan telah ditindas dan ditolak. Perbedaan antara orang non-Yahudi yang tidak percaya dengan orang Kristen adalah cukup jelas: Orang percaya telah menerima kebenaran Allah dan memiliki "mata" dari "hati [mereka] … yang diterangi." Karena mata pengertian orang non-Yahudi sengaja digelapkan, maka mereka dikeluarkan dari kehidupan Allah, sumber kebenaran dan terang. Karena mereka terasing dari Allah, mereka tidak memiliki kehidupan rohani. Mereka "mati dalam … pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa "(2: 1) dan hanya bisa mengantisipasi kematian kekal sebagai upah dosa mereka (Roma 6:23a.). Penolakan mereka terhadap terang adalah penolakan terhadap kehidupan.
Dikeluarkannya orang non-Yahudi dari kehidupan adalah oleh karena kebodohan pada diri mereka. Kurangnya pengetahuan mereka adalah disengaja karena mereka telah menolak terang yang telah diberikan Allah kepada mereka (lihat Roma 1:18-23). Orang non-Yahudi itu bodoh karena kedegilan hati mereka. Mereka memilih untuk tidak mengenal Allah dan dengan sengaja mengeraskan hati mereka terhadap terang dan kehidupan yang Ia tawarkan. "Kedegilan" adalah terjemahan dari pwrwsiß (pōrōsis) dan digunakan secara kiasan di dalam Perjanjian Baru sebagai "tidak berperasaan, atau kebutaan."2Di ayat 18 dan di dalam dua kemunculan lainnya di Perjanjian Baru (Markus 3:5; Roma 11:25), kata itu digunakan sebagai "pengerasan mental atau moral."3"Hati" adalah terjemahan dari kardi÷a (kardia), yang artinya "tempat kehidupan jasmani, rohani dan mental."4Orang yang sengaja mengeraskan hatinya tidak punya pengertian tentang Allah, bodoh, dan hidup di dalam kegelapan rohani.
Ayat 19. Seperti mereka yang di Roma 1, orang-orang yang digambarkan di sini menolak terang yang ditawarkan kepada mereka; hati mereka telah dikeraskan, dan mereka bahkan telah menjadi lebih jahat. Mereka bergaul dengan orang-orang yang disebutkan sebelumnya, yang telah menjadi mangsa dari konsekuensi tertentu pengerasan hati mereka. Setelah menjadi tidak berperasaan adalah terjemahan dari aÓphlghko/teß (apēlgēkotes) dan berarti "berhenti merasa sakit atau sedih … apatis."5Di luar kemampuan untuk merasakan kepedihan hati nurani, orang non-Yahudi ini telah menyerahkan diri mereka (pare÷dwkan, paredōkan); yaitu, mereka telah sepenuhnya menyerahkan diri mereka kepada gaya hidup yang penuh dosa. Teks itu mengatakan bahwa mereka telah menyerahkan diri mereka kepada hawa nafsu untuk melakukan setiap jenis kecemaran dengan ketamakan. Ini bukan sesuatu yang dilakukan kepada orang non-Yahudi, tetapi sesuatu yang mereka telah pilih untuk dilakukan.
Tiga kata menggambarkan pilihan orang non-Yahudi itu: "hawa nafsu," "kecemaran," dan "keserakahan." "Hawa nafsu" (aÓse÷lgeia, aselgeia) berarti "hawa nafsu yang keterlaluan"; "Kecemaran" (aÓkaqarsi÷a, akatharsia) termasuk "kenajisan moral dalam arti yang paling luas"; dan "ketamakan" (pleonexi÷a, pleonexia) memberikan pengertian "hasrat ketamakan yang tak terkendali."6Berdasarkan pilihan orang-orang non-Yahudi, maka Allah bertindak menyerahkan mereka kepada perilaku fasik mereka (lihat Roma 1:24, 26, 28).
TFTWMS: Ef 4:17-24 - Perhatikanlah Pakaian Anda PERHATIKANLAH PAKAIAN ANDA (Efesus 4:17-24)
Majalah People Weekly setiap tahun menerbitkan daftar para selebritis yang terpilih sebagai orang yang &q...
PERHATIKANLAH PAKAIAN ANDA (Efesus 4:17-24)
Majalah People Weekly setiap tahun menerbitkan daftar para selebritis yang terpilih sebagai orang yang "berpakaian terbaik" dan "berpakaian terburuk."1Orang-orang yang peduli terhadap model pakain terbaru suka membaca daftar itu untuk melihat siapakah yang "termasuk" dan yang "tidak termasuk" orang yang bergaya.
Tahukah Anda bahwa Allah juga peduli terhadap pakaian Anda? Ia memang peduli. Allah tidak peduli apakah Anda memakai celana panjang baru atau punya model sepatu terkenal atau tidak. Yang Ia cari adalah jenis pakaian yang berbeda—pakaian rohani yang dikenakan oleh kita masing-masing.
Paulus sudah menjelaskan tentang pakaian ini. Ia sudah menggambarkan apa yang perlu kita tanggalkan dan apa yang perlu kita kenakan sebagai orang Kristen:
Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (4:17-24).
Inilah kebenaran yang mendasar: Orang Kristen perlu membungkus diri mereka dengan cara hidup dalam Kristus yang sepenuhnya baru.
PAKAIAN LAMA
Pada tahun 1960an Joseph Fletcher menerbitkan sebuah buku berjudul Situation Ethics. Di dalam buku itu, ia menyangkal keberadaan moral yang mutlak. Fletcher bersikeras bahwa benar tidak selalu benar dan salah tidak selalu salah. Ia mengusulkan bahwa etika tergantung pada situasi: Suatu tindakan bisa jadi benar pada suatu saat dan bisa jadi salah pada saat lainnya.
Sekarang, kurang dari empat puluh tahun setelah buku itu diterbitkan, etika situasi gagasan Fletcher kelihatannya menguasai masyarakat. Satu generasi yang lalu, orang masih menganut kepercayaan yang didasarkan pada kemutlakan: Sedikit sekali orang yang mempertanyakan bahwa tetap perawan hingga menikah adalah benar; bahwa sehari kerja jujur untuk sehari gaji jujur adalah benar; bahwa homoseksualitas merupakan gaya hidup yang salah; atau berbohong, mencuri, menonton pornografi, atau terlibat perzinahan tidak pernah benar. Masyarakat tidak lagi mendukung sebagian besar dari pandangan tersebut.
Perkataan Paulus itu nyaris terdengar seakan-akan ia sedang menulis secara langsung kepada orang Kristen di dalam masyarakat kita. Ia berkata, "Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan:
Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah .…" (4:17). Satu versi menulis, "Jadi aku bersikeras—dan Allah mendukung aku dalam hal ini— bahwa janganlah kamu sejalan dengan orang kebanyakan" (TM).
Seperti apakah hidup dengan cara hidup "orang kebanyakan"? Paulus melukiskannya seperti melangkah menuju maut, dengan setiap langkah semakin dekat kepada kehancuran kekal.
Langkah pertama adalah kedegilan. Mereka yang dengan angkuhnya menolak cara hidup saleh adalah orang yang "pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka" (4:18). Hati bisa mendegil, membatu, atau mengeras. Kata "degil" yang dipakai dalam ayat 18 bisa diterapkan ke atas kulit kapalan yang membentuk seperti tambalan tulang yang patah. Sebenarnya kapalan ini bisa menjadi lebih keras daripada tulang itu sendiri. Dosa memiliki efek pengerasan sedikit demi sedikit di dalam hati seseorang.
Sewaktu saya berusia belasan tahun, seorang teman di dekat rumah menyelinapkan salah satu majalan pornografi ayahnya ke luar rumahnya. Ia dan saya mencari tempat sembunyi dan memelototi setiap halaman majalah itu. Kami tahu tindakan kami salah. Kami tidak ingin orang lain tahu apa yang kami sedang kerjakan, jadi kami bersembunyi. Hari itu hati saya mulai mengeras. Dalam beberapa tahun, saya mulai membeli sendiri majalah seperti itu. Saya sudah mengalami kekuatan dosa yang membuat saya ketagihan: Selama kita berkata "ya" kepada dosa, maka dosa bersikap seperti rasa dahaga yang tidak bisa dipuaskan. Saya bisa katakan kepada Anda bahwa hanya Yesus yang bisa membebaskan kita dan membuat hati kita lembut kembali.
Langkah kedua adalah kegelapan. Mereka yang dengan angkuhnya menolak gaya hidup saleh adalah orang-orang dengan "pengertiannya yang gelap, .…" (4:18). Saya tidak suka tersandung ke sana-ke mari di dalam kegelapan, bukankah begitu juga dengan Anda? Meraba-raba di dalam kegelapan bisa menyebabkan seseorang melukai dirinya sendiri. Dosa berbuat seperti itu kepada kita. Dosa membuat hidup kita menjadi gelap. Di dalam kegelapan, orang tidak bisa melihat jalan. Sebagai contoh, kegelapan membuat pecandu narkoba membahayakan nyawanya dengan "terbang" sejenak yang disuguhkan oleh kokain. Hanya pikiran yang sudah digelapkan yang mau membahayakan segala hal demi untuk sensasi yang berlangsung hanya sejenak. Dosa membuat kita tidak bisa berpikir jernih.
Langkah ketiga adalah penghakiman. Dosa memisahkan seseorang "dari persekutuan dengan Allah" (4:18). Dosa membuat kita kehilangan sentuhan dengan Allah— sebuah bentuk penghakiman—dan kehilangan kemampuan untuk berpikir lurus. Seperti yang dikatakan oleh satu terjemahan, "Mereka sudah sangat lama menolak untuk berurusan dengan Allah sehingga mereka kehilangan sentuhan bukan saja dengan Allah tetapi dengan kenyataan itu sendiri. Mereka tidak bisa lagi berpikir lurus" (4:18; TM). Alkoholik, judi, pornografi, narkoba, dan hubungan seks yang sembarangan memiliki efek ini.
Langkah keempat dalam langkah menuju maut adalah kesembronoan. Paulus berkata tentang orang-orang yang tidak menjalani kehidupan yang saleh, "Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran" (4:19). Sewaktu saya membaca ini, saya mengingatkan diri saya sendiri akan adanya potensi untuk menjadi sensual dan tercemar yang terdapat di dalam diri kita masing-masing. Tidak seorang pun dari kita yang kebal terhadap perkembangan nafsu yang tidak ada puasnya mengejar sesuatu dan kehilangan kendali atas hidup kita.
Bangsa Yunani kuno memiliki sebuah cerita tentang anak laki-laki Spartan yang mencuri seekor rubah dan kemudian bertemu dengan pemilik rubah itu. Untuk menyembunyikan perbuatannya, anak laki-laki itu memasukkan rubah itu ke dalam bajunya. Ia lalu berdiri kaku. Ia tidak berkedip ketika rubah yang ketakutan itu mencakar dia dan merobek alat vitalnya. Bahkan dengan taruhan kematian yang menyakitkan, anak laki-laki itu tidak mau mengaku bahwa ia sudah berbuat salah.2
Dosa akan berbuat seperti itu. Dosa menjebak manusia sampai mereka bersedia menanggung segala macam penderitaan daripada mengakui bahwa "cara hidup" mereka benar-benar jalan menuju maut.
PAKAIAN BARU
Dosa menyebabkan kita melangkah menuju maut, namun Yesus bisa merubah arah langkah Anda. Mengenai kehidupan lama, Paulus berkata, "Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus" (4:20). Mengenal Dia menuntut perubahan dalam cara hidup kita.
Berada dalam Kristus bisa kita samakan seperti pergi ke sekolah. Kita sudah pergi ke sekolah dalam Kristus untuk belajar apa yang harus ditanggalkan dan apa yang harus dikenakan. Kristus adalah kurikulum, guru, dan ruang kelas untuk hidup kita. Kita mengenal Kristus (4:20). Kristus sendiri adalah kurikulum kita. Kita mempelajari Dia untuk mengetahui cara hidup. Kita juga sudah mendengar tentang Dia (4:21). Dengan kata lain, Kristus adalah guru kita. Kita sudah diajar di dalam Dia (4:21). Kristus adalah ruang kelas kita. Di dalam Dia kita memiliki apa yang kita perlukan untuk membuat benar pikiran moral kita.
Paulus membandingkan menjadi pengikut Kristus dengan menukar pakaian kita. Ia menulis, "… berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan" (4:22). Berada di dalam Kristus adalah seperti menanggalkan baju lama yang kotor, menyegel baju itu di dalam tas, dan membuang baju itu jauh-jauh sehingga tidak pernah bisa dipakai lagi. Di dalam Kristus kita melakukan hal itu dengan kehidupan lama kita.
Paulus lalu menambahkan, "…kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu" (4:23). Kata "dibaharui" artinya dibuat muda kembali—memudakan, muda selama-lamanya, dan murni selama-lamanya.
Ayat 24 memberi satu langkah tambahan: Kita sudah diajar untuk "mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." Dengan kata lain, Yesus memanggil kita untuk mengenakan kehidupan-Nya.
KESIMPULAN
Langkah-langkah apakah yang bisa kita ambil untuk menolong kita mengenakan kehidupan baru Kristus?
Buatlah keputusan. Setiap hari Anda menghadapi pelbagai pilihan moral. Apa yang Anda putuskan dalam setiap detik akan sangat dipengaruhi oleh keputusan yang sudah Anda buat tentang ingin menjadi orang macam apakah diri Anda. Buatlah keputusan bahwa Anda ingin menjadi seperti Kristus.
Mulailah mengawali hari Anda dengan arah yang benar. Mulailah setiap hari dengan doa kepada Allah. Ambillah waktu sejenak untuk membaca Firman Allah dan menetapkan arah hidup Anda untuk hari itu.
Tariklah garis dan tetaplah berada di belakang garis itu. Kebanyakan orang Kristen ingin kuat. Masalahnya adalah bahwa kita semua memiliki kelemahan. Kita perlu mengetahui apa sajakah kelemahan kita itu, tariklah garis untuk memisahkan diri kita dari kelemahan-kelemahan itu, dan tetaplah tinggal di belakang garis pemisah itu. Dalam bidang apakah Anda terus-menerus bergumul dalam hidup Anda? Dosa apa sajakah yang sering Anda ulangi? "Umpan" terbaik apakah yang Iblis miliki untuk menarik perhatian Anda? Belajarlah menarik garis dan tetaplah tinggal di belakang garis itu.
Jagalah hati Anda. Anda tidak bisa melayani dua tuan. Jika Anda ingin Yesus menjadi Tuan Anda, ada beberapa gagasan dan kegiatan yang harus dilenyapkan dari kehidupan Anda.
Jagalah pikiran Anda. Cara Anda memfokuskan pikiran Anda pada akhirnya akan menentukan hasil pertempuran.
Jagalah mata Anda. Dalam Kejadian 39 Yusuf menunjukkan bahwa ia sudah tahu orang tidak bisa "bermain api tanpa terbakar." Raja Daud melupakan fakta ini. Ia tidak menjaga matanya. "Berhati-hatilah hai mata yang kecil, apa yang engkau lihat" lebih daripada sekedar stansa lagu anak-anak.
Jagalah setiap bagian hidup Anda. Pemikiran dan tindakan apa saja yang Anda tahu tidak baik untuk diri Anda sudah cukup untuk menghancurkan kehidupan rohani Anda. Hindarilah pemikiran membenarkan diri sendiri dengan ungkapan-ungkapan seperti "Saya bisa atasi hal ini," "Hal ini tidaklah buruk," atau "Alkitab tidak tegas tentang hal ini." Bahkan jagalah pemikiran dan tindakan yang paling kecil sekalipun.
Allah peduli terhadap pakaian rohani kita. Seraya Anda memikirkan pakaian Anda, datanglah kepada Tuhan dalam doa. Buatlah pengakuan dan komitmen yang perlu Anda buat. Mintalah kekuatan-Nya dalam Anda mengenakan Kristus.
TFTWMS: Ef 4:20-22 - Menanggalkan Manusia Lama "Menanggalkan manusia lama" (Efesus 4:20-22)
20 Tapi kamu tidak mempelajari Kristus dengan cara ini, 21 kalau kamu memang telah mendengar t...
"Menanggalkan manusia lama" (Efesus 4:20-22)
20 Tapi kamu tidak mempelajari Kristus dengan cara ini, 21 kalau kamu memang telah mendengar tentang Dia dan telah diajar di dalam Dia, sebagaimana kebenaran ada di dalam Yesus, 22 bahwa, dengan mengacu kepada cara lama hidupmu, kamu tanggalkanlah manusia lama, yang sedang dirusak menurut hawa nafsu penipuan (NASB).
Ayat 20. Paulus mulai membedakan kehidupan mereka saat ini dengan kehidupan lama mereka. Ia berkata, Tapi kamu tidak mempelajari Kristus dengan cara ini. Alkitab NLT mengatakan, "Tapi itu bukan apa yang sudah diajarkan kepadamu ketika kamu belajar tentang Kristus."
Paulus memulai bagian ini di dalam 4:17 dengan mengatakan, "bahwa kamu jangan lagi berjalan"(huruf miring ditambahkan). "Tapi kamu tidak" dapat secara harfiah diterjemahkan "tetapi kamu jangan." Kata-kata Paulus itu dengan tegas membedakan "kamu" dengan "orang non-Yahudi" (4:17). Kata kerja "belajar" berbentuk aorist tense dan, tidak diragukan lagi, mengacu kepada perubahan hidup jemaat Efesus. "Mempe-lajari Kristus" secara harfiah "mempelajari Kristus itu." Di dalam Filipi 3:10, Paulus menyatakan keinginannya untuk "mengenal Dia [Kristus]," dan di Kolose 2:6 Ia bicara tentang orang-orang yang telah "menerima Kristus Yesus Tuhan." Lebih banyak yang terlibat di dalam teks ini, termasuk Efesus 4:17-32, daripada sekedar mengetahui tentang Kristus atau mengetahui ajaran Kristus. Kristus adalah obyek pribadi di dalam teks-teks ini; Ia adalah Pribadi yang diberitakan, Pribadi yang diterima, Pribadi yang dikenal, dan Pribadi yang sudah dipelajari oleh jemaat Efesus.
Ayat 21. Paulus menjelaskan nasihatnya: Kalau kamu memang telah mendengar tentang Dia dan sudah diajar di dalam Dia, sebagaimana kebenaran ada di dalam Yesus. "Kalau memang" menerjemahkan dua partikel di dalam bahasa Yunani, ei¶ (ei, "jika") and ge (ge, memang, melihat bahwa"). Digabungkan bersama, kata-kata itu menyiratkan "hal yang diyakini sebagai dianggap benar."7Paulus tidak sedang mempertanyakan atau meragukan apa yang akan segera ia katakan, tapi sedang membuat dugaan yang penuh keyakinan dan benar.
Dengan mengatakan, "kamu telah mendengar Dia," Paulus sedang mengacu kepada awal jemaat Efesus mendengar injil (lihat 1:13). Mereka sudah "mendengar Dia" sebab mereka telah mendengar pesan-Nya melalui pemberitaan firman kebenaran oleh rasul Paulus (lihat Kolose 1:5; Kisah 19:1b-10).
Dalam hal mendengarkan Kristus, di dalam naskah Yunani kata ganti untuk Kristus berbentuk accusative dengan … "mendengar." Dengan [kata ini], orang yang kata-katanya didengarkan orang lain bentuknya adalah genitive, orang yang pribadinya didengarkan orang lain bentuknya adalah accusative … Jadi mendengar tentang Kristus harus berada di akhir penerimaan dari pemberitaan tentang Kristus.8
Jemaat Efesus telah mendengar tentang Kristus dan jalan-Nya (4:20). Dengan mengikuti ajaran awal ini, mereka telah dibaptis ke dalam Kristus. "Dan sudah diajar di dalam Dia" mengacu kepada ajaran yang mereka terima setelah mendengar injil pertama kali yang telah mendorong mereka untuk menjadi orang Kristen. Mereka telah diajar lebih lanjut "di dalam Dia" setelah perubahan hidup mereka, menghasilkan pertumbuhan rohani mereka "di dalam Dia."
"Sebagaimana kebenaran ada di dalam Yesus" adalah pengingat bahwa Yesus adalah perwujudan kebenaran (Yohanes 14:6). Kebenaran tentang Yesus yang jemaat Efesus telah dengar dan terima dan kebenaran yang sudah diajarkan "di dalam Dia" memerintahkan mereka untuk jangan hidup sebagai orang non-Yahudi, tetapi harus menjalani kehidupan baru yang mereka sudah temukan di dalam Kristus.
Ayat 22. Tiga tindakan disebutkan di dalam ayat 22 sampai 24. Apakah rasul itu sedang menjelaskan apa yang telah diajarkan kepada jemaat Efesus untuk mereka lakukan (4:21), atau apakah tindakan ini hasil dari apa yang telah diajarkan kepada saudara-saudara itu? Tindakan itu mungkin tidak penting, karena Paulus berkata, "Kamu telah mendengar … telah diajar" dan "kamu menanggalkan." Tampaknya Paulus sedang memberikan penjelasan tentang apa yang telah diajarkan, dengan hasilnya berupa ketaatan mereka terhadap injil. Dengan kata lain, mereka telah mendengar, telah diajar, dan telah merespon ajaran itu dengan menanggalkan "manusia lama" ketika mereka menjadi orang Kristen.
Tindakan pertama adalah menanggalkan manusia lama. Ayat ini tidak menunjukkan dengan tepat kapan aksi ini berlangsung; namun begitu, Roma 6:2-6 mengatakan bahwa mereka yang dibaptis ke dalam Kristus adalah juga dikuburkan bersama Dia. Dengan cara ini, orang mati terhadap dosa dan dibangkitkan kepada hidup yang baru. Mengenai orang-orang yang telah mati dan dibangkitkan bersama Kristus, Paulus mengatakan di dalam ayat 6, "Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya." Konsep "manusia lama … manusia baru" di dalam nas ini (4:20-24) juga terdapat di dalam pikiran Paulus saat ia menuliskan kata-kata Roma 6. Selanjutnya, Paulus menegaskan bahwa mereka yang telah dibaptis ke dalam Kristus, telah "mengenakan Kristus"(Galatia 3:27), sebuah fakta yang menyinggung tentang "manusia baru." Oleh karena itu, ada penjabaran waktu untuk tindakan di 4:22—penanggalan manusia lama terjadi pada saat baptisan.
Mengenai "manusia lama," "lama" (palaio/ß, palaios) menyiratkan "manusia" (a‡nqrwpoß, anthrōpos) yang "usang, uzur, tidak berguna."9Acuan ini menggambarkan jemaat Efesus apa adanya ketika mereka belum diselamatkan dan dikuasai oleh dosa. Penanggalan "manusia lama" tidak hanya membuang kejahatan tertentu, tetapi merupakan pemutusan yang tegas dengan masa lalu. Apa yang dibuang adalah "segenap manusia lama yang menuntun kehidupan yang dikuasai oleh dosa."10
Manusia lama yang sedang dirusak menurut hawa nafsu penipuan. "Yang sedang dirusak," sebuah present participle, bicara tentang proses berkelanjutan di mana manusia lama semakin menjadi lebih buruk. "Hawa nafsu" adalah terjemahan dari e˙piqumi÷a (epithumia) dan dalam konteks ini artinya "permintaan, keinginan penuh gairah."11Keinginan jahat ini adalah "penipu" karena mereka menjanjikan kehidupan menyenangkan tapi menuntun kepada kehidupan yang bobrok. Tipu daya mencirikan cara hidup orang non-Yahudi (2:3). Orang percaya harus meninggalkan gaya hidup ini, yang menentang kebenaran injil (4:14, 15; 2 Tesalonika 2:10). Filosofi palsu kehidupan memerangkap mereka yang tidak membedakan antara apa yang benar dan apa yang salah (lihat Kolose 2:8).
TFTWMS: Ef 4:23 - Diperbaharui "Diperbaharui" (Efesus 4:23)
23 Dan bahwa kamu diperbarui dalam roh pikiranmu (NASB).
Ayat 23. Yang pertama dari tiga tindakan, "mena...
"Diperbaharui" (Efesus 4:23)
23 Dan bahwa kamu diperbarui dalam roh pikiranmu (NASB).
Ayat 23. Yang pertama dari tiga tindakan, "menanggalkan," adalah sesuatu yang telah dilakukan di masa lalu ketika jemaat Efesus dibaptis. Yang kedua adalah proses, diperbaharui dalam roh pikiranmu. "Diperbaharui" (aÓnaneo/w, ananeoō) adalah "direnovasi oleh reformasi batin."12Bentuk gramatikal yang digunakan di sini menunjukkan "tindakan … berkelanjutan, tanpa ada implikasi mengenai kapan tindakan itu terjadi," dan menunjukkan bahwa" subyeknya [sedang] bertindak dalam cara tertentu ke atas dirinya sendiri atau mengenai dirinya sendiri."13Meski tindakan menanggalkan manusia lama adalah tindakan sekali untuk selamanya yang terjadi pada saat baptisan, namun proses pembaharuan yang berkelanjutan ini berlangsung sepanjang hidup orang Kristen.
"Roh" di sini tidak mengacu kepada Roh Kudus, karena Paulus bicara tentang "roh pikiranmu" (huruf miring ditambahkan). "Pikiran" adalah kapasitas intelektual manusia yang menampung kemampuannya untuk menalar dan memahami, "organ pemikiran moral"14(lihat 4:17 dan Roma 1:28; 7:23). "Roh" itu disebutkan dalam kaitannya dengan "pikiran," tetapi keduanya terpisah. Itu adalah kepribadian individu yang menikmati komunikasi dengan Allah dan diciptakan menurut gambar-Nya (lihat Kejadian 1:26, 27). Paulus menarik perbedaan antara "roh" dan "pikiran" di dalam 1 Korintus 14:14. Pengertiannya pastilah bahwa kepribadian (roh) dan kemampuan untuk berpikir dengan baik (pikiran) harus diperbaharui dari hari ke hari (lihat Roma 12:2; 2 Korintus 4:16). Bentuk kata kerja yang digunakan di sini menunjukkan bahwa orang Kristen secara aktif bekerja untuk mendatangkan pembaharuan ini dalam dirinya sendiri.
TFTWMS: Ef 4:24 - Mengenakan Manusia Baru "Mengenakan Manusia Baru" (Efesus 4:24)
24 Dan mengenakan manusia baru, yang dalam keserupaan dengan Allah telah diciptakan dalam kebenaran...
"Mengenakan Manusia Baru" (Efesus 4:24)
24 Dan mengenakan manusia baru, yang dalam keserupaan dengan Allah telah diciptakan dalam kebenaran dan kekudusan dari kebenaran (NASB).
Ayat 24. Tindakan ketiga yang Paulus sebut di dalam konteks ini adalah mengenakan manusia baru. Seperti menanggalkan manusia lama, ini adalah sesuatu yang telah terjadi pada waktu yang tidak disebutkan. Penanggalan manusia lama terjadi pada saat baptisan, dan mengenakan manusia baru terjadi pada waktu yang sama. Ketika orang dibaptis ke dalam Kristus, ia berada di dalam Kristus dan menjadi "ciptaan baru" (2 Korintus 5:17). Karena berada di dalam Kristus, ia kemudian menjadi bagian dari tubuh, gereja, dan anggota rumah tangga dan keluarga Allah (lihat 2:19).
Sebagai anak Allah, orang Kristen harus membuat dirinya serupa dengan keluarganya. Oleh karena itu, Paulus mengatakan bahwa manusia baru adalah dalam keserupaan dengan Allah. Manusia baru bukanlah barang baru pada titik waktu (Paulus akan sudah menggunakan ne÷oß [neos] untuk mengungkapkan hal ini), tapi baru dalam kualitas (dinyatakan di sini oleh kaino/ß [kainos]). Kebaruan ini "berlawanan dengan yang lama" dalam arti bahwa yang lama "sudah rusak dimakan zaman."15Belakangan di dalam surat ini, Paulus mengungkapkan gagasan ini dengan kata-kata "Jadilah peniru Allah, seperti anak-anak yang kekasih" (5:1). Proses itu merupakan suatu penciptaan. Seperti Allah menciptakan manusia pertama dari debu tanah dan memberinya nafas kehidupan jasmani, Ia telah membuat makhluk baru dari manusia yang jatuh dalam dosa untuk menjadi seperti Dia dalam kehidupan rohani mereka. Sebelumnya kita sudah menemukan konsep penciptaan, ketika Paulus mengatakan bahwa orang percaya "diciptakan di dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik" (2:10). Kerja sama antara Allah dan manusia dalam proses ini dapat dilihat ketika Allah mengambil inisiatif (2:1-22) dan kita harus memenuhi tanggung jawab mengenakan manusia baru waktu kita menerima injil dan mengenakan Kristus di dalam baptisan (Galatia 3:27).
Kebenaran adalah kualitas yang diberikan kepada orang-orang yang menjadi Kristen. Manusia tidak memiliki kebenaran dari dirinya sendiri; ketika ia hidup dalam dosa, ia "bebas dari kebenaran" (Roma 6:20). Kristus datang ke dunia untuk menjadi kebenaran manusia (1 Korintus 1:30) ketika Allah menjadikan "Dia yang tidak mengenal dosa … menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah" (2 Korintus 5:21). Oleh karena itu, ketika orang mematuhi injil, ia menjadi hamba kebenaran (Roma 6:17, 18). Allah telah menyatakan mereka yang di dalam Kristus sebagai orang benar; itulah tujuan penciptaan manusia baru. Kebenaran ini terlihat ketika kita melakukan apa yang benar dalam hubungan kita dengan orang lain.
Kekudusan juga menunjukkan keserupaan Allah, dan jemaat Efesus harus kudus sama seperti Allah itu kudus (lihat 1 Petrus 1:16). Selain itu, sebagaimana kebenaran adalah sifat Allah yang orang percaya harus tiru dalam hubungan manusiawi mereka, kekudusan adalah menjadi seperti Allah dan memberi kepada Allah apa yang benar. Manusia baru memenuhi tanggung jawab dalam hubungannya dengan orang lain dan dengan Allah. Menjadi benar dan kudus adalah dari kebenaran; yaitu, kebenaran wahyu Allah mengajarkan kedua sifat itu dan menentang gaya hidup orang non-Yahudi yang cemar dan jahat (4:17-19).
TFTWMS: Ef 4:25 - Berpaling Dari Kebohongan Kepada Kebenaran "BERPALING DARI KEBOHONGAN KEPADA KEBENARAN" (Efesus 4:25)
25 Oleh Karena itu, buanglah kebohongan, berkatalah benar masing-masing dari kam...
"BERPALING DARI KEBOHONGAN KEPADA KEBENARAN" (Efesus 4:25)
25 Oleh Karena itu, buanglah kebohongan, berkatalah benar masing-masing dari kamu dengan sesamanya, karena kita adalah sesama anggota (NASB).
Berjalan, atau hidup, sebagai orang Kristen mencakup belajar berfungsi dengan baik sebagai bagian tubuh Kristus, tetapi pengembangan pribadi juga penting. Paulus menggambarkan proses ini sebagai pembaharuan roh pikiran. Di dalam 4:25-32, ia memberikan rincian khusus tentang bagaimana orang yang datang kepada Kristus dapat melakukan transisi dari kegelapan menuju terang, dari manusia lama kepada ciptaan baru.
Ayat 25. Nasihat di sini merupakan kutipan longgar atas Zakharia 8:16. Pernyataan ini memulai penerapan praktis tentang apa artinya mengenakan manusia baru, meniru Allah, dan berjalan secara sepadan dengan panggilan kita. Oleh karena itu mengaitkan apa yang Paulus hendak katakan dengan apa yang baru saja ia tulis. Sebagai orang Kristen, kita harus bicara benar kepada orang lain—bukan hanya karena kita adalah milik Allah, tetapi juga karena kita adalah sesama anggota. Di sepanjang surat ini, Paulus menunjukkan bahwa gereja adalah tubuh Kristus dengan Kristus sebagai kepala. Jika anggota tubuh rohani Kristus, seperti anggota tubuh jasmani, harus melaksanakan kehendak kepala dan melayani satu sama lain, sebagaimana seharusnya sebuah tubuh, bicara benar adalah penting. Kata benda Yunani untuk "kebohongan," yeuvdoß (pseudos), mengacu kepada semua kebohongan, dengan dusta sebagai "satu contoh utama."16Kata-kata Yunani untuk buanglah kebohongan menunjukkan bahwa kebohongan itu harus disingkirkan sekali dan untuk selamanya, seperti manusia lama yang telah ditanggalkan sekali untuk selamanya.17Hal ini termasuk segala macam penipuan, keinginan untuk menipu dengan menyampaikan setengah kebenaran, dan menyembunyikan fakta yang diminta oleh kebenaran yang seutuhnya. Dengan kalimat ini, Paulus memperkenalkan diskusi praktis dan spesifik tentang perilaku etis bagi manusia baru, dimulai dengan perlunya berkata benar. Melakukan sebaliknya adalah menganiaya saudara-saudari kita dan kembali kepada manusia lama.
TFTWMS: Ef 4:25-27 - Cara Benar Untuk Marah CARA BENAR UNTUK MARAH (Efesus 4:25-27)
Aleksander Yang Agung sanggup menaklukkan banyak kerajaan, namun jenderal yang perkasa itu tidak sanggup meme...
CARA BENAR UNTUK MARAH (Efesus 4:25-27)
Aleksander Yang Agung sanggup menaklukkan banyak kerajaan, namun jenderal yang perkasa itu tidak sanggup memenangkan pertempuran pribadinya melawan amarah. Salah satu sahabat paling baik yang Aleksander pernah miliki adalah Clitus. Mereka sudah berteman sejak kanak-kanak. Clitus akhirnya menjabat sebagai seorang jenderal di dalam pasukan Aleksander. Pada suatu hari, Clitus minum terlalu banyak dan menghina Aleksander di hadapan para prajurit. Amarah Aleksander meledak. Dalam kemarahan yang memuncak, ia mengambil sebuah lembing dan melemparkannya ke Clitus. Lembing itu mengenai sasarannya dan Clitus terbunuh.
Setelah kematian sahabatnya itu, Aleksander mengalami depresi yang sangat berat. Rasa bersalah menyelimuti dirinya. Bahkan pada suatu titik ia pernah berusaha untuk bunuh diri dengan lembing yang sama yang pernah membunuh Clitus, namun anak buahnya berhasil mencegahnya. Keputusasaan Aleksander itu membuat jasmaninya sakit. Ia terbaring di tempat tidur dan memanggil-manggil nama Clitus hari lepas hari. Ia tidak bisa melenyapkan peristiwa pembunuhan sahabatnya itu dari pikirannya. Aleksander memang telah memenangkan banyak pertempuran dan memerintah sebagian besar dari apa yang kemudian menjadi dunia beradab, namun ia tidak sanggup memenangkan pertempuran melawan gejolak hatinya sendiri. Ia dikalahkan oleh amarah.1
Dari seluruh perasaan manusia, amarah tampaknya menjadi perasaan yang paling umum diungkapkan. Kemungkinan Anda dan saya bisa dimasukkan ke dalam jajaran orang-orang yang pernah marah terhadap sesuatu dalam beberapa hari yang lalu. Amarah itu bisa jadi timbul karena suatu insiden kecil seperti salah menempatkan barang pribadi atau diganggu oleh seseorang. Namun bisa juga karena sesuatu yang lebih besar daripada itu, seperti kehilangan pacar, dimarahi oleh atasan untuk alasan yang tidak jelas, atau tidak sejalan dengan pasangan Anda dalam masalah keuangan.
Kita semua kadang-kadang suka marah. Amarah merupakan perasaan yang dimiliki oleh semua manusia. Amarah bisa terjadi dimana saja—di rumah, di tempat pekerjaan, di sekolah, atau di warung. Amarah kadang-kadang juga muncul di dalam rapat-rapat para penatua dan para diaken, di persekutuan-persekutuan gereja, dan di kantor-kantor gereja. Dimana saja manusia berada, tunggulah beberapa lama, dan Anda kemungkinan akan melihat amarah muncul pada suatu saat.
Firman Allah banyak sekali berbicara tentang amarah. Sewaktu Paulus menyurati jemaat Efesus, ia menyinggung tentang perasaan ini. Mengapa? Sebab menjadi orang Kristen mencakup juga pembelajaran tentang cara benar untuk marah. Ia berkata,
Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis (4:25-27).
Bagaimanakah cara benar untuk marah?
BERSIKAPLAH JUJUR
Dalam bukunya yang berjudul Counseling for Anger,
Mark Cosgrove berkisah tentang George dan Jane, pasangan suami-isteri. Jane adalah tipe perempuan yang berterus-terang; ia menyatakan pendapatnya dan ketidakpuasannya terhadap apa saja atau siapa saja tanpa ragu-ragu. Jane juga cenderung marah dengan tiba-tiba. Ia bisa digolongkan sebagai orang yang suka berteriak-teriak dan membanting daun pintu.
George kebalikannya. Ia punya pendekatan yang tenang terhadap kehidupan. Ia sangat memperhatikan reputasinya, maka ia berusaha untuk memperlihatkan citra orang yang bisa mengendalikan diri dan perasaannya. Ia jarang sekali memperlihatkan amarahnya secara terbuka.
Ketika George dan Jane berselisih paham, George berusaha untuk tetap berkepala dingin dan tenang. Ia takut bahwa jika ia menunjukkan amarahnya, Jane akan menjadi sangat marah dan situasinya bahkan akan menjadi semakin buruk. George tidak pernah ingin kehilangan kendali diri seperti yang tampaknya melanda Jane ketika ia sedang marah. Namun begitu, George marah di dalam hati. Amarahnya itu nyata, namun tidak diungkapkan. Ia hanya akan menggeram di dalam hati dan memarahi diri sendiri ketika Jane meninggalkan ruangan.
George dan Jane punya dua cara dalam menghadapi amarah. Jane marah-marah secara terbuka. George menahan perasaannya; cara dia menghadapi amarah adalah dengan menjaganya tetap tertekan.2
Orang seperti Jane yang suka meledak-ledak biasanya lebih menyadari sedang memiliki masalah dengan amarah dan lebih tertarik dalam melakukan sesuatu mengenai perasaan itu. Orang seperti George, yang memendam amarahnya di dalam hati, lebih sulit untuk ditolong. Orang seperti ini sering kali cenderung bersikap munafik, dengan tidak bersedia mengakui atau menghadapi masalah kemarahan dan kepahitan hati.
Alkitab mendorong kita untuk mengejar kejujuran— untuk bersikap terbuka dan tulus terhadap orang lain. Paulus menekankan hal itu dengan tulisan ini, "Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota" (4:25). Menghadapi perasaan marah kita terhadap orang lain merupakan bagian dari bersikap jujur.
Cara terbaik menghadapi masalah amarah adalah dengan tidak menelannya, memendamnya, atau menyangkalnya. Cosgrove berkata,
Perasaan marah yang dipendam bisa menimbulkan pengalihan, yang merupakan amarah yang salah tempat. Amarah itu dipendam untuk sementara dan kemudian dialihkan menjauh dari penyebab awal amarah itu kepada beberapa orang atau barang. Ketika seseorang tidak bisa melampiaskan amarahnya terhadap atasan atau pekerjaannya, ia bisa dengan mudahnya membawa pulang amarah itu dan melampiaskannya kepada anak-anaknya.3
Cara benar menghadapi amarah adalah dengan mengungkapkannya dalam cara yang konstruktif. Artinya belajar untuk berkata benar kepada orang lain tentang amarah itu, namun tidak dengan cara yang menyerang. Sebaliknya, kita harus mengungkapkan diri kita dalam semangat kasih, dengan berusaha memecahkan masalah itu dan memulihkan hubungan. Bagaimanakah kita bisa mengungkapkan amarah dalam cara yang konstruktif?
- 1. Datangilah orang itu secara pribadi.
- 2. Bicarakanlah tentang sakit hati yang Anda sedang rasakan ketimbang membahas siapa yang salah.
- 3. Fokuskanlah pada persoalan saat itu dengan tidak mengungkit-ungkit persoalan masa lalu.
- 4. Hindarilah memancing permintaan maaf. Ungkapkan saja perasaan Anda.
- 5. Jagalah keseimbangan antara pernyataan-pernyataan negatif dan positif.
- 6. Jangan mengancam. Bicaralah dengan tenang dan lembut.
- 7. Biarkan orang lain merespon tanpa diinterupsi.
- 8. Tanyakanlah apa yang orang lain itu pikirkan untuk membuat hubungan bertambah baik.4
Bagaimanakah cara benar menghadapi amarah? Bersikaplah jujur. Ungkapkan, dan hadapilah dengan cara positif, khususnya di dalam tubuh Kristus.
BERSIKAPLAH CERDIK
Umat Kristen perlu memahami perbedaan antara amarah yang benar dan amarah yang berdosa. Pada hari Minggu sebelum Yesus disalibkan, Ia masuk ke kota Yerusalem dengan menunggang seekor keledai. Orang banyak menghormati Dia dengan sorak-sorai pujian dan melemparkan jubah mereka ke jalanan di hadapan keledai itu. Mereka melambai-lambaikan batang daun palem untuk menghormati Yesus seraya Ia melewati mereka. Markus 11:11 menceritakan apa yang Yesus perbuat begitu Ia tiba di kota itu: "Sesampainya di Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya."
Keesokan harinya Yesus kembali lagi ke bait suci itu, namun kali ini Ia tidak sekedar melihat-lihat ke sekeliling. Ia sedang dalam suatu misi, dengan maksud untuk mengirim pesan kepada mereka yang menyalahgunakan tempat ibadah:
Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah (Markus 11:15, 16).
Di Yerusalem itulah amarah Yesus bangkit. Yang membuat Ia marah adalah karena para penjual burung merpati itu menaikkan harga mereka untuk mengeruk keuntungan dari para peziarah perayaan Paskah. Ia juga dibuat geram oleh ulah para penukar uang yang menyurangi para jemaah dan para jemaah yang datang untuk menyembah dan menghormati Allah itu isi dompetnya dicopet dalam perjalanan mereka untuk menyembah Allah. Yesus menjadi cukup marah untuk melakukan sesuatu yang perlu untuk dilakukan.
Yesus menunjukkan kepada kita bagaimana Allah kadang-kadang bisa marah. Amarah itu sendiri bukanlah dosa, seperti yang Paulus telah tekankan: "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa" (4:26). Beberapa versi menulis, "Marahlah namun jangan berbuat dosa." Amarah merupakan sebuah perasaan yang Allah sudah berikan kepada kita. Kadang-kadang kita perlu marah. Yesus pernah mengilustrasikan fakta ini. Ketika Firman Allah secara terang-terangan dilawan dan dosa dipertontonkan, hal itu sudah sepatutnya membuat kita marah. Ketika nama Allah dikotori, hal itu seharusnya membuat kita marah. Ketika kita melihat manusia dianiaya oleh orang lain, perasaan marah merupakan respon yang benar. Umat Allah kadang-kadang harus punya pengalaman pernah marah. Ujian bagi amarah yang benar adalah ini: Jika suatu hal membuat Allah marah, maka hal itu juga seharusnya membuat umat Allah marah.
Sayangnya, tidak semua amarah saya termasuk dalam jenis amarah itu. Kadang-kadang ketika saya marah, amarah saya itu tidak ada kaitannya dengan Allah. Amarah itu berkaitan dengan diri saya saja—keegoisan, kesombongan, atau kedengkian saya. Paulus pernah mengingatkan tentang jenis amarah seperti itu. Amarah yang egois, mementingkan diri sendiri, dan melayani diri sendiri tidak punya tempat di dalam kehidupan seorang anak Allah.
Amarah yang mementingkan diri sendiri bisa menghancurkan sebuah perayaan atau sebuah kumpulan keluarga dalam waktu sekejap. Amarah seperti itu bisa menghancurkan perkawinan, menghancurkan persahabat-an, dan menimbulkan musuh sebenarnya dari sesama orang Kristen di dalam gereja lokal yang sama.
Bagaimanakah cara benar untuk marah? Bersikaplah cerdik. Kenalilah perbedan antara jenis amarah yang benar dan jenis amarah yang salah.
BERSIKAPLAH HATI-HATI
Paulus memberitahu umat Kristen Efesus: "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis" (4:26, 27). Ia memberi dua upaya perlindungan mengenai amarah.
Upaya perlindungan pertama adalah "Jangan biarkan amarah itu semakin berkobar." Janganlah memperpanjang dampak amarah. "Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." Paul Faulkner bercerita tentang orang yang sering menjengkelkan isterinya. Tampaknya ia tidak mampu menghindari hal itu. Sebagai contoh, pada suatu ketika ia meletakkan bawang merah yang sudah dikupas ke dalam kulkas, dengan harapan ingin membantu isterinya. Ia mengira bawang merah itu akan menyerap bau tidak enak di dalam kulkas. Namun isterinya itu malahan harus membersihkan seluruh isi kulkas itu untuk melenyapkan bau bawang merah itu. Kejadian itu menjengkelkan isterinya, namun sang isteri itu tidak pernah memberitahu dia. Setiap kali sang suami melakukan hal itu, sang isteri hanya membuang bawang merah itu dan membersihkan kulkas, tidak pernah berkata apa-apa. Keesokan harinya bau kulkas itu akan begitu segarnya sehingga sang suami mengira bahwa penyebabnya adalah bawang merahnya.
Pada malam hari, sang suami itu akan membiarkan jendela kamar tetap terbuka. Ia melakukan hal itu setiap malam, supaya isterinya bisa menghirup udara segar. Yang sebenarnya adalah sang isteri itu justru merasa kedinginan. Setiap malam ia harus turun dari tempat tidur untuk mengambil selimut tambahan. Kejadian itu membuat sang isteri itu marah, namun ia tidak pernah memberitahu suaminya.
Akhirnya, setelah tujuh belas tahun, isterinya itu tidak bisa lagi mengendalikan amarahnya ketika ia melihat lagi ada bawang merah di dalam kulkas. Ia berteriak-teriak dan menjerit-jerit. Suaminya tidak bisa memahami hal itu. Katanya, "Masalahnya hanyalah sekedar satu siung bawang merah. Mengapa engkau membesar-besarkan masalah satu siung bawang merah?" Masalahnya bukanlah sekedar satu siung bawang merah. Masalahnya adalah satu siung bawang merah di dalam kulkas selama tujuh belas tahun dan selama tujuh belas tahun juga gigi sang isteri itu bergemeretak menahan dingin.
Marilah kita kaji pelajaran ini: Jika seseorang menjengkelkan Anda, bicarakanlah masalah itu jauh sebelum Anda lepas kendali. Sang isteri itu seharusnya bisa berkata, "Sayang, saya hargai bantuanmu di dalam dapur, namun satu siung bawang merah yang terkupas akan membuat seluruh isi kulkas berbau tidak enak. Akibatnya saya harus membersihkan kulkas itu setiap waktu. Hal itu membuat aku marah, dan aku tidak mau marah." Biarkanlah orang itu mengetahui apa yang Anda rasakan sehingga ia bisa membahas masalah itu dengan Anda dan Anda bisa mencari jalan keluarnya. Jangan biarkan dosa merayap masuk dengan menahan-nahan amarah. Jika Anda bisa, atasilah persoalan sesegera mungkin—sebelum matahari terbenam.5
Upaya perlindungan nomor dua adalah "Jangan beri setan kesempatan." Kita semua menghadapi pencobaan ketika kita sedang marah. Iblis ikut hadir ketika kita sedang marah dan memakai kemarahan itu untuk menghancurkan hubungan kita. Iblis itu sangat ahli dalam melukai, jadi janganlah menganggap remeh atau berkelakar tentang sifat yang buruk. Hadapilah sifat itu secara bijaksana, sebab amarah yang dipendam atau yang tidak dikekang memberi setan jalan masuk ke dalam kehidupan Anda. Hal itu sama artinya dengan mendirikan tempat yang dari situ ia bisa beroperasi. Jangan berikan setan batu pijakan.
KESIMPULAN
Bagaimanakah cara benar untuk marah? Bersikaplah jujur. Belajarlah untuk secara konstruktif mengungkapkan pelbagai perasaan dengan tujuan untuk mengatasi amarah. Bersikaplah cerdik. Pelajarilah perbedaan antara amarah yang benar dan amarah yang berdosa. Bersikaplah hati-hati. Terapkanlah pelbagai upaya perlindungan yang Allah sudah berikan kepada kita di dalam Firman-Nya untuk menghadapi amarah.
Manusia memang berbeda dalam banyak hal, namun kita juga banyak memiliki kesamaan. Salah satu sifat yang kita semua miliki adalah perasaan marah. Jika Yesus adalah Tuhan Anda, Ia tidak akan berbuat apa-apa sampai Ia menjadi Tuhan atas amarah Anda. Ketika suatu kejadian akan membuat Allah marah, hal itu seharusnya membuat Anda marah juga dan mendorong Anda melakukan tindakan yang benar. Pada sisi lainnya, ketika amarah berkobar-kobar oleh karena kesombongan, keegoisan, atau salah pengertian, hal itu seharusnya membuat Anda mengambil tindakan yang segera, konstruktif untuk mengatasinya. Allah mengharapkan hal itu dari umat-Nya.
TFTWMS: Ef 4:26-27 - Berpaling Dari Kemarahan Kepada Pengendalian Diri "BERPALING DARI KEMARAHAN KEPADA PENGENDALIAN DIRI" (Efesus 4:26, 27)
26 Marahlah, namun jangan berbuat dosa; jangan biarkan matahari terbe...
"BERPALING DARI KEMARAHAN KEPADA PENGENDALIAN DIRI" (Efesus 4:26, 27)
26 Marahlah, namun jangan berbuat dosa; jangan biarkan matahari terbenam di atas amarahmu, 27 dan jangan beri setan kesempatan (NASB).
Ayat 26. Paulus menggunakan kutipan longgar atas satu nas Perjanjian Lama, Mazmur 4:4, untuk menyampaikan maksudnya. Marahlah, namun jangan berbuat dosa. Paulus tidak sedang memberi izin untuk "marah," tapi ia mengakui marah akan muncul. Nasihat di ayat 26b dan 27 menunjukkan bahaya marah. Paulus menggunakan "marah" dalam ayat 26 dan 31—ojrgi÷zw (orgizō; 4:26) and ojrgh (orgē; 4:31). Dilihat dari konteksnya, orgizō adalah marah di bawah kendali sementara orgē adalah kemarahan atau kebencian yang diumbar sepenuhnya, yang mungkin tidak terkendali. Ada kemamarah yang benar, karena Allah mencurahkan murka-Nya (orgē) terhadap kefasikan dan kelaliman (Roma 1:18). Kristus marah (orgē) karena keengganan beberapa orang untuk percaya kepada Dia, meski banyak bukti keilahian-Nya telah diberikan (Markus 3:5), tetapi Ia punya alasan yang benar bagi kemarahan-Nya dan mengungkapkannya dengan cara yang benar.
Tidak semua kemarahan adalah salah, tapi kemarahan bisa berbahaya. Ketika kita marah, kita mungkin melakukan atau mengatakan hal-hal yang berdosa. Paulus berkata, "Marahlah, namun jangan berbuat dosa." Selain itu, Paulus melarang adanya marah yang dipendam ketika ia berkata, Jangan biarkan matahari terbenam di atas amarahmu. Ungkapan ini memiliki kata yang berbeda untuk "marah" (parorgismo/ß, parorgismos dan merupakan penguatan untuk apa yang Paulus sudah katakan, meskipun "kata itu memiliki kekuatan pasif dan menunjukkan kemarahan yang diprovokasi."18Kemarahan bisa berkobar di dalam hidup kita, tapi kita harus hati-hati dengan apa yang kita katakan atau lakukan ketika marah—dan kemudian kita harus mengatasi kemarahan.
Ayat 27. Dan jangan beri setan kesempatan melarang kelanjutan suatu tindakan yang sudah terjadi. Paulus mengatakan, "Berhentilah memberi setan kesempatan [atau peluang] untuk bertindak."19Kemarahan yang ngawur memberi setan pintu masuk ke dalam kehidupan kita karena itu bisa menimbulkan dosa. Paulus mengakui "setan," Iblis (Wahyu 12:9), sebagai kekuatan rohani yang sangat nyata. Meski tidak disebut namanya di dalam 2:2, itu adalah iblis yang diacukan sebagai "penguasa kekuatan udara, … roh yang sekarang sedang bekerja di antara anak-anak ketidaktaatan." Belakangan di dalam surat ini, Paulus bicara tentang "rencana jahat setan" dan "panah menyala dari si jahat" yang dengannya orang Kristen harus bertempur dalam peperangan rohani melawan kejahatan (6:10-16).Kemarahan yang tidak terkendali memberi Iblis kesempatan, bekerja melawan kehidupan sebagai manusia baru dengan pikiran yang diperbaharui, dan menentang berjalan dengan cara yang sepadan.
TFTWMS: Ef 4:28 - Berpaling Dari Mencuri Kepada Bekerja "BERPALING DARI MENCURI KEPADA BEKERJA" (Efesus 4:28)
28 Orang yang mencuri harus jangan mencuri lagi; melainkan ia harus bekerja, menghasi...
"BERPALING DARI MENCURI KEPADA BEKERJA" (Efesus 4:28)
28 Orang yang mencuri harus jangan mencuri lagi; melainkan ia harus bekerja, menghasilkan dengan tangannya sendiri apa yang baik, sehingga ia akan memiliki sesuatu untuk berbagi dengan orang yang kekurangan (NASB).
Ayat 28. Selanjutnya, Paulus membahas tentang mencuri: Orang yang mencuri harus jangan mencuri lagi. Taurat melarang mencuri (Keluaran 20:15; Imamat 19:11; Ulangan 5:19), dan larangan itu diulang di dalam Perjanjian Baru (Markus 10:19; Roma 13:9). Penekanan atas hukum ini akan diperlukan di Efesus, dimana pencuri setidaknya agak bisa diterima. Ini tidak berarti bahwa orang-orang Kristen itu dulunya pernah menjadi pencuri, tetapi beberapa orang masih mencuri. Bentuk kata kerja yang digunakan di sini menunjukkan tindakan yang berkelanjutan atau berulang.20Paulus berkata, "Berhenti mencuri!"
Penangkal untuk mencuri adalah kerja keras—ia harus bekerja, menghasilkan dengan tangannya sendiri apa yang baik. Kerja ditugaskan kepada Adam sebelum ia berdosa ketika ia ditempatkan di Taman Eden "untuk mengusahakan dan memelihara taman itu" (Kejadian 2:15). Setelah berbuat dosa, Adam harus terus bekerja, meski tugasnya akan jauh lebih sulit (Kejadian 3:17-19). Bekerja merupakan bagian dari Sepuluh Perintah dalam Taurat seperti yang Allah katakan, "Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu" (Keluaran 20:9). Di dalam Perjanjian Baru hukum ini diakui, dan Yesus dituduh melanggar hari Sabat dengan "bekerja" pada hari ketujuh (lihat Markus 2:23-28; 3:1-6). Paulus sering menopang kebutuhan dirinya sendiri dengan bekerja di perdagangan sebagai pembuat tenda (Kisah 18:3). Ia tidak hanya bekerja, tetapi ia mendorong orang lain untuk bekerja, dengan berkata, "Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan" (2 Tesalonika 3:10b; lihat 1 Korintus 4:12; 1 Tesalonika 4:11, 12).
Motivasi Paulus untuk bekerja adalah lipat dua. (1) Bekerja itu bermanfaat. Adalah baik bagi seseorang untuk melakukan apa yang konstruktif sehingga ia bisa memiliki apa yang ia butuhkan untuk menopang dirinya. Bekerja itu berharga bagi masyarakat karena menyediakan barang dan jasa. Manusia lebih bahagia ketika mereka itu sibuk dan produktif. Pekerjaan juga membuat orang dihormati. (2) Bekerja menyediakan sarana untuk berbagi dengan orang yang kekurangan. Ini dipraktikkan di gereja abad pertama. Sebagai contoh, para anggota gereja di Yerusalem saling berbagi dengan satu sama lain sehingga tidak akan ada orang miskin di antara mereka (Kisah 2:45; 4:34). Ketika kelaparan muncul di Yudea, gereja-gereja di Eropa dan Asia Kecil mengirim bantuan materi kepada saudara-saudara mereka yang membutuhkan (Kisah 11:29, 30;. Roma 15:26;. 2 Korintus 8; 9). Paulus menasihati jemaat Roma untuk berkontribusi "dalam kekurangan orang-orang kudus" (Roma 12:13).
Ketika kalimat yang etis ini [4:28] dipahami secara keseluruhan, itu menggambarkan dengan indahnya perubahan radikal yang terlibat di dalam seruan untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Pencuri harus menjadi orang yang dermawan, karena pengambilan secara ilegal dari cara hidupnya yang lama digantikan dengan pemberian yang murah hati dari cara hidupnya yang baru.21
TFTWMS: Ef 4:29 - Berpaling Dari Pembicaraan Yang Tidak Sehat Kepada Yang Membangun "BERPALING DARI PEMBICARAAN YANG TIDAK SEHAT KEPADA YANG MEMBANGUN" (Efesus 4:29)
29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tet...
"BERPALING DARI PEMBICARAAN YANG TIDAK SEHAT KEPADA YANG MEMBANGUN" (Efesus 4:29)
29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi hanya kata yang sedemikian yang baik untuk membangun sesuai dengan kebutuhan saat itu, sehingga akan memberikan kasih karunia kepada mereka yang mendengar (NASB).
Ayat 29. Manusia baru harus juga menunjukkan dirinya dalam perkataan yang Kristiani. Kata-kata yang salah dapat mengganggu kesatuan tubuh dan jalan yang sepadan yang tentangnya Paulus sudah singgung sebelumnya di dalam pasal ini. Di dalam dua nasihat sebelumnya, Paulus membuat dua pernyataan yang diikuti dengan kalimat yang memotivasi. Ayat 29 mengikuti pola yang sama, karena ia melarang kata-kata yang kotor dan mendorong kata-kata yang baik. Orang Kristen harus mencoba untuk hanya menggunakan kata-kata yang membangun sehingga Roh Kudus tidak akan berduka (4:30). Kata kotor, sapro/ß (sapros), secara harfiah berarti "usang dan tidak layak digunakan, … tidak berharga."22Kata itu dibedakan dengan kata "baik," menunjukkan sesuatu yang "tidak menguntungkan, tidak berguna bagi siapa saja."23
Ketimbang mengucapkan kata-kata yang merusak persatuan yang meruntuhkan orang lain, jemaat Efesus didorong mengucapkan kata-kata yang baik untuk membangun sesuai dengan kebutuhan saat itu. Setiap anggota tubuh harus melakukan bagiannya dalam mendidik (membangun) gereja (4:12, 16). Salah satu cara untuk membangun tubuh adalah dengan mengucapkan kata-kata yang mendorong anggota untuk menjadi apa mereka seharusnya dan bertindak sebagaimana seharusnya. Kata-kata seperti ini akan selalu memberikan kasih karunia kepada mereka yang mendengar. "Memberi kasih karunia" adalah sama dengan mengucapkan kata-kata yang indah yang akan "memberikan manfaat" kepada orang lain.24Berjalan secara sepadan dan pikiran manusia baru yang diperbaharui, yang Paulus fokuskan di dalam 4:1-32, diterapkan di dalam apa yang orang Kristen katakan dan lakukan.
TFTWMS: Ef 4:30 - Berpaling Dari Mendukakan Roh Kepada Yang Membuat Ia Sukacita "BERPALING DARI MENDUKAKAN ROH KEPADA YANG MEMBUAT IA SUKACITA" (Efesus 4:30)
30 Janganlah mendukakan Roh Kudus Allah, yang dengan siapa ka...
"BERPALING DARI MENDUKAKAN ROH KEPADA YANG MEMBUAT IA SUKACITA" (Efesus 4:30)
30 Janganlah mendukakan Roh Kudus Allah, yang dengan siapa kamu dimeteraikan untuk hari penebusan (NASB).
Ayat 30. Present imperative negatif ini berarti, pada dasarnya, "Berhentilah mendukakan Roh Kudus Allah dengan tidak melakukan hal-hal yang baru saja dilarang." Firman Allah telah diberitahukan melalui ilham oleh Roh Kudus (lihat 1 Korintus 2:13;
2 Timotius 3:16, 17; 2 Petrus 1:19-21). Tidak mendengarkan Firman itu adalah sama dengan menolak Roh Kudus (Kisah 7:51). Menolak Roh Kudus adalah sama dengan mendukakan Roh Kudus. Terus-menerus mendukakan Roh adalah sama dengan "memadamkan" Roh (lihat 1 Tesalonika 5:19). Roh Kudus mencari kesatuan di antara orang-orang percaya (4:3), dan apa pun yang mengganggu kesatuan gereja—dalam hal ini, ucapan dan tindakan yang salah—mendukakan Roh. "Mendukakan" (lupe÷w, lupeō) berarti "menyebabkan mental tertekan berat atau penderitaan emosi"25dan mengingatkan kepada Yesaya 63:10, di mana nabi itu bicara tentang pemberontakan Israel dan mengatakan mereka "mendukakan Roh Kudus-Nya."
Sebagai insentif untuk tidak mendukakan Roh, Paulus menambahkan, dengan siapa kamu dimeteraikan untuk hari penebusan. Paulus menegaskan sebelumnya bahwa jemaat Efesus telah ditebus ketika mereka masuk ke dalam Kristus (1:7) dan dimeteraikan oleh Roh hingga hari penebusan terakhir mereka (1:13, 14). Pemeteraian Roh itu merupakan jaminan warisan penuh yang akan diterima pada akhir zaman dan kedatangan Kristus. Orang Kristen sudah dicap dengan karakter Allah yang kudus untuk saat ini dan memiliki jaminan masa depan yang gemilang. Penekanan Paulus adalah bahwa pemberian Roh pada saat baptisan (lihat Kisah 2:38) datang bersama dengan pemeteraian Roh sebagai jaminan rumah abadi mereka dengan Allah. Oleh karena itu, hidup mereka sekarang ini dalam perkataan dan perbuatan harus mendatangkan sukacita dan bukan kesedihan bagi Roh.
TFTWMS: Ef 4:31-32 - Berpaling Dari Kepahitan Kepada Hati Yang Lembut "BERPALING DARI KEPAHITAN KEPADA HATI YANG LEMBUT" (Efesus 4:31, 32)
31 Biarlah segala kepahitan dan kemurkaan dan kemarahan dan pertikaian...
"BERPALING DARI KEPAHITAN KEPADA HATI YANG LEMBUT" (Efesus 4:31, 32)
31 Biarlah segala kepahitan dan kemurkaan dan kemarahan dan pertikaian dan fitnah dibuang dari antara kamu, bersama dengan segala kejahatan. 32Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, berhati lembut, saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus juga telah mengampuni kamu (NASB).
Ayat 31, 32. Paulus menutup diskusi di dalam 4:1-32 dengan larangan dan nasihat terakhir. Instruksi-instruksi ini selaras dengan pikiran yang diperbaharui dan manusia baru. Ada enam sifat buruk khusus yang harus dihindari.
- 1. Kepahitan (pikri÷a, pikria) bicara tentang "kekerasan hati yang memendam kebencian masa lalu. "
- 2. Kemurkaan (qumo/ß, thumos) mengacu kepada "ledakan kegusaran. "
- 3. Kemarahan (ojrgh, orgē), kata yang sama yang digunakan di ayat 26, menunjukkan "rasa permusuhan yang menggerogoti."
- 4. Pertikaian (kraugh/, kraugē) adalah "manifestasi kemurkaan secara lahiriah," seperti berteriak-teriak.
- 5. Fitnah (blasfhmi÷a, blasphēmia) berarti mengucapkan kata-kata pelecehan.
- 6. Kejahatan (kaki÷a, kakia) termasuk ucapan atau tindakan apa saja yang dirancang untuk melukai orang lain.26
Sifat-sifat jahat ini tidak termasuk di dalam pikiran yang diperbaharui dan harus dibuang, bentuk perintah ai¶rw (airō) yang menuntut bahwa sesuatu dimulai dengan segera. Dalam hal ini, jemaat Efesus itu harus segera memulai "untuk mengangkat, meningkatkan … menghapus … membuang" sifat-sifat buruk yang disebutkan.27
Selain sifat-sifat jahat yang harus disingkirkan, ada tiga kebajikan yang harus ditambahkan ke dalam kehidupan mereka. Ketiga kebajikan ini, yang akan membantu untuk membangun komunitas yang harmonis, tampak berbeda dengan sifat-sifat buruk yang bisa menghancurkan komunitas itu. Ramah berbentuk present imperative dan merupakan tindakan yang harus dilanjutkan. "Ramah" adalah terjemahan dari crhsto/ß (chrēstos) dan termasuk bersikap "baik, lembut, penuh kebajikan … meski orang tidak berterima kasih."28Berhati lembut (eu¡splagcnoß, eusplanchnos) adalah sama dengan "penuh kasih."29Eusplanchnos secara harfiah berarti" usus yang sehat."30Splanchnon berarti bagian dalam daerah perut. Seringkali kata ini diterjemahkan sebagai "jantung" karena perut dianggap sebagai tempat perasaan.31Saling mengampuni dimotivasi oleh pengampunan yang diterima dari Allah melalui Kristus. Pada paruh pertama surat itu, Paulus menekankan pengampunan ini yang jemaat Efesus telah terima. Di dalam 4:1-32, ia menekankan bahwa pengampunan yang diterima harus dipraktikkan dalam pelbagai bentuk hubungan di dalam komunitas gereja (lihat Matius 6:14, 15).
Dengan pelbagai nasihat dari 4:17-32, Paulus menutup bagian pertama dari porsi penerapan surat Efesus. Para anggota gereja harus berjalan/hidup secara sepadan dengan panggilan mereka dengan bersatu dan dengan memiliki pikiran yang diperbaharui.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Efesus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu pu...
Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud agar sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja -- mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.
Tujuan
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1--6:20).
Survai
Secara paling sederhana PB terdiri atas dua tema dasar:
- (1) bagaimana kita ditebus oleh Allah, dan
- (2) bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu.
Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) secara umum membahas tema yang pertama, sedangkan pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) difokuskan pada yang kedua.
- (1) Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas yang paling dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:7-12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman, Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah "mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef 1:10).
- (2) Pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan bersama kita.
Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.
- (1) Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4), "menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21), "hidup ... berpadanan dengan panggilan (mereka) itu" (Ef 4:1), "mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13), hidup "di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24), "hiduplah di dalam kasih" (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19), dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26) agar Kristus bisa memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27).
- (2) Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan keluarga dan kerja (Ef 5:22--6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsip-prinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di mana mereka hidup.
- (3) Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yang hebat sekali (Ef 6:10-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dihentikan sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
- (2) "Di dalam Kristus", sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot (dipakai 160 kali dalam surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam surat ini (sekitar 36 kali). "Setiap berkat rohani" dan setiap persoalan praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal berada "di dalam Kristus".
- (3) Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus.
- (4) Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan (Ef 1:13-14,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef 5:18; Ef 6:17-18).
- (5) Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai "surat kembar" dengan Kolose, karena persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama (bd. Garis Besar kedua surat itu).
Full Life: Efesus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Ef 1:1-2)
I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21)
A. Keuta...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Ef 1:1-2) - I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21) - A. Keutamaan Kristus dalam Penebusan
(Ef 1:3-14) - 1. Keutamaan-Nya Dalam Rencana Bapa
(Ef 1:3-6) - 2. Keutamaan-Nya Dalam Partisipasi Orang Percaya
(Ef 1:7-12) - 3. Keutamaan-Nya Dalam Penerapan Roh Kudus
(Ef 1:13-14)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Penerangan Rohani
(Ef 1:15-23) - B. Hasil-Hasil Penebusan Dalam Kristus
(Ef 2:1-3:21) - 1. Membebaskan Kita dari Dosa dan Kematian kepada Hidup Baru
di Dalam Kristus
(Ef 2:1-10) - 2. Memperdamaikan Kita dengan Orang Lain yang Sedang Diselamatkan
(Ef 2:11-15) - 3. Mempersatukan Kita Dalam Kristus di Dalam Satu Rumah Tangga
(Ef 2:16-22) - 4. Menyatakan Hikmat Allah Melalui Gereja
(Ef 3:1-13)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Kepuasan Rohani
(Ef 3:14-21) - II. Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya
(Ef 4:1-6:20) - A. Hidup Baru Orang Percaya
(Ef 4:1-5:21) - 1. Selaras dengan Maksud Allah bagi Gereja
(Ef 4:1-16) - 2. Hidup Baru yang Kudus
(Ef 4:17-5:7) - 3. Hidup Sebagai Anak-Anak Terang
(Ef 5:8-14) - 4. Hati-Hati dan Penuh dengan Roh
(Ef 5:15-21) - B. Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya
(Ef 5:22-6:9) - 1. Suami dan Istri
(Ef 5:22-33) - 2. Anak-Anak dan Orang-Tua
(Ef 6:1-4) - 3. Hamba dan Tuan
(Ef 6:5-9) - C. Peperangan Rohani Orang Percaya
(Ef 6:10-20) - 1. Sekutu Kita -- Allah
(Ef 6:10-11a) - 2. Musuh Kita -- Iblis dan Pasukannya
(Ef 6:11-12) - 3. Perlengkapan Kita -- Senjata Allah
(Ef 6:13-20) - Penutup
(Ef 6:21-24)
Matthew Henry: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan kar...
- Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan karena suatu hal salinan yang dikirimkan kepada jemaat Efesus diambil untuk dimasukkan ke dalam kanon, dan karena itu surat ini akhirnya dipandang sebagai suatu tulisan khusus. Pendapat ini dibuat berdasarkan kesimpulan bahwa surat ini merupakan satu-satunya surat dari semua surat kerasulan Paulus yang tidak menyinggung secara khusus keadaan atau masalah yang terjadi di jemaat Efesus. Sebaliknya, surat ini banyak memuat kepentingan yang bersifat umum bagi semua orang Kristen, khususnya bagi semua orang yang dahulu berasal dari bangsa-bangsa lain dan kemudian bertobat memeluk agama Kristen. Namun, di lain pihak, dapat pula diamati bahwa dalam surat kerasulan ini tertulis dengan jelas, kepada orang-orang kudus di Efesus (1:1), dan di bagian penutupnya, Rasul Paulus memberi tahu orang-orang kudus tersebut bahwa ia telah mengutus Tikhikus kepada mereka, yang dikatakan di dalam surat 2 Timotius 4:12, bahwa ia telah mengutusnya ke Efesus. Surat ini adalah sepucuk surat kerasulan yang ditulis dari dalam penjara. Beberapa orang memperhatikan bahwa apa yang ditulis oleh Rasul Paulus dari dalam penjara ketika ia masih menjadi orang tahanan ini mengandung perasaan senang dan sukacita dalam perkara-perkara Allah. Ketika kesesakannya bertambah-tambah, penghiburannya pun lebih melimpah lagi. Dari situ kita dapat mengamati bahwa cobaan-cobaan yang dialami umat Allah, dan khususnya oleh para pelayan-Nya, sering kali malah mendatangkan kebaikan bagi orang lain, di samping bagi kebaikan mereka sendiri. Tujuan Rasul Paulus menulis surat ini adalah untuk membangun kehidupan anggota jemaat di Efesus di dalam kebenaran, dan untuk itu, membawa mereka mengenal rahasia Injil lebih jauh. Di bagian awal surat ini, ia menunjukkan hak istimewa agung yang dimiliki oleh para anggota jemaat di Efesus, yaitu mereka yang di masa lampau adalah penyembah-penyembah berhala, namun sekarang mereka telah memeluk Kekristenan dan diterima dalam kovenan bersama Allah. Hal ini ia gambarkan dari sudut pandang keadaan kehidupan mereka yang tercela sebelum pertobatan mereka (pasal 1-3). Di bagian terakhir (yang dapat kita baca di dalam pasal keempat, kelima, dan keenam), ia mengajarkan kewajiban-kewajiban utama beribadah, baik yang sifatnya pribadi maupun keluarga. Ia juga menasihati dan menyemangati mereka supaya menjalankan kewajiban-kewajiban itu dengan setia. Zanchy (tokoh reformasi abad keenam belas dari Italia – pen.), mengamati bahwa di dalam surat ini kita memiliki sebuah ringkasan dari seluruh ajaran Kristen, serta dari hampir semua pokokpokok utama mengenai keilahian.
Jerusalem: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini
di Geredja purba, te...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini di Geredja purba, tetapi tidak terdapat pada segala surat naskah tertua jang ditemukan. Menilik isi dan tjoraknja sangat disangsikan bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada umat itu. Ia lebih bersifat surat edaran umum, bagi umat-umat muda jang baru-baru bertobat dan tidak didirikan oleh Paulus sendiri, seperti umat Kolose. Ada sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa surat inilah dimaksudkan dalam Kol. 4:16, sebagai "surat dari Laodisea" jang harus dibatjakan di Kolose djuga. Bagaimanapun djuga, soal itu bagi kita tidak begitu penting untuk dibitjarakan lebih landjut disini.
Kesamaan surat ini dengan surat kepada umat Kolose menjolok, baik mengenai atjara pokok, isi umum, maupun gajanja. Kita beroleh kesan-kesan bahwa ia merupakan suatu landjutan dan pelengkapan dari surat kepada orang-orang Kolose itu. la rupanja ditulis dalam waktu jang hampir sama, lagi diantar oleh tokoh jang sama, ialah Tichikus. Atjara pokok kedua surat ialah Misteri Kristus dan misteri rentjana penjelamatan seluruh bangsa manusia dalam Kristus. Surat kepada umat Kolose lebih menggambarkan dan menondjolhan martabat dan kedudukan Kristus diatas segala machluk, termasuk para Malaekat, sebagai Putera Allah jang setara dengan Allah dalam segalanja, turut mentjiptakan segala machluk dan berkuasa mutlak atasnja. Pernjataan-pernjataan itu merupakan dasar segala uraian dalam Ef. djuga, tetapi tidak diuraikan lagi, harus disentuh dan itu sering dengan memperlihatkan segi-segi baru jang indah dan penting. Chususnja ia membitjarakan misteri penjelamatan kita, jang disorotinja dari pelbagai sudut dan puntjaknja ialah adjaran tentang umat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Kedua surat mulai dengan madah-pudjian jang padat dan dalam isinja, indah gajanja dan bernada tinggi. Nada tinggi itu dipertahankan sepandjang seluruh surat, djuga dalam bagian jang merupakan peringatan-peringatan jang agak sungguh-sungguh, malah sampai bertjorak tuduhan. Kol. jang berlandasan pada salah paham dan bahaja- bahaja jang mengantjam dalam umat, masih bertjorak surat perdjuangan, tetapi Ef. semata-mata bersuasana kegembiraan atas kerahiman dan tjinta Allah, dalam merentjanakan dan melaksanakan penjelamatan segala bangsa manusia dalam Kristus. Mengenai alasan untuk menulis surat ini kita mendapat kesan-kesan atau dapat kita bajangkan, bahwa Paulus sesudah menjelesaikan suratnja kepada umat Kolose tidak merasa puas. Barangkali ia hemudian teringat bahwa umat Kolose dan umat- umat lainpun jang belum pernah dikundjunginja, tentu belum mendapat peladjaran jang agak luas dan mendalam tentang adjaran-adjaran jang hanja dengan ringkas diuraikan ataupun disentuhnja sadja dalam surat pendek kepada orang-orang Kolose itu. Sedangkan djustru adjaran-adjaran itu merupakan adjaran-adjaran dasar dan inti hakekat Indjil, mengenai tudjuannja dan kemuliaan martabat para beriman serta hubungan erat-mesra mereka dengan Kristus. Kalau itu benar djalan pemikiran Paulus, maka kita dapat mengerti bagaimana perasaan tak puas mendorongnja untuk memberi pengadjaran tulisan jang lebih luas kepada umat-umat tersebut. Dan karena kegembiraan hatinja, bahwa umat-umat itu dipanggil oleh Allah dan menerima Indjil, dan telah dipenuhi dengan segala rahmat dan berkat surgawi (Ef. 1:3-6), dan kepertjajaan umat-umat serta tjinta kasihnja dapat dipudji (1:15), maka seluruh surat diliputi suasana kegembiraan berdasarkan sjukur dan pudjian kepada Allah.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Memahami Karunia Kristus Untuk Gereja (Efesus 4:7-16)
Pada abad pertama, ketika Perjanjian Baru sedang ditulis, gereja yang masih bayi memerlukan pel...
Memahami Karunia Kristus Untuk Gereja (Efesus 4:7-16)
Pada abad pertama, ketika Perjanjian Baru sedang ditulis, gereja yang masih bayi memerlukan pelbagai karunia khusus untuk membantu ia berfungsi dengan baik. Ketika Perjanjian Baru sudah lengkap, pelbagai karunia khusus ini tidak lagi diperlukan dan akan berlalu.
Pelbagai karunia khusus ini, yang secara harfiah disebut "hal-hal rohani" (pneumatiko/ß, pneumatikos), disebut dan diatur di dalam 1 Korintus 12:1-31. Mereka dirancang untuk menyatukan dan membangun gereja; tapi jemaat Korintus memecah belah mereka, fakta yang memotivasi Paulus untuk memberikan peraturan bagi penggunaan pelbagai karunia itu.
"Hal-hal rohani" itu diberikan kepada orang lain melalui penumpangan tangan rasul-rasul. Di dalam Kisah 6:1-6, tujuh orang dipilih di gereja Yerusalem untuk tugas khusus, dan para rasul "meletakkan tangan mereka di atas mereka." Salah satu dari orang-orang ini adalah Stefanus, yang mampu mengadakan "mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kisah 6:8). Yang lainnya adalah Filipus, yang mengadakan tanda-tanda untuk meneguhkan pesannya ketika ia berkhotbah di Samaria (Kisah 8:6). Ketika orang-orang Samaria menjadi orang Kristen dan para rasul di Yerusalem mendengar tentang hal itu, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke Samaria untuk memberikan pelbagai karunia rohani kepada mereka dengan meletakkan tangan mereka di atas orang-orang itu. Mengapa bukan Filipus yang memberikan pelbagai karunia ini kepada saudara-saudara itu guna menghemat perjalanan kedua rasul itu ke Samaria? Jawaban sederhananya adalah bahwa hanya para rasul yang dapat memberikan pelbagai karunia ini kepada orang lain.
Paulus bicara tentang pelbagai karunia rohani ketika ia menulis di dalam 2 Timotius 1:6, "Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu" (huruf miring ditambahkan). Ia juga mengacukan pelbagai kemampuan khusus ini di dalam 1 Timotius 4:14: "Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu … dengan penumpangan tangan sidang penatua." "Sidang penatua" mengacu kepada para penatua di gereja itu. Apakah ini berarti bahwa para penatua juga bisa memberikan pelbagai karunia ini? Ketika Paulus mengatakan bahwa karunia Timotius diberikan "melalui penumpangan tanganku," ia menggunakan preposisi Yunani dia (dia), yang berarti "keluar dari," "sarana atau alat suatu tindakan."1Namun begitu, ketika Paulus bicara tentang karunia Timotius sebagai "dengan penumpangan tangan sidang penatua," ia menggunakan meta (meta), menunjukkan suatu "hubungan dengan" atau menjadi "beserta dengan."2Karunia Timotius diberikan oleh atau melalui Paulus; dan penumpangan tangan para penatua sekedar menyertai karunia itu, seperti berjabat tangan atau mengatakan, "Allah memberkatimu." Karunia-karunia rohani diberikan hanya oleh para rasul.
Untuk berapa lamakah karunia itu akan diberikan? Karena karunia itu diberikan melalui tangan para rasul, dan karena karunia itu tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain oleh para penerima yang pertama, maka bisa dipastikan bahwa karunia-karunia ini akan tidak diperlukan atau diberikan setelah rasul terakhir wafat. Pada waktu ini, Perjanjian Baru akan sudah lengkap dan akan menggenapi tujuan pelbagai karunia khusus yang diberikan kepada gereja yang masih bayi itu.
Pelbagai karunia Kristus untuk gereja tidak semuanya bersifat "hal-hal rohani," dan mereka juga tidak semuanya bersifat mujizatiah. Selain pelbagai karunia yang disebutkan itu, Kristus memberikan gereja beberapa karunia biasa dan berkelanjutan.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) PELBAGAI KARUNIA ALLAH BAGI GEREJA (4:7-16)
Di dalam gereja mula-mula, Allah membuat pelbagai penyediaan khusus untuk membantu umat-Nya belajar berja...
PELBAGAI KARUNIA ALLAH BAGI GEREJA (4:7-16)
Di dalam gereja mula-mula, Allah membuat pelbagai penyediaan khusus untuk membantu umat-Nya belajar berjalan secara sepadan dengan persyaratan-Nya. Rasul-rasul dan nabi-nabi diperlukan sampai pewahyuan Firman Allah lengkap, tapi kemampuan mujizatiah yang mereka miliki akan segera berlalu. Karunia permanen dalam bentuk penginjil, gembala, dan guru akan selalu dibutuhkan. Para pemimpin gereja sekarang ini menggunakan Perjanjian Baru yang sudah lengkap untuk memperlengkapi orang-orang kudus, untuk melakukan tugas pelayanan, dan untuk memajukan pendidikan gereja. Pelbagai karunia Allah untuk gereja memampukan para anggota gereja yang masih bayi itu untuk tumbuh dari kerohanian masa kanak-kanak menuju kedewasaan dan untuk membedakan antara kebenaran dan kesalahan.
Ketika para anggota gereja sekarang ini menghormati kebenaran, menyampaikan kebenaran di dalam kasih, dan saling mendorong satu sama lain untuk mengambil peranan aktif di dalam pekerjaan jemaat lokal, gereja akan terus tumbuh dan dewasa.
BAGAIMANAKAH GEREJA BISA MENJADI SEMPURNA (4:7-16)
Kesempurnaan tanpa dosa tidak dapat dicapai selagi kita hidup di bumi. Namun begitu, Yesus ingin gereja-Nya mengembangkan jenis kesempurnaan yang dapat didefinisikan sebagai "kedewasaan." Hal ini dapat dicapai ketika para anggota tubuh Kristus memahami dan berfungsi dalam peranan yang diberikan Allah. Di dalam 4:7-16, Paulus menjelaskan bagaimana gereja yang masih bayi bisa menjadi seperti yang dirancang untuknya. Sekarang ini, kita harus menggunakan kemampuan kita untuk tumbuh dan membantu orang lain tumbuh dalam kesatuan, kematangan, dan keteguhan.
Paulus memulai dengan gambaran yang luar biasa: "Tetapi kepada kita masing-masing kasih karunia sudah diberikan menurut ukuran karunia Kristus, 'Ketika Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa banyak sekali tawanan, Dan Ia memberikan pelbagai karunia kepada manusia'" (4:7, 8). Gagasan di balik nas ini adalah tentang seorang jendral pemenang yang pulang dari perang besar, dengan usainya pertempuran dan diperolehnya kemenangan. Untuk menghormati jendral itu, Kaisar akan mengumumkan "Triumphus (kemenangan)." Jendral itu akan diarak di jalan-jalan Roma. Di belakang dia terdapat pasukannya, dan paling terakhir adalah para tawanan yang ia peroleh di dalam pertempuran. Seraya prosesi ini bergerak melalui jalan-jalan Kota Abadi itu, orang-orang itu akan meneriakkan seruan kemenangan bangsa Romawi: "Triumphus! Triumphus! "Ketika perayaan kemenangan usai, jendral itu akan membagi-bagikan harta rampasan perang kepada semua anggota pasukannya, dan setiap prajurit diberi hadiah pemenang.
Dengan cara yang sama, Paulus membayangkan Yesus turun ke bumi untuk melakukan pertempuran melawan kekuatan jahat. Ketika pertempuran selesai, Yesus telah menaklukkan. Kemenangan itu milik-Nya. Kemudian Ia kembali ke rumah kepada kemuliaan, Kota Kekal sejati, dengan membawa juga harta rampasan kemenangan. Kita bisa membayangkan gemuruh suara para malaikat yang berseru "Triumphus! Triumphus!" ketika Yesus kembali ke rumah, setelah memenangkan pertempuran atas musuh terbesar Allah.
Ketika Yesus naik ke tempat yang tinggi, Paulus mengatakan, Ia memberikan pelbagai karunia kepada manusia. Ia memberi pelbagai karunia khusus untuk tubuh-Nya, gereja. Pelbagai karunia ini diberikan untuk membantu gereja-Nya menjadi dewasa.
Pelbagai Karunia Kristus Untuk Gereja-Nya (4:11). Ketika Alkitab bicara tentang pelbagai karunia rohani, itu biasanya mengacu kepada kemampuan khusus yang diberikan kepada beberapa orang oleh Roh Kudus. Di sini Tuhanlah yang digambarkan sebagai yang memberikan pelbagai karunia itu. Apa yang Paulus lihat sebagai pelbagai karunia Yesus untuk tubuh-Nya adalah orang-orang itu sendiri, bukan hanya kemampuan khusus mereka. Beberapa kelompok yang membantu membangun gereja disinggung juga.
Karunia pertama untuk gereja adalah rasul-rasul. Fungsi mereka adalah bersaksi sebagai saksi mata atas kebangkitan Kristus (lihat Kisah 1:22). Mereka juga mengungkapkan kehendak Allah melalui ilham ilahi dan meneguhkannya dengan mengadakan pelbagai mujizat dalam nama Tuhan yang sudah bangkit.
Yang membantu para rasul adalah nabi-nabi. Mereka ini adalah orang-orang Kristen yang diilhami Allah yang mengungkapkan kehendak Allah untuk gereja pada zaman sebelum adanya catatan tertulis yang memadai. Mereka tidak harus melihat Yesus yang telah bangkit, dan kita juga tidak dapat membuktikan dari Kitab Suci bahwa mereka mengadakan mujizat. Namun begitu, pelayanan mereka sangatlah penting. Ketika di dalam gereja mula-mula muncul masalah dan perlunya keputusan diambil, nabi-nabi itu mengarahkan gereja mengenai apa yang harus dilakukan.
Menurut kesaksian Paulus sebelumnya (lihat 2:19, 20), kita ini adalah keluarga Allah, "dibangun di atas pondasi para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sendiri sebagai batu penjuru." Pekerjaan para rasul dan para nabi adalah benar-benar penting untuk mendewasakan tubuh Kristus. Meski sudah tidak ada lagi rasul-rasul atau nabi-nabi dalam pengertian alkitabiah, namun pelayanan mereka untuk menyempurnakan orang-orang kudus berlanjut terus melalui pelbagai catatan tertulis. Segala sesuatu yang mereka ingin untuk kita ketahui, setiap kesaksian yang mereka bisa berikan, dicatat bagi kita di dalam Firman Allah. Manfaat dari individu-individu yang merupakan karunia Kristus bagi gereja hidup terus seraya kita mempelajari ajaran-ajaran mereka di dalam Alkitab.
Karunia ketiga Yesus untuk gereja-Nya adalah penginjil-penginjil. Sebagai "pembawa kabar baik," harfiahnya, orang-orang ini berjalan dari satu komunitas ke komunitas lainnya, memberitahu orang sesat tentang apa yang Allah telah capai bagi mereka di Kalvari. Meski setiap anggota tubuh ditugaskan untuk berbagi iman dengan orang lain, Allah telah memberi gereja orang-orang khusus-Nya yang secara khusus efektif dalam penginjilan. Para rasul dan para nabi meletakkan dasar dengan mengungkapkan kebenaran Allah; para penginjil selama berabad-abad membangun di atas pondasi itu dengan memenangkan orang-orang kepada Yesus dengan kebenaran itu.
Yesus juga telah memberi tubuh itu gembala-gembala dan guru-guru. Sementara penginjil pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk mengubah manusia kepada Yesus, para gembala dan guru harus tetap di satu tempat untuk memberikan makanan rohani kepada para mualaf dalam iman baru mereka.
Tujuan bersama pelbagai karunia ini—para rasul, para nabi, para nabi, para penginjil, para gembala, dan para guru—dapat diringkas dalam tiga kata: "Memberitakan kebenaran!" Ini harus dijadikan "untuk memperlengkapi orang-orang kudus" (4:12). Tanpa orang-orang ini yang memberitakan Firman, gereja tidak akan pernah mencapai kedewasaannya. Sekarang ini, para penginjil, para gembala, dan para guru tetap penting untuk menyebarkan kebenaran.
Orang-orang ini yang Yesus telah berikan kepada gereja-Nya tidak melakukan seluruh tugas pelayanan. Tugas mereka adalah untuk mengajar orang-orang kudus tentang kehendak Allah sehingga orang-orang kudus itu dapat melakukan pekerjaan gereja. Mereka harus memperlengkapi orang-orang kudus "untuk tugas pelayanan" (4:12a). Mengapakah orang-orang kudus melakukan pelayanan ini? "… untuk membangun tubuh Kristus"(4:12b).
Tujuan Untuk Gereja-Nya (4:13). Kristus memiliki tujuan dalam semua ini. Ia ingin para anggota itu berfungsi dalam kehidupan gereja untuk alasan tertentu. Ketika umat Allah dilatih dengan baik dalam kebenaran-Nya dan kemudian bertindak atas dasar kebenaran itu, tiga hasil terjadi.
- 1. Kesatuan. Tujuan pertama Kristus bagi tubuh adalah kesatuan iman. Paulus sudah menulis bahwa ada "satu iman" (4:5), tetapi tidak semua orang menangkap semua yang tercakup di dalam prinsip itu. Ketika gereja mendengarkan Firman yang diberitakan, ia melangkah semakin dekat untuk mencapai kesatuan berdasarkan pengertian penuh tentang kebenaran mengenai Kristus.
- 2. Kedewasaan. Tujuan kedua adalah memperlengkapi orang-orang kudus sehingga mereka bisa dewasa. Paulus mendefinisikan kedewasaan itu sebagai mencapai "tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus." Orang-orang yang belum dewasa mencari kepentingan diri mereka sendiri. Mereka mencari kebutuhan mereka sendiri. Orang Kristen yang dewasa dalam kebenaran menjadi lebih seperti Kristus. Seorang bayi tidak bisa makan sendiri. Tangan dan mulutnya tidak akan bekerja sama. Ia tidak bisa merangkak atau berjalan karena tangan dan kakinya tidak tahu bagaimana bekerja sama. Dengan berjalannya waktu, tangan, kaki, mulut, dan mata semuanya mulai semakin bisa bekerja sama, sampai akhirnya tubuh itu dewasa dan dapat berfungsi seperti yang Allah rancang. Begitu juga dengan gereja. Ketika setiap anggota menemukan perannya di dalam tubuh itu dan mulai menjalankan fungsinya, melayani orang lain menurut pola kebenaran, ia membantu tubuh itu untuk dewasa.
- 3. Keteguhan. Anak-anak belum punya pengertian. Mereka tidak tahu cara membedakan apa yang baik dari apa yang buruk. Jika orang tua tidak mengawasi anak kecil, anak itu akan memasukkan apa saja yang ia temukan di lantai ke dalam mulutnya. Ia kurang pengertian.
Paulus mengatakan bahwa jemaat Efesus harus jangan menjadi seperti itu: "Akibatnya, kita tidak lagi menjadi anak-anak, yang yang diombang-ambingkan ke sana ke mari oleh gelombang dan dihanyutkan oleh setiap angin pengajaran, oleh tipu daya manusia, oleh kelicikan di dalam rencana yang licik"(4:14). Orang Kristen yang dewasa tidak akan terjebak dalam setiap gerakan keagamaan baru yang muncul. Sebaliknya, mereka akan memiliki keteguhan yang memberi mereka keyakinan untuk berdiri di atas apa yang mereka yakini.
Bagaimanakah sebuah jemaat mendapatkan jenis keteguhan ini? Orang-orang kudus harus diajarkan Firman Allah dan disiapkan untuk tugas pelayanan. Kemudian mereka mempraktikkan pelbagai instruksi yang mereka terima. Hasilnya adalah mereka kokoh dalam keyakinan mereka.
Pertumbuhan Gereja-Nya (4:15, 16). Tubuh bisa tumbuh. Gereja bisa dewasa. Ini terjadi ketika setiap anggota mendengar Firman dan menjalankan fungsinya di dalam tubuh itu, ketika masing-masing anggota melayani anggota lain, memenuhi pekerjaan yang Allah berikan kepada dia. Ketika semua itu terjadi, hasil akhirnya adalah pertumbuhan. Perkembangan rohani akan terjadi dalam kehidupan setiap anggota. Yesus adalah sumber pertumbuhan rohani itu.
Kesimpulan. Pertumbuhan dan kedewasaan tubuh yang Paulus bicarakan di sini tidak terkait dengan peningkatan dalam jumlah. Bagi Paulus, gereja yang sehat, tumbuh adalah gereja di mana setiap petobat terlibat di dalam kehidupan tubuh itu dan menggunakan apa yang ia miliki sesuai dengan kebenaran Allah di dalam kehidupan orang Kristen lainnya. Ketika itu terjadi, iklim rohani itu akan menarik orang non-Kristen dan banyak yang akan diselamatkan, yang ditambahkan kepada gereja oleh Tuhan.
Chris Bullard
SIKAP YANG BERPADANAN (4:1-16)
Di dalam 4:1-16, Paulus menekankan tiga cara jemaat Efesus bisa berjalan dengan cara yang sepadan dengan panggilan mereka. Pedoman yang sama berlaku bagi kita ketika kita berusaha "memelihara kesatuan Roh dalam ikatan perdamaian." Pertama, sikap yang kita miliki terhadap diri kita sendiri—kerendahan hati (4:2). Kedua, sikap yang kita miliki terhadap orang lain—kelembutan, dengan kesabaran, saling, menanggung beban dalam kasih (4:2). Ketiga, sikap kita terhadap Firman Allah—hormat. Kita harus mengakui otoritas Kitab Suci dalam apa yang kita percayai dan praktikkan (4:4-16).
Pasal 4 memberitahu kita cara sukses untuk berjalan secara sepadan dengan panggilan kita. Kita harus menghormati tujuh "pilar kesatuan" (4:4-6) dan memanfaatkan pelbagai karunia yang Kristus telah berikan untuk membantu gereja mencapai "kesatuan iman" (4:7-13). Selanjutnya, kita harus dewasa dalam Firman Allah sehingga kita mengetahui kebenaran (4:14), dan kita harus menyampaikan kebenaran di dalam kasih (4:5). Dengan melakukan peranan kita secara individu, masing-masing dari kita dapat membantu untuk memastikan bahwa tubuh itu, gereja itu, tumbuh seraya ia mendidik "dirinya dalam kasih" (4:16).
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons...
Catatan Akhir:
- 1 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 888.
- 2 Ibid.
- 3 Targum adalah terjemahan dan penjelasan Kitab Suci Ibrani berbahasa Aram untuk orang Yahudi, yang bahasa ibunya tidak lagi bahasa Ibrani. (J. E. H. Thompson, "Targums," in The International Standard Bible Encyclopedia, ed. James Orr [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1939], 5:2910.)
- 4 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 242-43.
- 5 S. D. F. Salmond, "The Epistle to the Ephesians," in The Expositor's Greek Testament, ed. W. Robertson Nicoll (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 3:325.
- 6 Spiros Zodhiates, ed., The Complete Word Study New Testament, 2d ed. (Chattanooga, Tenn.: AMG Publishers, 1991), 907; see also Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 259.
- 7 Lincoln, 247.
- 8 Zodhiates, 891.
- 9 Bullinger, 607.
- 10 Zodhiates, 952.
- 11 Bullinger, 257.
- 12 Ibid., 339.
- 13 Ibid., 246.
- 14 Lincoln, 250.
- 15 Pertimbangkanlah Apolos, Akwila and Priskila, Tikhikus, Epafras, dan Arkiphus (Kisah 18:24-28; Kolose 1:7; 4:7, 12, 17).
- 16 Bullinger, 580.
- 17 Ibid., 244.
- 18 Bauer, 696.
- 19 Bauer, 995.
- 20 Zodhiates, 886.
- 21 Salmond, 336.
- 22 Ibid.
- 23 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 104.
- 24 Lincoln, 262.
- 25 Ibid., 264.
- 26 Henry Clarence Thiessen, Introduction to the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1943), 3.
- 27 E. Earle Ellis, The Old Testament in Early Christianity: Canon and Interpretation in the Light of Modern Research (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1991), 3.
- 28 Ibid., 7.
- 29 Thiessen, 10.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Frank Koch, dikutip oleh Stephen Covey, The 7 Habits of Highly Effective People: Powerful Lessons in Personal Change (New York: Si...
Catatan Akhir:
- 1 Frank Koch, dikutip oleh Stephen Covey, The 7 Habits of Highly Effective People: Powerful Lessons in Personal Change (New York: Simon & Schuster, 1989), 33.
- 2 R. Paul Stevens, Liberating the Laity: Equipping All the Saints for Ministry (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1985), 30.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) BERJALAN DI JALAN YANG BENAR (2:1-10; 4:1, 17; 5:2, 8, 15)
"Berjalan" adalah kiasan bagi hidup. Sebagai orang Kristen, kita harus berhati-h...
BERJALAN DI JALAN YANG BENAR (2:1-10; 4:1, 17; 5:2, 8, 15)
"Berjalan" adalah kiasan bagi hidup. Sebagai orang Kristen, kita harus berhati-hati bagaimana kita berjalan dan dengan siapa kita berjalan.
Kita harus jangan berjalan menurut dunia (2:2a). Mereka yang berjalan menurut dunia adalah sesat; mereka menjadi milik dunia yang sementara ini, dunia yang terasing dari Allah. Mereka adalah bagian dari kerajaan yang menentang Kerajaan Allah.
Kita harus jangan berjalan menurut Iblis (2:2b). Jiwa-jiwa yang sesat sejalan dengan Iblis, "penguasa kekuatan udara" dan "roh yang sekarang sedang bekerja di antara anak-anak ketidaktaatan" Kehidupan mereka diperintah oleh pemberontakan.
Kita harus jangan berjalan menurut hawa nafsu daging (2:3a). Mereka yang sesat hidup menurut hawa nafsu mereka sendiri, ketimbang menurut cara yang Allah ingin mereka hidup dengannya.
Kita harus jangan berjalan sebagai anak-anak yang dimurkai (2:3b). Mereka yang sesat hidup menurut sifat Adam, "sifat manusia" yang berdosa dan menjadi sasaran murka Allah. Roma 1:18 memperingatkan, "Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman."
Kita harus berjalan dengan cara yang sepadan (4:1). Paulus mendesak orang Kristen untuk hidup sesuai "dengan panggilan yang dengannya [kita] telah dipanggil." Kita telah menerima panggilan Allah yang kudus untuk hidup sesuai dengan kasih karunia dan kemuliaan-Nya (lihat 1 Tesalonika 2:12; 2 Timotius 1:9). Kita harus jangan hidup dengan pikiran yang sia-sia (4:17). Orang sesat hidup tanpa arah rohani. Kristus hidup dengan tujuan, dan kita akan diberkati jika kita mengikuti teladan-Nya (lihat 1 Petrus 2:21; 3:9).
Kita harus berjalan dalam kasih (5:2). Allah adalah kasih (1Yohanes 4), dan tujuan terbesar kita adalah mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran kita. Selain itu, kita harus mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri (lihat Matius 22:37-39).
Kita harus berjalan seperti anak-anak terang (5:8). Kita tidak lagi berjalan di dalam "kegelapan," sebab kita sekarang adalah "Terang di dalam Tuhan."
Kita harus berjalan seperti orang berhikmat (5:15, 16). Kita harus menghabiskan hari-hari kita dengan melayani Allah, selagi kita mampu melakukannya (lihat Yohanes 9:4).
KEHIDUPAN YANG DIPENUHI DENGAN ROH (5:18-21)
Di dalam Perjanjian Lama, Allah memiliki bait suci untuk umat-Nya; di dalam Perjanjian Baru, Allah memiliki umat untuk bait suci-Nya. Pada saat lahir barunya (baptisan), setiap orang Kristen menjadi bait suci Allah yang hidup. Pada hari Pentakosta, Petrus berkata, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kita akan menerima karunia Roh Kudus"(Kisah 2:38). Jika kita telah dilahirkan kembali, maka kita menampung satu Pribadi—Roh Kudus Allah. Proses ilahi ini hanya dimulai saat pembaptisan; orang Kristen hidup sehari-hari dengan Roh Allah.
Paulus menasihati jemaat Efesus untuk "dipenuhi dengan Roh" (5:18). Ini bukan pilihan; itu adalah perintah. Dipenuhi dengan Roh bukan sesuatu yang kita lakukan jika kita ingin menjadi super-rohani; itu adalah tanggung jawab setiap anak Allah yang sudah dilahirkan kembali. Kita harus dipenuhi dengan Roh.
Bagaimanakah kita bisa tahu jika kita sedang melaksanakan kewajiban ilahi ini? Apakah tanda-tanda mereka yang secara progresif sedang dipenuhi dengan Roh? Ayat 18 memberi kita perintah, dan ayat-ayat selanjutnya memberi kita tiga ciri-ciri yang mengidentifikasi orang percaya yang dipenuhi dengan Roh. Di dalam teks asli Yunani mereka diperlihatkan sebagai partisip, kata-kata yang menunjukkan tindakan yang berkelanjutan.
Apa sajakah tiga tanda petunjuk tentang kehidupan yang dipenuhi dengan Roh?
"Berkata-kata" Seorang Kepada Yang Lain Dengan Memuja. "Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur dan kidung pujian dan lagu-lagu rohani, bernyanyi dan membuat melodi dengan hatimu kepada Tuhan"(5:19).
Nyanyian kita mencerminkan kasih kita untuk Tuhan Allah; itu adalah ungkapan pemujaan kita. Itu adalah bagian dari ibadah yang penuh sukacita. Sukacita kita akan meluap dalam pujian kepada Allah. Jiwa kita ingin berseru keras dalam pemujaan dan ucapan syukur kepada Allah, Penebus kita.
Paulus mengatakan "berkata-kata" ini akan dilakukan dalam "mazmur dan kidung pujian dan lagu-lagu rohani." Kita harus jangan menekan terlalu jauh perbedaan dalam istilah-istilah itu, namun pasti ada perbedaan tertentu. "Mazmur" adalah mazmur dari Perjanjian Lama, satu-satunya kitab nyanyian gereja mula-mula. Perintah Paulus adalah memuji Allah dengan kitab pujian-Nya sendiri yang terilham. Apapun suasana hati kita, apapun kesedihan atau sukacita kita, apapun masalah kita, kita dapat menemukan mazmur untuk mengungkapkan perasaan kita.
"Kidung pujian" adalah lagu pujian yang diarahkan kepada Allah. Kidung pujian adalah produksi khas Kristen, sedangkan mazmur masuk ke dalam gereja dari agama Yahudi.
"Lagu-lagu rohani" mungkin lagu-lagu yang kurang formal yang mengungkapkan kepercayaan, sukacita, dan ucapan syukur kita. Ini jauh lebih bersifat pribadi dibandingkan kidung pujian dan mazmur yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Kita harus menyanyi dan membuat melodi dengan hati kita kepada Tuhan. Kata Yunani yang diterjemahkan "membuat melodi" sebenarnya berarti menyentuh akord hati ketika kita menyembah. Hati kita adalah sarana untuk memberikan pujian yang murni kepada Allah.
Motif kita untuk ibadah terlihat di dalam kata-kata "kepada Tuhan." Menyanyi bukan untuk meninggikan diri kita sendiri atau untuk melihat bagaimana indahnya kita dapat menyatukan bersama suara kita. Motif utama kita dalam berkata-kata dalam mazmur, kidung pujian, dan lagu-lagu rohani adalah untuk mendatangkan sikap hormat yang murni dan pujian kepada Penebus kita.
"Mengucap Syukur" Kepada Allah Dalam Penghargaan. "Selalulah mengucap syukur untuk segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah, yaitu Bapa" (5:20).
Sebagaimana menyanyi menunjukkan bagaimana kita berhubungan dengan Allah, ucapan syukur mencerminkan bagaimana kita berhubungan dengan keadaan kita. Ketika kita dipenuhi dengan Roh, kita akan bersyukur dalam segala hal.
Jenis ucapan syukur apakah ini? Ini adalah ucapan terima kasih yang arahnya benar: "Mengucap syukur … kepada Allah, yaitu Bapa." Meski beberapa orang berkata, "Saya beruntung hari ini," kita harus memberi pujian kepada Allah. Kita harus bersyukur, "selalu mengucap syukur . . . ."
Paulus melanjutkan, " … untuk segala sesuatu." Kita dapat dengan mudah berterima kasih kepada Allah untuk hal-hal yang baik yang terjadi dalam hidup kita. Bagaimana dengan kesulitan hidup? Kita mungkin tidak mengerti mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi seperti itu, tapi kita masih bisa percaya bahwa entah bagaimana kebaikan dapat timbul dari mereka.
Tundukkanlah Dirimu Seorang Kepada Yang Lain Dalam Hormat. "Tundukkanlah dirimu seorang kepada yang lain dalam hormat untuk Kristus" (5:21; NIV).
"Tunduk" melibatkan hubungan kita dengan satu sama lain. Ketika Paulus menulis, "tunduk" digunakan sebagai istilah militer. Secara harfiah itu berarti orang yang sederajat menempatkan dirinya di bawah orang lain yang sederajat. Itu tidak mengandung konotasi lebih rendah. Allah Anak tunduk kepada Allah Bapa. Ia sepenuhnya sama dengan Allah Bapa, tetapi Ia secara sukarela tunduk.
Para istri harus tunduk kepada suami mereka—tapi itu hanya tampilan luar dari prinsip itu. Mereka bukan satu-satunya yang diajarkan untuk mempraktikkan ketundukan. Ketundukan adalah untuk setiap orang Kristen. Pada tingkatan di mana kita dengan rendah hati tunduk kepada saudara-saudari kita di dalam Kristus, itu adalah tingkatan yang sama yang untuk itu kita dipenuhi dengan Roh. Beberapa saudara goyah dalam kehidupan Kristen mereka karena mereka menuntut hak-hak mereka. Selama seseorang menuntut hak-haknya sendiri, ia tidak dapat berserah kepada kendali Roh. Kita telah mati terhadap diri sendiri (lihat Galatia 2:20). Hak apakah yang orang mati miliki?
Mengapakah orang Kristen bersedia menempatkan dirinya di bawah kuasa orang Kristen lainnya? Untuk melayani dia. Beberapa orang ingin dirinya dipenuhi dengan Roh tetapi tidak ingin mengalami kesulitan dalam membantu orang lain dalam nama Yesus. Paulus berkata, "Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus" (2 Korintus 4:5). Kita harus saling melayani satu sama lain dalam kasih.
Paulus berkata, "Tundukanlah dirimu seorang kepada yang lain dalam hormat untuk Kristus" (NIV). Kita saling menundukkan diri oleh karena Yesus. Ia melayani orang lain; Ia menetapkan pola. Dipenuhi dengan Roh-Nya adalah sama dengan menjadi seperti Dia.
Kesimpulan. Ketika kita dipenuhi dengan Roh, dunia melihat siapa yang yang mendominasi dan menguasai kita. Kita bisa membiarkan mereka melihat ini melalui perkataan, ucapan syukur, dan ketundukan kita.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Diperbaharui Dalam Roh Pikiran (Efesus 4:17-32)
Jika jemaat Efesus harus berjalan secara sepadan dengan panggilan mereka (4:1, 2), maka penting bagi ...
Diperbaharui Dalam Roh Pikiran (Efesus 4:17-32)
Jika jemaat Efesus harus berjalan secara sepadan dengan panggilan mereka (4:1, 2), maka penting bagi mereka untuk bersatu (4:3-6, 13-16). Juga, setiap orang Kristen harus mengalami pembaharuan pikiran secara individu. Di dalam 4:17-32, Paulus memberi mereka petunjuk khusus tentang bagaimana mereka bisa berpaling untuk berjalan di jalan yang benar.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) MENGENAKAN PAKAIAN, GAYA KEBANGKITAN (4:17-32)
Di dalam Yohanes 11, kita belajar bahwa Lazarus, teman tersayang Yesus, telah meninggal. Pada saat Yes...
MENGENAKAN PAKAIAN, GAYA KEBANGKITAN (4:17-32)
Di dalam Yohanes 11, kita belajar bahwa Lazarus, teman tersayang Yesus, telah meninggal. Pada saat Yesus tiba di Betania, Lazarus telah dikuburkan selama empat hari. Ketika Yesus meminta batu penutup digeser dari pintu masuk menuju makam itu, Marta menjawab, "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati" (Yohanes 11: 39b). Yesus bersikeras, dan batu itu menggelinding. Kemudian Ia berseru dengan suara nyaring, "Lazarus, marilah ke luar" (Yohanes 11:43b). Teks itu mengatakan, "Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka:
'Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi'" (Yohanes 11:44). Lazarus tidak lagi berada di bawah kuasa maut, karena ia hidup. Hal pertama yang ia lakukan adalah menyingkirkan kain kafan dari tubuhnya dan memakai pakaian yang pantas bagi orang yang sekarang benar-benar hidup.
Secara analogi, itulah yang Paulus katakan di dalam surat kepada jemaat Efesus. Menurut pasal 2, jemaat Efesus telah mati di hadapan Allah di dalam dosa-dosa mereka, tetapi Ia mengangkat mereka dan memberi mereka hidup baru. Bagaimanakah orang menyingkirkan kain kafan rohani dan berpakaian gaya kebangkitan? Ketika Paulus bicara tentang hal ini, ia melakukannya dalam tiga bagian. 1 Kebobrokan Sebelumnya (4:17-19).
Jadi ini kukatakan, dan menegaskan bersama dengan Tuhan, bahwa kamu jangan lagi berjalan seperti orang non-Yahudi berjalan, dalam kesia-siaan pikiran mereka, karena pengertian mereka digelapkan, maka dikeluarkan dari kehidupan Allah oleh karena kebodohan yang ada pada diri mereka, oleh karena kedegilan hati mereka, dan mereka, setelah menjadi tidak berperasaan, telah menyerahkan diri mereka kepada hawa nafsu untuk praktik setiap jenis kecemaran dengan ketamakan (4: 17-19).
Kita bisa mengganti "Amerika," "Eropa," atau kata lain untuk "orang non-Yahudi" dan percaya bahwa paragraf dari Paulus ini ditulis pagi ini. Itu merupakan gambaran yang sangat jelas mengenai masyarakat yang beragam sekarang ini.
Paulus menggambarkan proses pemikiran orang-orang yang tidak mengenal Yesus: Pemikiran mereka adalah sia-sia, dan kemampuan mereka untuk memahami digelapkan; akibatnya, mereka bodoh. Mereka memiliki pikiran yang kosong, pemahaman yang gelap, dan kebodohan batin. Hasil dari pikiran yang kacau adalah kehidupan yang kacau. Mereka menjadi tidak berperasaan, tidak bermoral, dan punya hawa nafsu yang tak terpuaskan.
Kata kunci di dalam 4: 17-19 adalah "keras." Mereka yang memiliki hati yang keras dipenuhi dengan kebodohan. Mereka menolak untuk mempelajari kebenaran Allah. Kebodohan mereka menyebabkan mereka tidak mampu memahami arti sebenarnya tindakan mereka. Kata Paulus untuk "keras" aslinya berarti sebuah batu yang lebih keras daripada marmer. Kata itu kemudian diadopsi oleh para tabib untuk menggambarkan kerak yang dapat terbentuk di dalam sendi-sendi seseorang, membuat sendi-sendi itu tidak bisa menekuk. Kata itu juga digunakan untuk sejenis kalus yang terbentuk di tempat tulang patah yang kemudian sembuh—formasi yang lebih keras daripada tulang itu sendiri. Akhirnya, kata itu diterapkan kepada hilangnya sensasi. Akhirnya kata itu menggambarkan sesuatu yang sangat keras, sangat membatu, sehingga kehilangan kemampuan untuk merasakan.
Menurut Paulus, ini adalah kondisi orang yang terpisah dari Allah. Dosa membatukan hatinya, membuat dia tidak peka terhadap nilai-nilai yang nyata. Ia meninggalkan standar obyektif kebenaran dan menetapkan standar palsu miliknya sendiri tentang benar dan salah. Hasilnya adalah gaya hidup yang dengan congkaknya menampilkan kebobrokan, seolah-olah itu merupakan pola perilaku normal. Tidak ada lagi rasa malu, dan kesopanan dilupakan. Dalam keadaan seperti itu, orang itu dikendalikan oleh keinginannya sendiri; ia tidak peduli nyawa siapa yang ia sakiti atau orang tak bersalah yang ia hancurkan, selama keinginannya sendiri terpuaskan.
Sebelum kita bertemu Yesus, kita terjebak di dalam kebobrokan lama itu, dan pemikiran kita kacau. Beberapa dari kita berbohong atau menipu atau mencuri. Banyak yang bermuka dua dan bergosip. Mungkin kita mengambil keuntungan dari orang-orang dan melakukan apa pun yang perlu untuk mendaki tangga kesuksesan. Sekarang semua itu telah berubah.
2. Penciptaan Baru (4:20-24). Melalui pembaharuan rohani yang terjadi di dalam Kristus, kita menanggalkan pakaian kematian dan mengenakan pakaian gaya hidup yang sudah dibangkitkan. Ada empat sifat yang menandai orang-orang di dalam proses tersebut.
Kita berubah dari mementingkan diri sendiri kepada berpusat pada Kristus (4:20). Apakah artinya mengenal Kristus? Itu berarti menerima Dia dan semua tentang Dia. Kita tidak lagi mengejar keinginan dan hasrat pribadi. Sebaliknya, kita sedang mengenal Yesus—apa yang Ia inginkan, apa yang Ia kasihi, apa yang Ia inginkan. Pusat kehidupan tidak lagi diri sendiri, tetapi Kristus.
Kita juga mengganti kebodohan dengan kebenaran (4:21). Jika kita mengenal Yesus, kita tahu apa yang benar. Yesus memberitahu orang Yahudi: "… Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku … kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu" (Yohanes 8:31, 32). Kebenaran adalah jalan keluar kita dari kebobrokan. Kebenaran membantu kita untuk melihat sistem dunia yang sebenarnya dan membuat penilaian yang tepat. Yesus adalah kebenaran; mengenal Dia adalah menemukan standar yang kokoh, tak berubah untuk hidup.
Kita berubah dari tidak tahu malu kepada kemurnian (4:22). Sebelumnya, kita tidak peka terhadap dosa. Di dalam Yesus kita telah dibuat super-sensitif terhadap dosa dan menghindari dosa dengan segala cara.Kemurnian hidup merupakan perhatian utama bagi orang yang menjadi ciptaan baru.
Adalah memungkinkan untuk kehilangan kesadaran kita terhadap dosa dan motivasi kita untuk hidup murni. Jika kita tetap pergi ke tempat yang sama, bergaul dengan orang yang sama, dan berpartisipasi dalam kegiatan yang sama yang menandai kehidupan kita sebelum mengenal Yesus, kita akan kehilangan kepekaan kita terhadap dosa. Jika itu terjadi, kita akan kehilangan gairah untuk hidup benar.
Allah ingin kita merasa ngeri terhadap dosa. Kita harus malu terhadap gaya hidup lama kita. Jika kita tetap melingkari diri kita dengan apa yang penuh dosa, maka kita akan kehilangan katalis yang Allah berikan untuk mendorong kita menjalani kehidupan yang untuknya kita telah dipanggil untuk hidup di dalam Kristus.
Kita tidak lagi memiliki pikiran yang terkutuk; sebaliknya, kita memiliki pikiran yang diperbaharui (4:23). Perubahan hidup dimulai dengan perubahan pikiran. Untuk memulai yang baru, kita harus pertama-tama berpikir baru. Paulus memberitahu jemaat Roma, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna" (Roma 12:2).
Bagaimanakah kita mengubah pikiran kita? Kemampuan untuk mulai memikirkan pikiran-pikiran yang saleh datang melalui pengetahuan. Di dalam Kolose 3:10, Paulus menulis, "Dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya."
Kita menjadi orang Kristen yang disegarkan kembali, bersemangat, dan produktif melalui pengetahuan, bukan perasaan. Pengetahuan datang melalui Firman Allah. Dengan menjenuhkan pikiran kita dengan firman-Nya, kita akan mulai memikirkan pikiran-pikiran yang saleh. Itu akan mempengaruhi cara hidup kita. Kita akan "mengenakan manusia baru, yang dalam keserupaaan dengan Allah telah diciptakan dalam kebenaran dan kekudusan dari kebenaran" (4:24).
3. Perilaku Sekarang (4:25-29). Jika kita harus menyingkirkan kain kafan rohani kita dan mengenakan pakaian baru kebenaran dan kekudusan sejati, apakah itu artinya secara praktis? Paulus memberikan beberapa contoh bagaimana perilaku kita berubah ketika kita melihat kepada Yesus untuk pembaharuan.
Kebenaran menggantikan ketidakjujuran (4:25). Manusia tergoda untuk berbohong untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, tetapi kita harus jangan melakukannya lagi. Berbohong harus jangan nmenjadi bagian kehidupan kita sebagai orang Kristen. Yang Paulus maksudkan adalah segala macam kebohongan, termasuk memutarbalik kebenaran, melebih-lebihkan, menyontek di sekolah atau bisnis, ingkar janji, mencari-cari dalih, dan tidak berkata jujur tentang pekerjaan atau produk kita.
Cara membunuh kebohongan adalah dengan bicara benar. Di manapun kita, kita harus mengatakan kebenaran. Selanjutnya, kita harus mengatakan kebenaran di dalam kasih (lihat 4:15). Itu bukan hanya apa yang kita katakan, tetapi juga bagaimana kita mengatakan sesuatu, yang menandai kita sebagai ciptaan baru. Kebenaran yang kita katakan harus dimotivasi oleh kasih kita bagi mereka yang kita ajak bicara.
Apakah motivasi kita untuk menjadi orang benar? "Karena kita sesama anggota." Kesulitan apakah yang kita akan alami jika otak kita berbohong kepada tangan kita tentang lokasi mulut kita. Mencoba makan akan menjadi bencana. Tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik kecuali setiap anggotanya berkata benar dengan bagian lainnya.
Emosi tak terkendali diganti dengan emosi yang terkendali (4:26, 27). Karena marah adalah emosi yang diberikan oleh Allah, maka marah tidaklah salah. Bahkan Yesus pernah marah pada suatu kesempatan (lihat Markus 3:5). Yang salah adalah kita melakukan apa yang sering dicetuskan oleh kemarahan.
Koran memuat kisah-kisah tentang pertengkaran rumah tangga, penembakan, dan kekerasan lainnya. Emosi murka yang di luar kendali.
Paulus berkata kita tidak boleh bertindak seperti itu. Bahkan dalam marah, kita harus jangan berbuat dosa. Kita harus mengendalikan emosi kita. Jika seseorang telah membuat kita marah, kita harus segera menyelesaikannya hari itu juga, dengan cara yang tenang. Kita tidak boleh membiarkan amarah menumpuk atau bernanah hari demi hari. Jika kita lakukan itu, kita bisa menemukan diri kita berperilaku dengan cara yang salah. Sebaliknya, ketika kita pertama kali marah dengan orang lain, kita harus mendatangi saudara atau saudari itu dalam kasih dan menangani penyebab kejengkelan itu. Jika kita gagal melakukan itu, kita memberi Iblis pijakan dalam hidup kita. Pada waktunya ia dapat menghancurkan kita lewat kemarahan.
Kerajinan menggantikan mencuri (4:28). Paulus bicara secara umum tentang mencuri, tapi kita bisa memberikan beberapa yang spesifik. Orang Kristen harus jangan mencuri mobil atau sejumput anggur di pasar. Sebagai anggota tubuh Kristus, kita tidak boleh memalsukan catatan atau menolak membayar hutang. Kita harus jangan menerima uang kembalian yang kelebihan ketika kita membeli sesuatu; jika kita menerima lebih, kita harus memperbaiki kesalahan itu. Apakah masalahnya pencurian atau pencurian kecil-kecilan, Paulus memberikan satu jawaban: "Jangan mencuri."
Kata-kata yang baik menggantikan kata-kata yang kotor (4:29). Sebagai ciptaan baru, kita juga harus mengubah cara bicara kita. Cara tercepat untuk membiarkan dunia tahu bahwa kita tidak lagi bagian dari kebobrokan lama adalah dengan membersihkan mulut kita. Paulus berkata, "Jangan biarkan perkataan kotor [harfiahnya, "busuk"] keluar dari mulutmu." Kita harus menghindari kata-kata mengutuk, gosip, fitnah, dan lelucon yang tidak pantas. Kita harus menyingkirkan setiap hal negatif yang kita gunakan dengan mulut kita dan menukar perkataan kotor itu dengan kata-kata yang mendorong dan membangun orang lain—kata-kata yang mencerminkan Kristus.
Kesimpulan. Efesus 4:30 mengatakan, "Janganlah mendukakan Roh Kudus Allah, yang dengan siapa kamu dimeteraikan untuk hari penebusan." Pada hari kita dilahirkan kembali, Allah menandai kita dengan meterai yang menunjukkan kita adalah milik-Nya: Roh Kudus (lihat 1:13, 14). Ketika Ia menetap di dalam diri kita, kita bisa membuat Dia bersukacita atau frustasi. Bagaimanakah kita memastikan bahwa kita tidak membuat Dia berduka? "Biarlah segala kepahitan dan kemurkaan dan kemarahan dan pertikaian dan fitnah dibuang dari antara kamu, bersama dengan segala kejahatan. Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, berhati lembut, saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus juga telah mengampuni kamu"(4:31, 32).
Saat kita membalut diri kita dengan sikap dan perbuatan orang yang belum ditebus, kita mendukakan Roh yang telah memanggil kita kepada gaya hidup yang lebih mulia. Saat kita menukar pakaian orang mati secara rohani dengan pakaian kebenaran, maka kita secara tepat mengenakan pakaian, gaya kebangkitan. Itu mendatangkan sukacita kepada Roh, yang telah memberi kita hidup baru di dalam Kristus.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 277.
2 Spiros Zodhiates, ed., The Co...
Catatan Akhir:
- 1 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 277.
- 2 Spiros Zodhiates, ed., The Complete Word Study New Testament, 2d ed. (Chattanooga, Tenn.: AMG Publishers, 1991), 953-54.
- 3 S. D. F. Salmond, "The Epistle to the Ephesians," in The Expositor's Greek Testament, ed. W. Robertson Nicoll (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 3:340.
- 4 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 508.
- 5 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 107.
- 6 Salmond, 340.
- 7 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 169, 111.
- 8 Lincoln, 280.
- 9 Wuest, 109.
- 10 Lincoln, 284.
- 11 Wuest, 110.
- 12 Ibid.
- 13 Zodhiates, 869, 866.
- 14 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 499.
- 15 Wuest, 111.
- 16 Salmond, 345.
- 17 Wuest, 112.
- 18 Lincoln, 302.
- 19 Disadur dari Wuest, 114-15.
- 20 Zodhiates, 867.
- 21 Lincoln, 304.
- 22 Salmond, 347.
- 23 Ibid.
- 24 Lincoln, 306.
- 25 Bauer, 604.
- 26 Pelbagai definisi ini di dalam Lincoln, 308-9; Wuest, 117.
- 27 Zodhiates, 882.
- 28 Bullinger, 431.
- 29 Wuest, 117.
- 30 Bauer, 413.
- 31 Ibid., 938.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 "Best & Worst Dressed: 1994," People Weekly (19 September 1994): 58-117.
2 John MacArthur, Jr., Ephesians , The M...
Catatan Akhir:
- 1 "Best & Worst Dressed: 1994," People Weekly (19 September 1994): 58-117.
- 2 John MacArthur, Jr., Ephesians , The MacArthur New Testament Commentary (Chicago, Ill.: Moody Press, 1986), 170.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Clarence E. Macartney, comp., Macartney's Illustrations (Nashville, Tenn.: Abingdon Press, 1945), 20-21.
2 Mark P. Cosgrov...
Catatan Akhir:
- 1 Clarence E. Macartney, comp., Macartney's Illustrations (Nashville, Tenn.: Abingdon Press, 1945), 20-21.
- 2 Mark P. Cosgrove, Counseling for Anger, Resources for Christian Counseling, gen. ed. Gary R. Collins (Dallas: Word Publishing, 1988), 62-63.
- 3 Ibid., 64.
- 4 Ibid., 97.
- 5 Paul Faulkner, Making Things Right When Things Go Wrong: Ten Proven Ways to Put Your Life in Order (Dallas: Word Publishing, 1986), 143.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah
agar "Seluruh alam, baik
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (Ef 1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Allah supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus.
Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya, bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah itu dijamin oleh Roh Allah. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada para pembacanya supaya mereka hidup rukun agar kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana.
Untuk menunjukkan bahwa umat Allah sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
Isi
- Pendahuluan
Ef 1:1-2 - Kristus dengan gereja-Nya
Ef 1:3-3:21 - Kehidupan yang baru sebagai orang Kristen
Ef 4:1-6:20 - Penutup
Ef 6:21-24
Ajaran: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh
Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah orang-orang pilihan Allah, atau kelompok orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Efesus. (Dan juga jemaat-jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Efesus terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian tentang arti Gereja yang benar.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Efesus
Pasal 1-3 (Ef 1:1-3:21).
Pengajaran tentang keselamatan orang-orang percaya
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa keselamatan orang-orang percaya sudah berada dalam rencana Allah, yaitu terhadap orang-orang yang dipilih-Nya dan orang-orang yang mau menerima anugerah-Nya di dalam Kristus dengan iman.
Pendalaman
Pasal 4-6 (Ef 4:6-6:9).
Pengajaran tentang kesatuan orang percaya dan cara-cara kehidupan sebagai orang percaya
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa setiap orang percaya sudah menjadi saudara karena dipersatukan di dalam Tuhan Yesus. Juga Paulus menjelaskan bagaimana orang-orang Kristen harus hidup di dalam gereja, keluarga dan masyarakat.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ef 4:2-3,25-26,28-29,31-32. _Tanyakan_: Apakah yang harus dilakukan oleh orang percaya menurut nats ini?
- Bacalah pasal Ef 5:8-21. _Tanyakan_: Apakah yang membuktikan bahwa saudara anak-anak terang?
Pasal 6 (Ef 6:10-24). Pengajaran tentang perlengkapan rohani orang Kristen dalam mengikut Yesus
Pendalaman
- Mengapakah orang Kristen perlu menggunakan perlengkapan rohani yan Allah berikan?
- Siapakah musuh-musuh orang Kristen?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Efesus, jelaslah kita lihat bahwa orang-orang percaya adalah Gereja yang disebut juga Tubuh Kristus. Dan melalui Kitab ini juga dijelaskan tentang cara-cara kehidupan Gereja itu.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menjadi penulis Kitab Efesus?
- Siapakah yang dikatakan sebagai orang-orang percaya?
- Mengapakah orang (manusia) tidak bisa menyelamatkan dirinya dengan usah atau perbuatannya?
Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untu
Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?
Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untuk gereja di Efesus saja. Surat ini mungkin semacam surat edaran yang ditulis untuk digunakan oleh berbagai kelompok Kristen di daerah Efesus dan sekitamya. Apa yang ditulis Paulus dalam surat ini dapat diterapkan oleh umat Allah pada umumnya dan tidak ditujukan untuk suatu gereja tertentu. Tidak ada salam pribadi. Mungkin surat ini sebenarnya yang dimaksud oleh Rasul Paulus dalam Kolose 4:16 sebagai 'surat dari Laodikia'. Tikhikus dipercayakan untuk menyampaikan surat ini kepada alamat yang dituju. (Efe 6:21, 22). Surat ini, seperti surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi dan Kolose, ditulis dari dalam penjara dan tema utamanya ialah sifat, ciri-ciri dan tujuan dari gereja Kristen, yaitu terciptanya apa yang disebut 'masyarakat Allah yang baru'.
GEREJA DI EFESUS.
Paulus tinggal di Efesus selama 3 tahun (Kis 19:8, 10; 20:31). Efesus merupakan suatu kota yang banyak menyediakan sarana untuk penyembahan berhala. Kuil Dewi Diana (Artemis) terletak di kota itu. Di sana banyak terdapat orang-orang yang mempraktekkan ilmu sihir. Namun, waktu kita membaca surat ini kita tidak perlu mengetahui latar belakang gereja yang menjadi tujuan surat ini, karena isinya bersifat umum.
PESAN.
Surat ini tidak berhubungan dengan masalah-masalah yang khusus, tetapi tujuannya adalah untuk meninggikan nama Yesus Kristus dan untuk menunjukkan pentingnya gereja Kristen sebagai alat Allah di dunia ini. Seperti halnya dengan surat-surat Paulus lainnya, doktrin yang diberikan disusul dengan penerapan praktis. Iman Kristen dan kehidupan Kristen harus berjalan secara seimbang. Surat ini ditutup dengan peringatan bahwa Kristen selalu berada dalam konflik yang terus-menerus dengan setan dan kuasa kejahatan, tetapi Allah telah memberikan senjata yang diperlukan untuk memampukan Kristen bertahan dalam menghadapi semua serangan musuh.
Pesan
1. Warisan kekayaan untuk dinikmati.o Tiga Pribadi Keallahan yang berperan dalam penyelamatan kita:
- Allah Bapa. Efe 1:4-6
- Allah Putra. Efe 1:7-12
- Allah Roh Kudus. 1: 13, 14
o Perhatikan permohonan doa Paulus bagi orang-orang Efesus
- untuk penerangan guna mengetahui sampai seberapa luas warisan kita. Efe 1:17-19
- untuk kuasa guna mengetahui sampai seberapa besar keagungan Allah. Efe 1:19-21
2. Kasih karunia dan damai sejahtera untuk dialami.
o Dari keadaan apa kita diselamatkan. Efe 2:1-3, 11, 12
o Oleh siapa kita diselamatkan. Efe 2:4-9, 13-18
o Untuk apa kita diselamatkan. 2:10, 19-22
3. Sumber-sumber rohani untuk dijajaki.
o Kekayaan yang tidak dapat dicari. Efe 3:8-13
o Kekuatan Ilahi. Efe 3:14-21
4. Persatuan rohani yang harus dipelihara.
o Sikap yang benar itu penting. Efe 4:1-3
o Dasar yang sama itu penting. Efe 4:4-6
o Persatuan dalam keanekaragaman harus dihadapi. 4:11
o Kedewasaan Kristen diharapkan. 4:13
5. Hubungan harmonis yang harus diusahakan.
o Terang sebagai ganti kegelapan. Efe 5:3-6
o Hikmat sebagai ganti kebodohan. Efe 5:15-17
o Kerohanian sebagai ganti hawa nafsu.Efe 5:18-20
o Kepatuhan sebagai ganti perdebatan.Efe 5:21-33
6. Senjata rohani untuk dipakai.
o Musuh yang kita hadapi. Efe 6:10-12
o Perlengkapan senjata yang kita punyai.Efe 6:13-20
Penerapan
Efesus mengajar kita tentang:
1. Betapa murah hati Allah
o dalam memberi kita seorang Penyelamat
o dalam mengirim kepada kita Roh Kudus
o dalam memberi jaminan kepada kita rumah surgawi
2. Betapa besar hak kita
untuk menjadi anggota keluarga Allah untuk mendapat bagian dalam Kerajaan Allah
3. Betapa kita perlu tenggang rasa
o dalam sikap kita terhadap orang lain
o dalam hubungan kita dengan orang lain
4. Betapa praktisnya kekristenan dalam hal
o perkawinan
o kedudukan sebagai orang-tua
o pekerjaan
5. Betapa nyatanya setan dalam
o pengaruhnya
o kegiatannya
6. Bagaimana kita perlu bersiap-siap
o dengan perlengkapan senjata Allah
o dengan doa
Tema-tema Kunci
1. Kasih karunia.
Kasih karunia merupakan kata kunci dalam Alkitab, sebab hal itu memperlihatkan sifat Allah yang memungkinkan adanya keselamatan bagi kita. Oleh karena dosa manusia, jika tidak ada kasih karunia, tidak akan ada pengharapan. Kasih karunia berarti hadiah yang diberikan cuma-cuma. Respons manusia terhadap kasih karunia ialah iman, tetapi ini pun diberikan oleh Allah kepada kita. Lihatlah khususnya Efe 2:1-10. Perhatikan bahwa kasih karunia selalu dipertentangkan dengan hukum Taurat (Rom 6:14). Pembenaran dimungkinkan oleh dua alasan, yaitu kasih karunia Allah (Rom 3:24) dan kematian Kristus (Rom 5:9).
2. Keesaan.
Paulus telah menjelaskan bahwa umat Allah di bawah perjanjian baru mengikutsertakan baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, dan sekarang ia menekankan perlunya kita memelihara keesaan sejati ini. Sebagai Kristen kita tidak dapat menciptakan keesaan oleh karena hal ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi kita diminta untuk memeliharanya. Kesatuan yang kita punyai tidaklah sama dengan keseragaman. Ada keanekaragaman karunia di antara umat Allah, tetapi hanya ada satu dasar kesatuan. Lihat juga pada perikop lain yang terbaik yang menekankan pentingnya kesatuan - Yohanes pasal 17.
3. Hubungan.
Kita tidak hidup di dalam suatu ruangan hampa, tetapi di dalam serentetan hubungan - di dalam rumah, dalam pekerjaan, di dalam gereja dan di dalam masyarakat pada umumnya. Iman Kristen kita terutama menyangkut hubungan-hubungan tersebut. Kita sering menemukan bahwa pada suatu saat, standar kehidupan menurut ajaran Alkitab bertentangan dengan standar kehidupan yang sementara ini diterima dalam masyarakat. Dalam kasus seperti itu kita harus lebih menaati Allah daripada manusia. Bandingkan perikop dalam Efesus tentang masalah ini dengan ayat-ayat yang serupa dalam Kolose. Juga perhatikan bagaimana dalam memilih pemimpin Kristen, masalah hubungan kekeluargaan sangat mendapat perhatian (1Tim 3:1-5; Tit 1:6-8).
4. Konflik.
Paulus menyebut seorang Kristen sebagai prajurit (2 Tim. 2:3, 4). Baginya selalu berlangsung peperangan, dan Kristen benar-benar terlibat di dalamnya. Alkitab tidak pernah meragukan keberadaan setan. Setan begitu nyata dalam pengalaman Tuhan Yesus,dan nyata juga bagi para murid.Dalam Efesus Paulus mengingatkan kita tentang kecerdikan musuh itu.Kita tidak dapat menghadapinya tanpa senjata atau tanpa perlindungan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan Iblis yang ditunjukkan oleh Kristus - Matius 4:1-11; 12:24; 13:39; 25:41; Lukas 8:12; 10:18; Yohanes 8:44.
Garis Besar Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) [1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2
[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:
[1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:22
Efe 1:3-6 | Dipilih untuk suatu maksud |
Efe 1:7-14 | Diselamatkan untuk suatu maksud |
Efe 1:15-23 | Diterangi untuk suatu maksud |
Efe 2:1-10 | Dihidupkan untuk suatu maksud |
Efe 2:11-22 | Didamaikan untuk suatu maksud |
[3] SUATU MISTERI YANG DISINGKAPKAN Efe 3:1-21
Efe 3:1-6 | Orang-orang yang bukan Yahudi juga diikutsertakan |
Efe 3:7-12 | Pelayanan Paulus yang strategis |
Efe 3:13-21 | Pengertian penuh sangat penting |
[4] SIFAT GEREJA Efe 4:1-32
Efe 4:1-6 | Dipersatukan di dalam Roh |
Efe 4:7-12 | Diberkati dengan karunia-karunia Roh |
Efe 4:13-16 | Diperlengkapi untuk bertumbuh |
Efe 4:17-24 | Diperbarui ciri-cirinya |
Efe 4:25-32 | Diubahkan penampilannya |
[5] CIRI-CIRI, TINGKAH LAKU DAN KONFLIK KRISTEN Efe 5:1-6:24
Efe 5:1-20 | Mengikut Kristus |
Efe 5:21-6:9 | Hidup dengan sesama |
Efe 6:10-24 | Menghadapi musuh |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi